Berita Banda Aceh

Jalan Lingkar Ulee Lheue-Gampong Jawa Rusak Parah, Pemko Tangani Secara Darurat

“Meski bukan aset Pemko Banda Aceh, namun kita tetap memberikan perhatian dengan melakukan penanganan secara darurat.”

Editor: Nasir Nurdin
For Serambinews.com
Jalan lingkar Ulee Lheue-Gampong Jawa, Kota Banda Aceh rusak parah di beberapa titik akibat hantaman ombak yang pada waktu-waktu tertentu melewati break water mengakibatkan badan jalan tergerus bahkan mengoyak lapisan aspal. 

“Meski bukan aset Pemko Banda Aceh, namun kita tetap memberikan perhatian dengan melakukan penanganan secara darurat.”

Laporan Nasir Nurdin | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Ruas jalan lingkar yang menghubungkan kawasan Pelabuhan Ulee Lheue (Kecamatan Meuraxa) ke Gampong Jawa (Kecamatan Kutaraja) Kota Banda Aceh terjadi kerusakan parah di beberapa titik sehingga sangat membahayakan masyarakat yang lalu lalang di lintasan bibir pantai tersebut.

Kerusakan jalan itu dilaporkan seorang warga kepada Serambinews.com, Senin (1/6/2020). Menurut laporan, kerusakannya sudah berat dan berbahaya namun tidak ada yang peduli termasuk Pemerintah Aceh.

“Jalan ini merupakan jalur  yang menghubungkan kawasan wisata Ulee Lheue dengan kawasan wisata heritage (situs sejarah) Gampong Pande dan Gampung Jawa. Ribuan warga melintas di jalur tersebut setiap harinya,” tulis laporan itu.

Kadis PUPR Kota Banda Aceh, Jalaluddin
Kadis PUPR Kota Banda Aceh, Jalaluddin. (Foto: infopublik)

Kadis Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banda Aceh, Jalaluddin ST MT yang dimintai tanggapannya membenarkan terjadi kerusakan  jalan akses yang menghubungkan Kecamatan Meuraxa dengan Kutaraja.

Namun, kata Jalaluddin, Pemko Banda Aceh hanya bisa menangani kerusakan secara darurat karena jalan tersebut masih merupakan aset provinsi yang belum diserahkan ke Pemko Banda Aceh.

Puluhan Pekerja Bangunan dari Sumatera Utara Masuk Bener Meriah, Diarahkan Jalani Isolasi Mandiri

Aceh Kembali Buka Pasar Ekspor ke Singapura, 500 Kilogram Tuna Dikirim ke Negeri Singa

“Jalan ini dibangun oleh provinsi dan belum diserahkan asetnya ke pemko sehingga belum bisa kita tangani secara permanen,” kata Jalaluddin.

Meski bukan aset Pemko Banda Aceh, namun kata Jalaluddin, pihaknya tetap memberikan perhatian dengan melakukan penanganan secara darurat.

Seperti menjelang akhir Ramadhan lalu, pihaknya menimbun beberapa titik yang rusak meski diakui belum maksimal karena kerusakannya terjadi di banyak titik.

Aliansi Pemuda Aceh di Jakarta Berencana Pidanakan Pembuat Aplikasi Kitab Suci Aceh

“Kalau kita total ada sekitar 400 atau 500 meter kerusakannya,” sebut Kadis PUPR Kota Banda Aceh.

Kerusakan badan jalan itu, menurut Jalaluddin  akibat run-up/empasan gelombang yang melewati break water (pemecah ombak) sehingga menghantam badan jalan yang menyebabkan gerusan dan kerusakan.

“Untuk menjaga konstruksi jalan jangan terkelupas perlu elevasi bangunan break water dengan cara dinaikkan dan dibuat saluran gendong air dari empasan gelombang pasang,” katanya.

Ditutup saat jam sibuk

Informasi lain yang diterima Serambinews.com menyebutkan, guna menghindari terjadinya trouble (permasalahan) lalu lintas di jalur yang relatif padat tersebut—terutama pada titik-titik kerusakan—pihak Dishub Kota Banda Aceh menutup jalur dari arah Pelabuhan Ulee Lheue pada jam sibuk, seperti sore hari.

Informasi itu dibenarkan Kadis Perhubungan Kota Banda Aceh, Muzakir Tulot. “Kita khawatir terjadi permasalahan pada masyarakat yang melintas dengan berbagai jenis kendaraan. Makanya pada jam-jam padat, seperti sore hari kita tutup jalur dari Ulee Lheue,” kata Muzakir. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved