Berita Aceh Tengah
Batal Dibuka, Pengelola Objek Wisata Bur Telege Takengon Menderita Rugi
Ditundanya pembukaan objek wisata menyebabkan sejumlah pengelola objek wisata di Kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah merugi. Pasalnya, sebelum...
Penulis: Mahyadi | Editor: Jalimin
Laporan Mahyadi | Aceh Tengah
SERAMBINEWS.COM, TAKENGON – Ditundanya pembukaan objek wisata menyebabkan sejumlah pengelola objek wisata di Kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah merugi. Pasalnya, sebelum Hari Raya Idul Adha, pengelola objek wisata telah mengeluarkan modal untuk membenahi lokasi wisatanya menyambut libur lebaran.
Namun dua hari menjelang lebaran, ada warga Aceh Tengah yang positif Covid-19, sehingga pemerintah setempat, akhirnya menunda kembali pembukaan objek wisata untuk menghindari kerumunan warga.
Beberapa objek wisata di kota dingin itu, sudah lebih empat bulan ditutup sejak merebaknya virus corona.
Dengan adanya wacana penerapan new normal, beberapa pengelola sudah mulai memugar kembali lokasi wisata yang sempat terbengkalai. Tapi sayangnya, ketika hendak dibuka justru muncul kasus positif sehingga harus ditutup kembali.
“Objek wisata Bur Telege, sudah kami pugar kembali agar saat libur lebaran haji kemarin bisa dikunjungi warga. Tapi belum sempat dibuka, sudah ada kasus positif Covid-19, akhirnya batal dibuka, sehingga sejak pertama ada virus corona sampai sekarang belum pernah kami buka,” kata Reje Kampung Bale, Misriadi kepada Serambinews.com, Kamis (6/8/2020).
• Gara-gara Terpergok Curi Sawit, Mahasiswa Bakar Rumah Sekuriti dan Kantor PTPN I di Aceh Tamiang
• Di Aceh Tengah, Delapan Orang Terkonfirmasi Positif
Menurut Misriadi, objek wisata Bur Telege, sempat terbengkalai sudah lebih dari empat bulan, sehingga harus dipugar kembali. Sampai dengan saat ini, proses pemugaran objek wisata alam tersebut, sudah mencapai progress 90 persen.
“Banyak fasilitas yang rusak dan harus dibenahi. Kalau dihitung, biaya pemugarannya saja sampai Rp 30 juta. Memang sengaja disiapkan untuk libur lebaran haji, tapi tidak jadi dibuka karena corona sehingga kami harus menelan kerugian untuk biaya pemugaran itu,” ujar Misriadi yang akrab disapa Adi Bale.
Meski begitu, lanjut Misriadi, mempertimbangkan keselamatan para petugas serta masyarakat yang ada di sekitaran lokasi objek wisata sehingga diambil keputusan agar objek tersebut, tetap ditutup untuk sementara.
“Ngapain, kita paksakan mencari uang, kalau menimbulkan masalah yang lebih besar,” lanjutnya.
Misriadi menambahkan, adanya warga Kabupaten Aceh Tengah yang positif terpapar Covid-19, juga mempengaruhi psikologis masyarakat yang mulai resah. Apalagi, bila melihat orang yang datang dari luar daerah keluar masuk kampung untuk berwisata di Bur Telege, semakin membuat warga tidak tenang.
“Daripada menimbulkan masalah lain, makanya kami putuskan tidak usah dibuka dulu untuk sementara, sampai dengan kondisi mulai membaik. Kita semua, tentunya berharap agar masalah virus corona ini, bisa segera berakhir agar aktivitas masyarakat bisa kembali normal,” tuturnya.(*)
• Satu Staf Meninggal Dunia Karena Covid-19, Puskesmas Ingin Jaya Ditutup
• 15 Tahun Damai Aceh, Puluhan Penyair Indonesia Tulis Puisi untuk Aceh
• RSU Datu Beru Takengon Tambah Ruang Isolasi Covid-19, Ini Jumlahnya