Berita Luar Negeri
Kasus Baru Wabah Pes Muncul di Mongolia, China Naikkan Level Siaga 3 Hingga Akhir Tahun
Satu kasus penyakit pes tercatat di Kota Bayannur dimana pasiennya adalah seorang gembala. Saat ini, pasien tersebut dalam masa karantina dan kondisi
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM - Kasus baru wabah pes kembali muncul di Mongolia.
Sebagai upaya pencegahan dini, pada hari Minggu (6/7/2020) kemarin, China langsung menaikkan status siaga 3 di seluruh kota yang berada di wilayah China Mongolia.
Menurut laporan dari kantor berita Xinhua yang dikutip dari CNN, status level siaga kedua terendah dari 4 tingkatan level di China tersebut akan tetap berlangsung hingga pada akhir tahun 2020 ini.
Dikutip dari Kompas.com, BBC pada hari Senin (6/7/2020) memberitakan bahwa penyakit ini muncul di sebuah kota wilayah otonomi Mongolia Dalam.
Satu kasus penyakit pes tercatat di Kota Bayannur dimana pasiennya adalah seorang gembala.
Saat ini, pasien tersebut dalam masa karantina dan kondisinya stabil.
• Oknum Polisi India Dipecat, Asyik Belai Pistol Saat Terima Laporan Seorang Ibu dan Putrinya
• Arab Saudi Umumkan Panduan Haji 2020 di Tengah Covid-19, Salah Satunya Dilarang Menyentuh Kakbah
• Alat Penyetrum Ikan Renggut Nyawa Razali, Tukang Bangunan Warga Kuta Baro, Ini Kronologi Kejadiannya
Kasus baru ini awalnya dilaporkan sebagai dugaan wabah pes pada Sabtu (4/7/2020) di sebuah rumah sakit di Urad Middle Banner, Kota Bayannur.
Namun belum diketahui secara pasti bagaimana pasien itu dapat terinfeksi pes.
Otoritas kesehatan Bayannur sekarang mendesak orang untuk mengambil tindakan pencegahan ekstra untuk meminimalkan risiko penularan dari manusia ke manusia.
Mereka juga melarang warga untuk melakukan perburuan atau makan hewan yang dapat menyebabkan infeksi.
"Saat ini, ada risiko epidemi wabah manusia menyebar di kota ini.
Masyarakat harus meningkatkan kesadaran dan kemampuan perlindungan diri, dan segera melaporkan kondisi kesehatan abnormal," kata otoritas kesehatan setempat, dikutip dari China Daily.
Otoritas Bayannur juga memperingatkan masyarakat untuk melaporkan temuan marmut yang mati atau sakit.
• Empat Lagi Pasien Covid-19 di Aceh Sembuh
Marmut merupakan sejenis tupai tanah besar yang dimakan di beberapa bagian di negara China dan tetangganya Mongolia.
Secara historis, hewan ini telah menyebabkan munculnya wabah di wilayah tersebut.
Marmut diyakini telah menyebabkan epidemi wabah pneumonia pada tahun 1911 yang menewaskan sekitar 63.000 orang di timur laut China.
Kasus-kasus wabah pes terus dilaporkan selama beberapa waktu ini.
Baru minggu lalu, dua kasus wabah pes dikonfirmasi di Mongolia, yakni dua saudara yang sama-sama memakan daging marmut.
Pada bulan Mei lalu, sepasang suami istri di Mongolia meninggal karena wabah pes setelah memakan ginjal mentah marmut yang dianggap sebagai obat tradisional yang baik untuk kesehatan.
• Kelamin Pria Ini Tegang Selama Berjam-jam, Disebut Gejala Baru Virus Corona, Darah di Penis Disedot
Penyakit pes disebabkan oleh bakteri dan ditularkan melalui gigitan kutu dan hewan yang terinfeksi.
Penyakit ini adalah salah satu infeksi bakteri paling mematikan dalam sejarah manusia.
Wabah pes ini juga sudah menewaskan sekitar 50 juta orang di Eropa selama masa Black Death atau kematian hitam di Abad Pertengahan.
Wabah pes merupakan salah satu dari tiga wabah, menyebabkan kelenjar getah bening membengkak disertai dengan demam, kedinginan, dan batuk.
Dikutip dari CNN, pada pertengahan abad di Eropa telah muncul antibiotik yang dapat mengobati sebagian besar infeksi jika ditangani lebih cepat.
Pengobatan modern saat ini dapat mengobati, tapi belum mampu menghilangkan wabah pes seluruhnya.
• Palestina Perpanjang Lockdown Tepi Barat, Israel Darurat Virus Corona
Baru-baru ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengkategorikan wabah ini sebagai penyakit yang muncul kembali.
Menurut WHO, di mana saja dari 1.000 hingga 2.000 orang mendapatkan wabah tersebut di setiap tahunnya.
Tetapi jumlah ini merupakan perkiraan sederhana, tanpa memperhitungkan kasus yang tidak dilaporkan.
Tiga negara paling endemik dimana wabah pes secara permanen terus bertahan di dalamnya adalah Republik Demokratik Kongo, Madagaskar, dan Peru.
Saat ini belum ada vaksin yang efektif untuk melawan wabah.
Namun jika infeksi penyakit ini cepat ditangani, antibiotik modern dapat mencegah komplikasi dan kematian.
Wabah pes yang tidak diobati dapat berubah menjadi wabah pneumonia yang dapat berkembang pesat, setelah bakteri menyebar ke paru-paru. (Serambinews.com/Yeni Hardika)
• Oknum Polisi India Dipecat, Asyik Belai Pistol Saat Terima Laporan Seorang Ibu dan Putrinya
• Masjid Agung Abdya Salurkan Habis Sumbangan Jamaah Setiap Pekan, Ini Jumlah Anak Yatim yang Dibantu
• Penerimaan Negara Minim, Belum Ada Kepastian Kapan Gaji Ke-13 PNS Dibayar