Hujan Meteor

Awal Ramadhan Tahun Ini Disambut Hujan Meteor, Simak Penjelasannya

Selama bulan April 2020 ini akan ada beberapa fenomena astronomi, seperti supermoon dan hujan meteor.

Editor: Taufik Hidayat
popsci.com
Ilustrasi hujan meteor. 

Laporan Syamsul Azman

SERAMBINEWS.COM - Awal Ramadhan atau 1 Ramadhan 1441 H  tahun ini bertetapan dengan tanggal 23 April 2020. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis penentuan awal Ramadhan tahun ini pada hari Kamis (9/4/2020). 

Informasi terkait hal ini disampaikan melalui siaran pers dari website bmkg.go.id. Sebagai institusi pemerintah salah satu tupoksi BMKG adalah memberikan pelayanan data tanda waktu dalam penentuan awal bulan Hijriah. 

Untuk itu, BMKG menyampaikan informasi Hilal saat Matahari terbenam, pada hari Kamis, tanggal 23 April 2020 M sebagai penentu awal bulan Ramadlan 1441 H.

Seperti yang diketahui keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi, dan Bumi dengan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan manusia untuk mengetahui penentuan waktu. 

Penentuan awal bulan Hijriah ini sangat penting bagi umat Islam dalam penentuan awal tahun baru Hijriah, awal bulan Ramadlan, hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha.

Secara astronomis pelaksanaan rukyat Hilal penentu awal bulan Ramadlan 1441 H bagi yang menerapkan rukyat dalam penentuannya adalah setelah Matahari terbenam tanggal 23 April 2020. 

Sementara bagi yang menerapkan hisab dalam penentuan awal bulan Ramadlan 1441 H, perlu diperhitungkan kriteria-kriteria hisab saat Matahari terbenam tanggal 23 April 2020 tersebut.

Fenomena Astronomi 

Selama bulan April 2020 ini akan ada beberapa fenomena astronomi, hal tersebut disampaikan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan RI). 

Lapan RI menyampaikan melalui akun intagram resminya @lapan_ri, akun yang telah diverifikasi atau bercentang biru tersebut menjelaskan mengenai kalender astronomi April 2020. 

“Selama bulan April akan ada beberapa Fenomena Astronomi yang akan terjadi,” jelasnya pada akun bercentang biru itu. 

Lalu, apa saja yang akan terjadi pada bulan April 2020 ini? simak penjelasannya. 

8 April 2020 

Bulan Purnama, Supermoon

Bulan akan terletak di belakang bumi bila dilihat dari matahari dan wajahnya akan sepenuhnya diterangi cahaya matahari. 

Fase ini terjadi pada pukul 09:35 WIB. Jarak Bumi dengan Bulan adalah 357.035 Km (0,997 x jarak rata-rata bumi bulan) dengan ukuran diameter mencapai 33.47 menit busur. 

Bulan purnama ini dikenal oleh suku-suku asli Amerika awal sebagai Bulan Purnama Penuh karena itu menandai munculnya lumut merah muda, atau phlox tanah liar, yang merupakan salah satu bunga musim semi pertama. 

Bulan ini juga dikenal sebagai Sprouting Grass Moon, The Growing Moon, dan Egg Egg. Banyak suku pesisir menyebutnya Bulan Ikan Purnama karena ini adalah waktu dimana ikan salmon berenang ke hulu untuk bertelur. 

Ini juga yang ketiga dari empat Supermoon untuk tahun 2020. 

Bulan akan berada pada posisi terdekatnya dari Bumi dan mungkin terlihat sedikit lebih besar dan lebih terang dari biasanya. 

22 April 2020

Hujan Meteor Lyrids 

Lyrids adalah hujan meteor biasanya menghasilkan sekitar 20 meteor/ jam pada saat puncak. Ini diproduksi oleh partikel debu yang ditinggalkan oleh komet C / 1861G1 Thatcher, yang ditemukan pada tahun 1861. 

ujan meteor ini berlangsung setiap tahun mulai 16-25 April. Puncak tahun ini pada malam malam tanggal 22 dan pagi tanggal 23. 

Meteor ini kadang-kadang dapat menghasilkan jejak debu cerah yang bertahan selama beberapa detik. Bulan yang hampir baru akan memastikan langit gelap untuk pertunjukan yang baik tahun ini. 

Tampilan terbaik akan berasal dari lokasi yang gelap setelah tengah malam. Radiant hujan meteor ini adalah konstelasi Lyra, tetapi dapat muncul di mana saja di langit. 

23 April 2020  

Bulan akan terletak di sisi bumi yang sama dengan Matahari dan tidak akan terlihat di langit malam. 

Fase ini terjadi pada 02:27 UTC. 

Ini adalah waktu terbaik dalam sebulan untuk mengamati benda-benda redup seperti galaksi dan gugusan bintang karena tidak ada cahaya bulan yang menganggu. 

Hal ini menjadi kejadian langka, sebab pada saat bertetapan dengan masuknya bulan Ramadhan, terjadi fenomena alam.(*)

Ini Hasil Kajian Ilmu Falak Terkait Penentuan Awal Ramadhan Tahun ini

Dianggap Terlalu Sering Buat Kontroversi, ICW Desak Jokowi Copot Yasonna Laoly sebagai Menkumham

Arab Saudi Larang Warga Bepergian Selama 24 Jam, Yang Melanggar Didenda Hingga Rp 86 Juta

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved