Berita Internasional
Dianggap Melanggar karena Memiliki Wajah Mirip Xi Jinping, Penyanyi Opera Disensor Pemerintah Cina
Gara-gara wajahnya mirip pemimpin Negeri Tirai Bambu, Xi Jinping, penyanyi opera bernama Liu Keqing (63) itu disensor berkali-kali di situs online
Sebagai seorang penyanyi opera, Liu masih aktif di platform mesia sosialnya hingga kini, meskipun banyak komentar di videonya tampaknya juga diblokir.
Liu bukanlah satu-satunya orang yang memiliki kemiripan dengan Xi Jinping.
Beberapa tahun lalu, jagat media Cina juga dihebohkan dengan munculnya seorang penjual makanan yang mirip dengan Presiden Xi.
Video yang menunjukkan pria berbaju putih tengah meladeni pelanggan dengan tersenyum itu viral pada bulan Desember.
• Pria Ini Sengaja Gelar Pesta Mewah untuk Mengumumkan Perselingkuhan Kekasih di Depan Ratusan Tamu
Penjual makanan ini memiliki wajah dan ekspresi yang mirip dengan Presiden Xi Jinping.
Pria yang tak disebutkan namanya itu tampak melambai dan tersenyum ke arah kamera yang merekamnya.
Ekspresi yang ditunjukkannya sangat mirip dengan imej Xi Jinping.
Cina dituduh terlalu banyak mengelola citra pemimpin, mereka menekan kritik dan menyensor meme-meme di internet yang mengejek penampilan Presiden Xi.
Adapun pelarangan Winnie the Pooh di Tiongkok terjadi pada tahun 2017 silam.
• Ricuh Gara-gara Makanan di Pesta Pernikahan, Keluarga Mempelai Pria Terlibat Adu Jotos dengan Besan
Saat itu, netizen membandingkan Winnie dengan beruang dalam postingan online.
Komentar yang merujuk pada 'Little Bear Winnie'--nama Cina Pooh--memunculkan pesan kesalahan yang mengatakan bahwa pengguna tidak dapat melanjutkan candaannya karena 'konten ini ilegal.'
Perbandingan antara Xi dan Pooh pertama kali muncul pada 2013, setelah viral sepasang gambar yang menempatkan Pooh dan teman harimau rampingnya 'Tigger' di samping foto Xi berjalan dengan Presiden AS saat itu Barack Obama.(*)
Artikel ini telah tayang di Grid.Id dengan judul "Punya Wajah Mirip Xi Jinping, Penyanyi Opera Dianggap Melanggar hingga Disensor Pemerintah China"