Update Corona di Aceh
Data Kasus Corona Aceh Meragukan, Koalisi NGO HAM: Kita bukan tidak Terpapar, Tapi tidak Diperiksa
Alat pemeriksaan adalah pintu utama untuk membuat terang ketidakpastian tentang Covid-19 di Aceh. Pemerintah Aceh harus proaktif meminta ke pusat
Data Kasus Corona Aceh Meragukan, Koalisi NGO HAM: Kita bukan tidak Terpapar, Tapi tidak Diperiksa
Laporan Yocerizal | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Koalisi NGO HAM Aceh meragukan data kasus Covid-19 (Corona) di Aceh. Lembaga tersebut menduga, kasus infeksi wabah sebenarnya lebih banyak dari yang dilaporkan.
Untuk diketahui, hingga Senin (6/4/2020) pukul 16.00 WIB, data orang dalam pemantauan (ODP) tercatat sebanyak 1.239. Dari jumlah itu, 532 orang selesai pemantauan dan 707 lainnya masih dalam proses pemantauan.
Sementara jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 55 orang. Tujuh di antaranya masih di rawat, 46 orang sudah dinyatakan sehat dan dua orang meninggal dunia.
Sedangkan jumlah pasien yang terkonfirmasi positif masih belum mengalami penambahan, yakni berjumlah lima orang, dimana dari jumlah itu sebanyak satu orang masih dirawat, tiga sembuh, dan satu orang meninggal dunia.
Direktur Koalisi NGO HAM Aceh, Zulfikar Muhammad, kepada Serambinews.com mengaku sangat meragukan data yang dihimpun Pemerintah Aceh tersebut.
“Kita bukan tidak terpapar, tapi tidak ada pemeriksaan. Data PDP itu error-nya tinggi,” tuding Zulfikar.
• 230 Warga Kecamatan Pidie Pulang dari Zona Merah, Puskesmas tak Boleh Keluarkan Surat Kir
• Perantau yang Pulang dari Luar di Aceh Utara Terus Bertambah
• Update Corona di Aceh: 1.239 Orang Dalam Pemantauan, 55 Dalam Pengawasan, 5 Orang Positif
Ia tidak mengharapkan ada penambahan kasus Corona di Aceh, tetapi melihat penanganan yang dilakukan, ia menduga jumlah masyarakat yang terpapar Covid-19 sebenarnya lebih besar.
“Contohnya hingga saat ini kita belum melihat upaya penanganan serius terhadap ODP yang baru tiba dari daerah atau negara lain. Itu jumlahnya sangat banyak sekali,” ujar Zulfikar.
Selain itu, lalulintas keluar masuk Aceh juga masih sangat bebas, baik itu melalui pintu masuk laut, darat, maupun udara.
“Seharusnya, jika pun pintu masuk ke Aceh tidak ditutup, mereka yang masuk itu harus dikarantina terlebih dahulu sesuai dengan standar kesehatan,” imbuhnya.
Nah salah satu cara untuk melihat sejauh mana masyarakat Aceh terpapar Corona adalah dengan melakukan pemeriksaan swab tes (PCR/Polymerase Chain Reaction) di Laboratorium Balitbangkes RI, Lambaro.
Menurut Zulfikar, kebutuhan alat tersebut sudah sangat mendesak karena Aceh mulai memasuki perubahan musim, yang biasanya disertai dengan maraknya penyakit flu, batuk, demam, dan sesak nafas.
• Aceh Tamiang Butuh Seribu Rapid Test untuk Awasi Pendatang dari Luar Negeri
• Aceh Tamiang Kesulitan Awasi Perbatasan, Tiap Hari Ribuan Orang Keluar Masuk
• Pulang dari Jakarta, Delapan Pemuda Isolasi Diri dalam Tenda di Hutan Jalin, Aceh Besar
Penyakit-penyakit tersebut lanjut dia, mirip dengan gejala infeksi Covid-19, dengan usia paling rentan adalah anak-anak dan lansia.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/forum-prb-aceh-zulfikar-muhammad.jpg)