Virus Corona Serang Dunia
Ngerinya Wabah Corona di Ekuador, Mayat Bergelimpangan di Pinggir Jalan, Sebagian Dibungkus Plastik
Ekuador adalah negara di Amerika Selatan yang berada di garis khatulistiwa, sehingga memiliki iklim sama seperti Indonesia.
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
Pada awal krisis, manajer pemakaman Alfredo Bravo mengatakan dia menerima jumlah mayat yang sama dalam satu hari dengan kapasitas normal 273 mayat bulanannya.
Dengan dekrit pemerintah, korban COVID-19 seharusnya dikremasi untuk menghindari penyebaran infeksi.
Tetapi krematorium Bravo hanya dapat menangani delapan mayat per hari, sehingga sebagian besar dimakamkan.
“Pemakaman hanya memiliki satu backhoe untuk menggali tanah dan mengubur mayat, kami harus menyewa tiga lagi,” kata Bravo.
Bagian terburuk dari pekerjaannya adalah, untuk menghindari infeksi, Bravo harus memblokir kerabat orang mati di gerbang kuburan.
"Aku merasa sangat buruk," katanya.
"Karena orang tidak bisa mengubur atau mengucapkan selamat tinggal kepada orang yang mereka cintai dengan cara yang benar," kata dia.
Wated, pemimpin gugus tugas itu, mengatakan ada relatif sedikit kasus COVID-19 di seluruh Ekuador.
Ia membandingkan keadaan di Guayaquil dengan Wuhan, kota Cina di mana wabah dimulai.
Dia membela kebijakan pemerintah terhadap keadaan darurat coronavirus dan mengatakan sedang meningkatkan pengujian.(*)