Corona di Tiongkok
Kisah di Balik Perang Lawan Covid-19 di Wuhan, Tutupi Fakta hingga Pemecatan Pejabat Pemerintah
Cina masih menghadapi tantangan besar terkait potensi gelombang kedua infeksi Covid-19.
Langkah itu belum pernah terjadi sebelumnya.
Pemerintah pusat melakukan karantina wilayah di Wuhan pada 23 Januari, kemudian membatalkan semua penerbangan, kereta api dan bus, serta memblokir pintu masuk jalan raya utama.
Dalam wawancara dengan CCTV pada 27 Januari 2020, Wali Kota Wuhan, Zhou Xianwang, mengakui pemerintahnya tidak mengungkapkan informasi tentang virus corona kepada publik secara tepat waktu.
• Boat Bawa Penumpang dari Simpang Jernih Tujuan Aceh Tamiang Terbalik, Dua Sepmor Hilang
• 17.514 Kasus Covid-19 di Indonesia 17 Mei 2020, 4.129 Pasien Sembuh, 1.148 Orang Meninggal
"Sebagai pemerintah daerah, kami hanya dapat mengungkapkan informasi setelah diberi wewenang," katanya.
Pada Februari 2020, Cina memecat beberapa pejabat senior di tengah kritik yang meluas terhadap penanganan wabah oleh pemerintah setempat.
Menurut Kantor Berita Xinhua, mereka yang dipecat termasuk dua pejabat yang bertanggung jawab atas Komisi Kesehatan Provinsi, serta Ketua Partai Komunis China di Wuhan dan Provinsi Hubei.
Meski mengakui adanya upaya menutupi kondisi sebenarnya di masa awal wabah, Zhong menolak tuduhan statistik resmi Cina tidak dapat diandalkan.
Presiden AS Donald Trump telah secara terbuka mempertanyakan akurasi angka kematian Cina.
Tapi, Zhong mengatakan Pemerintah Cina sudah belajar dari kasus SARS 17 tahun alu, ketika menutupi fakta selama dua atau tiga bulan.
"Pemerintah pusat telah memerintahkan semua departemen harus melaporkan fakta sebenarnya.
Jika tidak melakukan perintah itu, akan dihukum.
• 3 Pekerja Tewas Terjatuh ke Sumur Setelah Berusaha Saling Menolong, Diduga Karena Gas Beracun
• Cekcok Soal Hubungan Gelap, Balita Ini Jadi Sasaran Amarah Selingkuhan sang Ibu, Korban Tewas
Jadi sejak 23 Januari, saya pikir semua data adalah benar," tambahnya.
Mengenai tuduhan virus Corona berasal dari laboratorium virology di Wuhan, Zhong menolaknya.
Dia mengatakan telah berulang kali bertanya kepada Shi Zhengli, pemimpin virologi dari Institut Virologi Wuhan.
"Dia bilang itu benar-benar konyol, dia belum pernah melakukan hal seperti itu," kata Zhong, yang menyebut Shi sebagai seorang teman baik.
• NASA Sebut Matahari Masuki Periode Lockdown, Bisa Sebabkan Kelaparan, Gunung Meletus, Cuaca Ekstrim
• HRD Dukung Keuchiek Percepat Penyaluran BLT Dana Gampong
Shi Zhengli mengaku pihaknya tidak punya kemampuan menciptakan virus buatan.
Zhong mengatakan pada awal Februari, otoritas pengendalian penyakit Cina melakukan penyelidikan selam dua minggu di Institut Virologi Wuhan, namun tidak menemukan apapun.(cnn/feb)