Luar Negeri
Ibu Ini Merasakan Putrinya Alami Kecelakaan, Beberapa Hari Kemudian Terjadi dan Anaknya Meninggal
Dayana Damsah berusia 27 tahun alami kecelakaan dan tewas di jalan raya di Kampung Kijang, Jambatan Merotai Besar, Malaysia, (5/8/2020).
Penulis: Syamsul Azman | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM - Ibu dan anak memang memiliki hubungan atau ikatan yang kuat. Sehingga seorang ibu sering mendapatkan feeling tertentu terhadap anaknya, atau sebaliknya.
Perasaan khawatir tidak bersebab sering dialami oleh ibu atau anaknya.
Perasaan itu bisa saja benar terjadi atau diyakini sebagai pertanda akan terjadi sesuatu, atau bisa juga hanya sebatas perasaan.
Namun, baru-baru ini, perasaan seorang ibu bahwa anaknya akan mengalami musibah, benar-benar terjadi.
Seorang ibu merasakan bahwa anaknya akan mengalami kecelakaan, dan beberapa hari kemudian, kecelakaan itu terjadi dan merenggut nyawa anaknya.
Melansir dari Harian Metro, pada hari Kamis (6/8/2020), seorang ibu yang bernama Endok Oti Ahmad yang berasal dari Malaysia menceritakan kejadian yang menimpa anaknya.
"Sejak beberapa hari lalu, perasaan saya tidak enak dan selalu terbayang ia akan alami kecelakaan," ungkap Endok Oti Ahmad menceritakan almarhum alami kecelakaan.
• Survei Keberdayaan Konsumen Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Aceh
• Cegah Covid-19, BPBD Banda Aceh Semprot Disenfektan ke 90 Meunasah
• Realisasi Pembangunan 711 Rumah Bantuan Gempa Pijay Capai 22 Persen, Ini Tanggapan Pemkab Pidie Jaya
Anaknya yang bernama Dayana Damsah berusia 27 tahun alami kecelakaan dan tewas di jalan raya di Kampung Kijang, Jambatan Merotai Besar, Malaysia, (5/8/2020).
Kecelakaan itu juga menewaskan rekannya, Nurizyani Kafli berusia 24 tahun.
Ia meninggal saat dilakukan perawatan di Rumah Sakit Tawau, sementara penumpang mobil lainnya, Hasnaini Paiori (38), dan Nur Zairah Aladin (35) dilaporkan mengalami cedera serius.
Saat kejadian, keempat guru tersebut sedang dalam perjalanan menuju tempat kerja di SK Umas-Umas, Sabah, Malaysia.
Mereka memang sering berangkat bersama pergi ke sekolah.
Menurut Endok, sebelumnya ia telah meminta Dayana (almarhum) untuk pindah ke sekolah lain di dekat tempat tinggalnya di Kampung Pasir Putih.
Dengan alasan tempat kerjanya saat ini di SK Umas-Umas cukup jauh jarak tempuh.
“Saya minta dia pindah sekolah yang lebih dekat karena setiap hari dia harus bolak-balik karena jarak antara sekolah dan rumah cukup jauh.
"Bagaimanapun, saya berasa sangat sedih karena anaknya yang baru melangsungkan pernikahan minggu lalu (27 Juli) meninggal dalam kecelakaan," katanya.
• Denny Febrian Roza, Lepas Jabatan ASN Demi Salur Aspirasi Rakyat
• Lampu Penerangan Jalan di Aceh Besar tak Terurus, Jalan Raya Gelap Gulita
Endok menuturkan, almarhum anaknya adalah orang yang dermawan dan suka bersedekah, bahkan gajinya sering disumbangkan ke organisasi kemasyarakatan dan lembaga amal, termasuk panti asuhan.
Selain itu, almarhumah juga aktif dan sering terlibat dalam kerja bakti dan menyalurkan bantuan kepada fakir miskin.
"Sebelumnya ketika mulai bekerja di SK Umas-Umas empat tahun lalu, ia pernah mengatakan tidak akan menikah sebelum saya dan ayahnya Damsah Lonting dinaikkan umrah dengan gajinya," kata ibu dari almarhum.
"Almarhum adalah orang yang teliti dan bertanggung jawab dalam menjalani profesi sebagai guru. Anak bungsu dari empat orang kakak beradik ini mampu mengumpulkan uang sehingga kami berkesempatan melakukan umrah pada tahun 2018 silam.
Setelah semua keinginannya terpenuhi, almarhum meninggalkan kami," tutupnya. (Serambinews.com/Syamsul Azman)
• Covid-19 di Aceh Meningkat, Anggota DPRA Minta Pemerintah Sediakan Rumah Sakit Darurat
• Malam Ini Juventus Vs Olympique Lyon, Menanti Kembali Tuah Ronaldo di Allianz Stadium
• Klub Liga Inggris Setujui Perubahan Video Assistant Referee (VAR) untuk Musim 2020-2021