Opini
Covid-19, Kendalikan dengan Cerdas
Kasus positif infeksi penyakit Covid-19 terus bertambah di seluruh dunia. Di Indonesia, hingga 19 Agustus 2020 telah tercatat 144.945 kasus

Bagian selanjutnya adalah digital, yaitu penerapan kebijakan pengendalian Covid-19 berbasis data yang dikirimkan dan dianalisis melalui perangkat teknologi informasi. Pemerintah membangun aplikasi pelaporan bersifat real time untuk pengiriman dan penerimaan data dari kabupaten/kota. Setiap kasus wajib dilaporkan melalui aplikasi tersebut berupa identitas diri pasien dan informasi penting lainnya, termasuk status akhir apakah sembuh atau selesai isolasi tanpa gejala ataupun meninggal dunia.
Kumpulan informasi ini dapat dijadikan rujukan Pemerintah Provinsi untuk membantu tempat isolasi secara proporsional dan efektif. Termasuk juga jumlah relawan dan sarana-prasarana penting lainnya yang dibutuhkan. Jika kita ibaratkan pertarungan melawan wabah Covid-19 ini seperti perang, maka untuk menang strateginya adalah jumlah tentara harus proporsional dengan jumlah musuh di setiap wilayah pertempuran.
Langkah berikutnya adalah keakuratan alat uji diagnostik, yaitu menggunakan alat dengan sensitifitas yang baik untuk mengidentifikasi status infeksi dari setiap sampel. Apabila ketepatan diagnosanya kurang baik maka diprediksikan jumlah penduduk yang terinfeksi akan semakin banyak. Hal ini disebabkan penggunaan rapid test (uji cepat) yang sensitifitasnya rendah sehingga cenderung banyak memberikan hasil diagnosa salah negatif (false negative).
Padahal sebenarnya pasien yang dites adalah positif terinfeksi Covid-19. Ketika hal ini terjadi, maka orang yang hasil tesnya salah negatif tanpa sadar terus berinteraksi dan menularkan ke orang lain. Situasi mengkhawatirkan ini disebabkan ketidakakuratan diagnosa tersebut. Oleh karena itu kasus positif Covid-19 harus didefinisikan (case definition) dengan uji yang akurat.
Bagian terakhir adalah bersama, yaitu bagaimana semua pihak saling bahu membahu memberikan sumbangan pikiran, keahlian, tenaga, dan juga pembiayaannya. Hal ini sebagaimana sudah direkomendasi Rektor Unsyiah, apabila semua pihak memiliki konsep dan strategi yang Cerdas, insya Allah wabah ini dapat dihentikan. Kalau di Wuhan bisa, seharusnya kita juga mampu.