Luar Negeri

Ilhan Omar: Demo Kematian George Floyd Sah

Politikus Muslim AS, Somalia-Amerika dari Minnesota, yang juga anggota DPR AS, Ilhan Omar menegaskan demontrasi kematian George Floyd sah.

Editor: M Nur Pakar
AFP/Stephen Maturen/Getty Images
Anggota DPR AS, Ilhan Omar (tengah) menggelar konferensi pers tentang demonstrasi kematian George Floyd di Midtown Global Market, Minneapolis, Minnesota, AS, Sabtu (30/5/2020). 

SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON – Politikus Muslim AS, Somalia-Amerika dari Minnesota, yang juga anggota DPR AS, Ilhan Omar menegaskan demontrasi kematian George Floyd sah.

Ilhan Omar, Minggu (31/5/2020 mengatakan sulit berjalan di antara "agresi ekstrem" dalam menghadapi ketidakadilan.

Dia menyatakan kebakaran kota sudah tidak dapat dihindari, karena orang memprotes pembunuhan George Floyd di Minneapolis.

“Kerusuhan yang kita saksikan di negara kita bukan hanya karena kehidupan yang diambil.”

“Itu juga karena begitu banyak orang mengalami ini, "kata Omar di ABC" This Week.

Distrik Demokrat mencakup semua Minneapolis dan beberapa pinggirannya.

“Orang-orang sakit dan lelah dan kita harus benar-benar mundur dan berkata kepada diri kita sendiri, dari mana kita sebenarnya berasal?" tanyanya.

Tetapi anggota kongres itu juga menghubungkan banyak kerusakan dengan orang-orang tidak tertarik melindungi kehidupan kaum kulit hitam.

Para demonstran melompat-lompat di atas mobil polisi yang telah terbakar di Los Angeles, AS, Sabtu (30/5/2020).
Para demonstran melompat-lompat di atas mobil polisi yang telah terbakar di Los Angeles, AS, Sabtu (30/5/2020). (AFP/ARIANA DREHSLER)

VIDEO - Siapa Sebenarnya George Floyd, Hingga Picu Demonstrasi di Amerika

Polisi Pembunuh Pria Kulit Hitam George Floyd Sering Bermasalah, Ini Deretan Kasusnya

Dipecat dan Dituntut Pasal Pembunuhan, Polisi Terlibat Tewasnya George Floyd Juga Dicerai Istrinya

"Menyalakan api, berisiko terhadap komunitas yang oleh orang-orang mengaku sebagai pihak yang diperjuangkan,” kata Omar,

"Ada orang yang mengeksploitasi rasa sakit yang dirasakan masyarakat dan memicu kekerasan," tambahnya.

Floyd, seorang pria kulit hitam berusia 46 tahun, meninggal ketika petugas polisi kulit putih Derek Chauvin berlutut di lehernya.

Tiga petugas lainnya berdiri dan tidak ikut campur.

Keempatnya dipecat, dan Chauvin didakwa melakukan pembunuhan tingkat tiga dan pembunuhan tingkat dua.

Kematian Floyd memicu kemarahan nasional di seluruh negeri yang diawali di Minneapolis.

Kemudian meluas ke kota-kota besar lainnya, termasuk New York City, Chicago, Atlanta, Los Angeles, Philadelphia dan Washington, DC.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved