Virus Corona Serang Dunia

Cerita Pasien Positif Corona Tanpa Gejala, Mental Terguncang Setiap Kali Pintu Ruang Isolasi Dikunci

Dengan persepsi sebagai pasien Covid-19 bahkan tanpa gejala apapun, dirinya merasakan tekanan mental yang luar biasa.

Editor: Zaenal
ANTARA FOTO/Septianda Perdana
FOTO ILUSTRASI - Petugas medis membawa seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terduga COVID-19 di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik Medan, Sumatera Utara, Rabu (18/3/2020). 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Virus corona tak henti-hentinya menyerang siapapun.

Hingga Rabu (8/4/2020), virus mematikan ini telah menjangkiti lebih dari 1.4 juta penduduk dunia dan merenggut lebih dari 82 ribu nyawa manusia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan virus itu sebagai pandemi global.

Banyak kisah yang mengharukan di balik wabah virus corona ini.

Seorang pasien virus corona tanpa gejala menceritakan pengalaman yang ia rasakan.

“Pedih!”, itulah kata-kata yang mungkin menggambarkan perasaan Saiful Azam, sebagai pasien corona tanpa gelaja.

Selama 14 hari dirinya di isolasi di Rumah Sakit Sungai Buloh (HSB).

“14 hari saya habiskan di ruang isolasi 30 di HSB, itu benar-benar menguji ketahanan pikiran dan hati saya,” kata Azam, dikutip Serambinews.com dari My Metro, Rabu (8/4/2020).

Dengan persepsi sebagai pasien Covid-19 bahkan tanpa gejala apapun, dirinya merasakan tekanan mental yang luar biasa.

Tekanan itu menjadi lebih kuat lagi ketika dipaksa untuk menjauh dari anak-anak dan istri.

“Aku tidak yakin apakah mereka cukup makan dan minum di rumah,” kata Azam.

Dari 1,2 Juta WNI di Malaysia Hanya 44.650 yang Pulang, Demokrat Minta Pemerintah Lakukan Evakuasi

Nasib TKI Ilegal di Malaysia karena Kebijakan Lockdown, Terpaksa Jadikan Tikus Sebagai Makanan

Perasaan di hatinya bertambah buruk ketika melihat pasien-pasien lain sudah dibebaskan dari 'penjara' ini setiap harinya.

Azam terus menghitung hari-hari mendatang seolah-olah itu tidak pernah berakhir.

Penderitaan mentalnya semakin bertambah setiap kali mendengar suara pintu ruang isolasi yang dikunci.

“Terkadang terlintas dalam pikiran saya untuk melompat dan melarikan diri dari pengepungan ini, tetapi ketika kita memikirkan konsekuensinya, rencana itu terpaksa harus saya buang jauh-jauh,” ungkap Azam.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved