Berita Abdya
Anggota DPRK Abdya Menilai Masih Banyak Kepala Sekolah 'Lawan' Kepala Dinas, Ini Indikasinya
Dengan fenomena saat ini, sebutnya, para siswa bukan makin cerdas dan rajin, malah dikhawatirkan akan menjadi malas dan tidak mau belajar.
Penulis: Rahmat Saputra | Editor: Saifullah
Laporan Rahmat Saputra | Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM,BLANGPIDIE - Anggota DPRK Aceh Barat Daya (Abdya), Julinardi menyesalkan masih ada sekolah yang belum menyediakan paket internet gratis dan smartphone untuk siswanya.
Hal tersebut disampaikan Julinardi menyikapi banyaknya keluhan para siswa dan wali murid tentang proses belajar mengajar di rumah dengan sistem online tanpa penyedian paket internet dan handphone android.
"Karena itu, kami meminta Dinas Pendidikan bisa memantau langsung proses belajar mengajar secara online ini," ujar anggota DPRK Abdya, Julinardi kepada Serambinews.com, Minggu (9/8/2020).
Julinardi melanjutkan, informasi yang diterima pihaknya dari wali murid mengungkapkan bahwa masih banyak para kepala sekolah belum menyediakan paket internet dan handphone android untuk anak didiknya.
"Ini aneh, padahal Menteri Pendidikan dan kepala dinas (Kadisdik) sudah membolehkan kepala sekolah menyediakan paket internet dan smartphone menggunakan dana BOS (bantuan operasional sekolah). Faktanya, masih saja ada kepala sekolah yang tidak mengindahkan," sebut dia.
Akibatnya, urai Julinardi, siswa yang tidak memiliki paket internet harus mencari wifi di warung kopi dan fasilitas internet di tempat umum lainnya.
• Siap-siap! Ternak Berkeliaran di Jalan & Tempat Umum Didenda Rp 300 Ribu, Dilelang Jika Tak Ditebus
• Gaji 13 PNS Lhokseumawe belum Bisa Dicairkan Besok, Begini Penjelasan Kepala BPKD
• Satu Lagi Dosen Unsyiah Positif Covid-19
Sementara bagi siswa yang tidak memiliki handphone android, mereka tidak melakukan aktivitas belajar secara daring dan memilih bermain atau bermalas-malasan.
"Kalau ini terjadi, lebih baik proses belajar di sekolah saja seperti dulu. Karena, tujuan dari belajar online adalah menghindari keramaian yang rentan terserang virus covid-19," ungkapnya.
Dengan fenomena saat ini, sebutnya, para siswa bukan makin cerdas dan rajin, malah dikhawatirkan akan menjadi malas dan tidak mau belajar.
Untuk itu, ia meminta, Kepala Dinas Pendidikan tidak hanya menerima laporan kepala sekolah di atas meja semata, namun juga harus turun langsung ke sekolah maupun ke desa-desa pedalaman yang banyak masyarakat miskin.
Menurut Juli, penyedian paket internet itu sangat membantu dan meringankan beban para orang tua siswa di tengah situasi pandemi Covid -19 saat ini.
• Tim Pengamat Hama Pangan Distanpang Pidie Temukan Penyebab Cabai Mati Layu, Ini Tujuh Solusi
• Ini Dugaan Penyebab Rumah Guru Terbakar di Bireuen, Sepulang Shalat Subuh di Masjid
• Darwati dan Keluarga Negatif Covid-19, Begini Ceritanya Sampai Sempat Dilaporkan Positif
"Ini fakta. Apa yang mereka lakukan ini, selain melawan kadis, juga murka terhadap menteri. Kalau tidak mau sediakan paket internet dan handphone, lebih baik belajar seperti biasa saja," tegas Julinardi.
Boleh Gunakan Dana Bos
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Abdya membolehkan kepala sekolah menggunakan dana bantuan operasional sekolah (BOS) untuk membeli paket internet dan fasilitas penunjang siswa dalam menerapkan proses belajar mengajar online atau daring.
"Saat ini, kita sedang melakukan sosialisasi kepada para kepala sekolah dan para operator tentang perubahan Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah atau RKAS penggunaan dana BOS," ujar Kepala Disdikbud Abdya, Jauhari SPd.