JURNALISME WARGA
Isolasi dan Qunut Jadi Ikhtiar Melawan Corona
SEJAK munculnya virus corona (Covid-19) di Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019, penyebarannya sudah mencapai lebih dari 200 negara

Pencegahan corona berlanjut dengan bersih-bersih dayah. Keesokan harinya santri dayah melakukan gotong royong umum. Jika biasanya gotong royong santri dilakukan pada pagi Jumat, kendati corona, gotong royong santri dilakukan pada Selasa 17 Maret. Gotong royong dilakukan dengan waktu yang lebih panjang. Mulai dari pukul delapan pagi hingga dua belas siang. Kami bergotong royong membersihkan asrama dan balai-balai tempat belajar. Warna-warni dengan beragam corak menempel di teras-teras bilik dengan kasur-kasur kami.
Gerakan mencuci tangan pakai sabun juga digalakkan. Setiap tempat yang dekat dengan sumber air terlihat kotak dari bekas oli yang dibolongkan tengahnya disulap menjadi kotak sabun. Cucilah tangan anda memakai sabun demikian himbauan yang ada di setiap atas kotak sabun. Gerakan mencuci tangan dengan sabun kini digalakkan dengan harapan membiasakan pola hidup sehat dari hal kecil.
Kunut nazilah
Paginya saat shalat Subuh tiba, imam membaca kunut (qunut) yang lebih panjang daripada biasanya. Panjangnya kunut bersebab sisipan doa nazilah (dibaca khusus karena ada bahaya, malapetaka, atau musibah yang menimpa masyarakat, termasuk karena wabah penyakit).
Sewaktu shalat Zuhur ternyata imam juga membaca kunut nazilah, begitu pula pada shalat fardu lainnya. Walaupun di sebagian masjid shalat jamaah tak lagi dilaksanakan sementara waktu, tetapi lebih banyak masjid di Aceh yang tetap ramai shalat jamaahnya, termasuk shalat Jumat. Demikian pula halnya dengan Masjid Poteumeureuhom, tempat di mana kami tinggal. Tidak ada desinfektan di sini, tapi hal itu tidak mengurangi kekhidmatan shalat Jumat para santri bersama penduduk setempat.
Pada Jumat lalu, Tgk H Nuruzzahri atau akrab disapa Waled Nu selaku Imam Besar masjid memimpin shalat Jumat. Pada rakaat kedua beliau melafalkan kunut nazilah dan menyudahi shalat Jumat dengan membaca samadiah.
“Selain mendoakan arwah kaum muslimin, samadiah juga mengandung selawat, zikir, dan doa yang mempunyai fadilat menjauhkan insan dari wabah ta’un dan menolak bala,” begitu nasihat singkat yang disampaikan Waled sebelum memulai samadiah.