Seniman Berkarya
Yusrizal “Oloh Guwel” Guru SD Ciptakan 100 Alat Musik Teganing
Puluhan alat musik teganing berjejer rapi di ruang belakang. Juga ada seperangkat alat musik drum dan alat musik canang. Ruangan tersebut tertaut....
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jalimin
Berburu bambu adalah cerita lain lagi. Sebab tak jarang ia harus masuk hutan untuk mendapatkan bambu yang diinginkan. Setelah bambu didapat, lalu direndam dalam air mengalir. Kemudian dikeringkan, sekering mungkin. Baru selanjutnya bambu dipotong sesuai panjang ruas, seterusnya dibuat jadi alat musik teganing.
Sanggar Oloh Guwel salah satu sanggar yang mendulang banyak prestasi. Antara lain Juara 1 Musik Tradisi Tingkat Kabupaten Aceh Tengah (2013); Kelompok Musik Teladan Aceh Tengah; Juara 1 Musik Suling Gayo Aceh Tengah (2010); Juara 2 Musik Tradisi pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) 7 2018; Pemusik Terpilih Tingkat Nasional dalam Konser Musik Karawitan Anak Indonesia di TIM Jakarta 2018 dan lain-lain.
Tampil di banyak panggung seni termasuk mendapat liputan luas dari sejumlah televisi swasta.
Yusrizal mendapat titisan darah seni dari ibunya, seorang penari 1960-an di Aceh Tengah. Menjalani pendidikan MIN, SMP, SPG, dan meraih gelar S1 pendidikan dari Universitas Serambi Mekkah. Guru adalah profesi utamanya. Ia menjalani profesi ini sejak 1986, mengajar di SD Lumut Kecamatan Linge, dan kemudian pindah ke SD Negeri 7 Asir-Asir Kecamatan Lut Tawar pada 2013.
Pernah bergabung dengan sejumlah sanggar seni, termasuk El Sahara di Sabang, pimpinan Baharuddin SAg. Yusrizal banyak menimba ilmu dari sejumlah tokoh seni di Gayo, antara lain Ibrahim Kadir, Bencek, AR Moese dan lain-lain.
Pernah manggung di Universitas Indonesia, Taman Ismail Marzuki, Warung Apresiasi, Gedung Kesenian Jakarta dan Malaysia.
Beberapa hari lalu, ia mendapat pemberitahuan, bahwa karyanya “Deso Ni Uyem” lolos kurasi Festival Musik Tradisional Indonesia 2020. Sanggar Oloh Guwel terpilih sebagai wakil Provinsi Aceh ke ajang festival yang diselenggarakan Direktorat Perfilman, Musik dan Media Baru, Dirjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI itu.
Panitia memilih 34 grup mewakili 34 provinsi di Indonesia. Karya dikirim melalui rekaman video. Satu tim kurator kemudian menyeleksi karya peserta dan hasilnya terpilih 34 grup mewakili 34 provinsi.
Yusrizal bersyukur bisa lolos kurasi tahap pertama. “Tapi perjalanan masih panjang, melewati beberapa tahap lagi untuk sampai jadi pemenang,” ujarnya.
Dalam karya tersebut, Yusrizal memanfaatkan alat musik teganin dipadukan dengan alat musik lainnya seperti gernang, gerantung. Repai, tepok didong dan lain-lain.
“Teganing, suling, adalah bagian dari hidup saya juga perjalanan sanggar ini,” kata Yusrizal yang pernah memperoleh bantuan Dirjen Kebudayaan dalam bidang seni tradisi.(*)
• Seorang Imigran Rohingya Diduga Kabur ke Medan, Menghilang dari Lokasi Pengungsian di Lhokseumawe
• Sekjen Liga Arab Kunjungi Lebanon, Saksi Ledakan Dahyat Beirut Tidak Percaya Masih Hidup
• Warga Kuyun Uken Diminta Hindari Akfitas di Lokasi Munculnya Harimau