Pertamina Berencana Hapus Premium dan Pertalite, Apa Dampak bagi Masyarakat?
PT Pertamina berecana melakukan penghapusan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) Premium dan Pertalite.
"Pada 2024 penjualan volume gasolin sekitar 107.000 kiloliter per hari. Premium dari 24.000 kiloliter per hari menjadi 13.800 kiloliter per hari," ujar Mas'ud.
Baca: Promo Pertamina: Harga Pertalite Turun dari Rp 7.650 Menjadi Rp 6.450, Simak Syaratnya
Dampak Penghapusan Premium dan Pertalite
Menurut Pemerhati Energi Kita Barri Pratama, penghapusan Premium dan Pertalite ini akan menambah beban masyarakat.
"Terlebih, kemampuan daya beli masyarakat sedang terpukul di tengah wabah Covid-19. Perlu diingat oleh Pertamina dan pemerintah bahwa tugasnya bukan hanya memastikan ketersediaan BBM saja, tapi juga harus melihat kemampuan masyarakat untuk membeli," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (14/8/2020), dikutip dari Tribunnews.com.
Hal ini menurut Barri Pratama bukan persoalan bisnis.
Namun juga melihat aspek pelayanan ke publik dari sisi Pertamina sebagai BUMN.
Kemudian lanjut Barri, penjualan BBM jenis Premium merupakan amanat Perpres Nomor 43 Tahun 2018 yakni BBM jenis Premium tersebut harganya dikendalikan oleh pemerintah.
Jika kebijakan penghapusan Premium dipaksakan maka hal tersebut dinilainya juga akan melanggar regulasi yang ada.
Ia meminta rencana penghapusan BBM Premium dan Pertalite ini dipertimbangkan kembali.
Sebab hal ini akan berdampak dari aspek sosial ekonomi masyarakat.
"Memang bisa saja BBM tersedia, ada jenis lain, misalkan Pertamax, tapi aspek kemampuan publik membeli bagaimana? Pertamax jauh lebih mahal, apalagi wabah Covid-19 ini membuat masyarakat paceklik, bisa bahaya, jadi kira-kira itu perlu dipikirkan ulang dan matang," ujar dia.
(Tribunnewswiki/Afitria) (Kompas.com/Tribunnews.com)
Artikel ini telah tayang di tribunnewswiki.com dengan judul Alasan Pertamina soal Rencana Penghapusan BBM Premium dan Pertalite, Apa Dampaknya bagi Masyarakat?