Corona Serang Dunia

Petani Langgar Lockdown, Polisi Zimbabwe Bakar 3 Ton Buah dan Sayur

Polisi Zimbabwe menggelar serangan menjelang fajar untuk menghukum para petani yang melanggar aturan lockdown atau pembatasan bergerak pada Rabu (15/4

Editor: M Nur Pakar
AFP/ZINYANGE AUNTONY
Dua petani melaksanakan shalat di kawasan perbukitan Desa Matshobana, Bulawayo, Zimbabwe pada 11 April 2020 yang juga memberlakukan lockdown. 

SERAMBINEWS.COM, HARARE - Polisi Zimbabwe menggelar serangan menjelang fajar untuk menghukum para petani yang melanggar aturan lockdown atau pembatasan bergerak pada Rabu (15/4/2020).

Polisi menyita dan menghancurkan 3 ton buah dan sayuran segar, kemudian membakar sampai menjadi abu.

Dengan memegang tongkat, para polisi itu menangkap sekelompok petani pedesaan yang telah melakukan perjalanan semalaman, untuk membawa hasil bumi yang berharga ke salah satu pasar tersibuk di negara itu.

Dilaporkan, hasil pertanian dibakar, para petani pulang dengan tangan kosong, saat yang menakjubkan bagi sebuah negara di mana persediaan makanan sangat terbatas, seperti dilansir AFP, Rabu (15/4/2020).

Pemuda Afrika Diburu di Cina, Diusir dari Rumah, Jadi Gelandangan

Itu adalah contoh ekstrem tentang bagaimana lokcdown untuk memperlambat penyebaran virus corona, tetapi mencekik pasokan makanan di Afrika yang memang sudah rentan.

Setidaknya 33 dari 54 negara Afrika telah memblokir petani mendapatkan makanan ke pasar dan mengancam pengiriman bantuan makanan ke populasi pedesaan.

Banyak pasar informal tempat jutaan orang membeli makanan ditutup.

Sekitar satu dari lima orang di Afrika, hampir 250 juta, tidak memiliki cukup makanan sebelum wabah virus, menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), seraya menambahkan seperempat populasi di Afrika sub-Sahara kekurangan gizi.

"Ini dua kali lipat dari wilayah lainnya," kata Sean Granville-Ross, Direktur Afrika Mercy Corps. "

Dengan lockdown, penutupan perbatasan dan kemampuan untuk mengakses makanan dibatasi, dampak COVID-19 pada Afrika bisa seperti tidak ada yang kita lihat sebelumnya,” katanya.

“Karantina tanpa ketentuan untuk membantu orang miskin sangat mempengaruhi kami," kata Lola Castro, direktur regional di Afrika selatan untuk Program Pangan Dunia PBB.

TNI dari Aceh Ikut Misi Perdamaian ke Afrika  

Daerah kumuh Kibera di ibu kota Kenya, Nairobi, sudah berada pada titik puncak.

Pekan lalu, ribuan orang yang putus asa mencari bantuan makanan di titik distribusi, menyebabkan pecahnya kerusuhan.

Program Pangan Dunia sudah memberi makan jutaan di Afrika, terutama orang-orang pedesaan, karena berbagai bencana:

“Banjir, kekeringan. konflik bersenjata, kegagalan pemerintah, wabah belalang dan pandemi ini menambah kesulitan lainnya”.

Seperti Sudan, tempat pembatasan memerangi virus menghambat pekerja bantuan untuk mencapai 9,2 juta orang yang membutuhkan makanan.

Kekeringan yang paling parah dalam beberapa dasawarsa telah mengancam sekitar 45 juta orang dengan kelaparan di Afrika selatan, di mana para petani baru pulih dari dua topan dahsyat yang melanda Mozambik, Zimbabwe dan Malawi tahun lalu.

Muncul Penyakit Misterius di Afrika, Pasien Alami Mata Menguning dan Pendarahan hingga Meninggal

Somalia, salah satu negara paling rapuh di dunia, sedang berjuang mendapatkan makanan bagi orang-orang yang tinggal di daerah-daerah yang dikendalikan oleh para ekstremis.

Dua bulan lalu negara itu mendeklarasikan darurat nasional atas wabah belalang padang pasir yang melahap puluhan ribu hektare tanaman dan padang rumput.

Hal itu juga menyebabkan 20 juta orang kekurangan pangan di Afrika Timur, saat ini belalang sudah kembali , lebih banyak lagi kali ini.

Di wilayah Sahel Afrika Barat, hampir 30 juta berjuang untuk mendapatkan makanan, kata Granville-Ross dari Mercy Corps.

Di atas semua masalah ini, Bank Dunia mengatakan virus itu dapat menciptakan krisis keamanan pangan yang parah di Afrika.

Di antara mereka yang berisiko adalah jutaan anak yang biasanya diberi makan melalui program makanan sekolah WFP.

Beberapa minggu setelah virus menjalar ke Afrika, banyak sekolah telah ditutup sehingga 65 juta anak-anak tidak lagi mendapat bantuan makanan.(*)

Kasus Penyakit Flu Babi Afrika, Hong Kong Mulai Musnahkan 6.000 Babi

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved