Berita Aceh Utara
Dilaporkan Keuchik ke Polisi, Begini Jawaban Koordinator Aksi Demo Warga Tanjong Ara
“Sudah terlanjur mau bilang apa, kami dilapor. Jika dipanggil tentu berhadir, kita hormati proses hukum,” ujar Heri Safrizal.
Penulis: Jafaruddin | Editor: Saifullah
Laporan Jafaruddin | Aceh Utara
SERAMBINEWS.COM, LHOKSUKON – Koordinator yang mengadakan aksi demo di Meunasah Gampong Tanjong Ara, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Aceh Utara pada Jumat (28/8/2020) malam, Heri Safrizal mengaku sudah mengetahui dirinya dilaporkan ke polisi.
Warga mengadakan aksi tersebut untuk menuntut keuchik setempat supaya mengadakan rapat umum untuk membahas APBG yang diklaim sudah tiga tahun tidak pernah dimusyawarahkan. Sebelum aksi demo tersebut, warga sudah menyampaikan hal itu ke aparat desa, namun tidak ada tindak lanjutnya.
Diberitakan sebelumnya, seratusan warga Gampong Tanjong Ara, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Aceh Utara pada Jumat (28/8) malam sekira pukul 21.30 WIB, mengadakan aksi demo di meunasah setempat untuk menuntut keuchik supaya mengadakan rapat umum. Koordinator dalam aksi tersebut adalah Heri Safrizal.
“Keuchik harusnya menganalisa dengan baik dan dengan kepala dingin menyikapi aksi damai warga, beberapa hari lalu. Juga berkaitan dengan pernyataan kami di media, karena tahapan memohon untuk digelar rapat kan bukan spontanitas dan langsung dengan demo itu,” ujar Heri.
Tapi, nilai Heri, sepertinya keuchik gegabah dalam menyikapi dan sikap yang terkesan seperti kebakaran jenggot ini malah jadi bumerang baru bagi keharmonisannya dengan masyarakat.
• Ternyata Bayi yang Dikubur Hidup-hidup Hasil Hubungan Gelap dengan Suami Orang, Begini Kronologisnya
• Satu Lagi Pasien Positif Covid-19 Meninggal di RSU Cut Meutia Aceh Utara
• Seorang Wanita Berjalan dengan Santai di Sayap Pesawat, Kepanasan Menunggu Turun dari Dalam Kabin
“Sudah terlanjur mau bilang apa, kami dilapor. Jika dipanggil tentu berhadir, kita hormati proses hukum,” ujar Heri Safrizal.
Hanya saja, terang dia, yang disayangkan adalah preseden buruk terhadap citra keuchik sebagai kepala pemerintahan gampong yang semakin tidak mendapat simpati rakyatnya.
"Warga ajak naik keuchik ke meunasah, malah keuchik yang bawa pemudanya ke kepolisian. Aneh gak? Ikhem gampong-gampong laen i baca berita tanyoe (diketawain desa lain baca berita ini-red),” tukas koordinator aksi demo warga ini.
Yang disesalkan Heri, hal seperti itu kenapa harus selalu berujung kepada lapor-melapor ke polisi, padahal bisa selesai di tingkat desa.
“Nah lagi-lagi ini semakin menunjukkan kualitas lembaga di desa yang tidak berjalan maksimal, sebagai lembaga pengawas yang tidak mampu hadir menengarai persoalan seperti ini,” papar dia.
• Pria Lansia Minnesota Terkejut, Tabungannya Tiba-tiba Melonjak Jadi Rp 2,2 Miliar
• Punya Gaya Hidup Mewah hingga Terseret Kasus Djoko Tjandra, Berapa Gaji & Tunjangan Pinangki?
• Penjualan Obat Keras Berkedok Toko Kosmetik Dibongkar Polisi, 13 Tersangka Ditangkap
Ditambahkannya, aksi di depan rumah keuchik itu kan salah satu opsi untuk mempressure keuchik segera mengadakan raat umum.
"Jika itu dianggap dapat membuat trauma keluarga, ya jangan dilakukan. Intinya masyarakat terus mendorong keuchik mau melakukan rapat umum, itu saja," tegasnya.
Apalagi ada informasi bahwa data di pihak geuchik sangat valid. "Jadi kami kira rapat umumnya tidak perlu waktu lama. Sudahlah, sudah terlalu mundur cara kita menyikapi persoalan,” pungkas Heri.(*)