Virus Corona Serang Dunia

Ngerinya Wabah Corona di Ekuador, Mayat Bergelimpangan di Pinggir Jalan, Sebagian Dibungkus Plastik

Ekuador adalah negara di Amerika Selatan yang berada di garis khatulistiwa, sehingga memiliki iklim sama seperti Indonesia.

Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
AFP/Jose Sánchez
Pandangan udara para pekerja mengubur peti mati di pemakaman Maria Canals di pinggiran Guayaquil, Ekuador, pada 12 April 2020, di tengah wabah virus corona yang baru. 

Pada awal krisis, manajer pemakaman Alfredo Bravo mengatakan dia menerima jumlah mayat yang sama dalam satu hari dengan kapasitas normal 273 mayat bulanannya.

Dengan dekrit pemerintah, korban COVID-19 seharusnya dikremasi untuk menghindari penyebaran infeksi.

Tetapi krematorium Bravo hanya dapat menangani delapan mayat per hari, sehingga sebagian besar dimakamkan.

“Pemakaman hanya memiliki satu backhoe untuk menggali tanah dan mengubur mayat, kami harus menyewa tiga lagi,” kata Bravo.

Bagian terburuk dari pekerjaannya adalah, untuk menghindari infeksi, Bravo harus memblokir kerabat orang mati di gerbang kuburan.

"Aku merasa sangat buruk," katanya.

"Karena orang tidak bisa mengubur atau mengucapkan selamat tinggal kepada orang yang mereka cintai dengan cara yang benar," kata dia.

Wated, pemimpin gugus tugas itu, mengatakan ada relatif sedikit kasus COVID-19 di seluruh Ekuador.

Ia membandingkan keadaan di Guayaquil dengan Wuhan, kota Cina di mana wabah dimulai.

Dia membela kebijakan pemerintah terhadap keadaan darurat coronavirus dan mengatakan sedang meningkatkan pengujian.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved