Breaking News

Luar Negeri

Demo Belarus Makin Besar, Puluhan Ribu Massa Bawa Bendera Lama dan Desak Presiden Lukashenko Mundur

Lukashenko terpilih lagi menjadi presiden dalam pemilu yang disengketakan, dan ia menolak mundur meski terus didesak massa.

Editor: Faisal Zamzami
AP PHOTO
Demonstran membawa bendera lama Belarus saat berunjuk rasa menentang hasil pemilu di Minsk, Belarus, Minggu (6/9/2020). Unjuk rasa akhir pekan itu adalah minggu kelima demonstrasi merebak di Belarus untuk menuntut mundurnya Presiden Alexander Lukashenko, yang mengklaim kemenangan kontroversial di pemilu. Ia telah berkuasa 26 tahun di negara bekas Soviet itu. (AP PHOTO) 

Sejak 1995, bendera itu menjadi simbol oposisi rezim Alexander Lukashenko.

Sebelum tahun ini, bendera itu turut berkibar pada demo 2006, 2010, dan 2015.

Setidaknya puluhan ribu orang, bahkan mungkin lebih, turun ke jalanan di ibu kota Minsk akhir pekan lalu, menuntut mundurnya Presiden Alexander Lukashenko.

Ia sudah berkuasa 26 tahun di Belarus, dan mengklaim terpilih lagi dengan 80 persen suara pada pemilu 9 Agustus yang disengketakan.

Pengunjuk rasa terdiri dari semua lapisan masyarakat, mulai dari orang tua hingga anak-anak, pelajar, pendeta Katolik, dan atlet terkenal turun le jalan untuk menyuarakan aspirasi mereka, lapor koresponden AFP di lokasi.

Sebelumnya demo pemilu tidak pernah sebesar ini di Belarus. Demo besar ini pecah setelah Lukashenko yang berkuasa di negara bekas Soviet itu selama 26 tahun mengklaim terpilih lagi dengan 80 persen suara pada 9 Agustus.

Para warga Belarus berdemonstrasi di seluruh negeri selama hampir sebulan terakhir, meski gerakan ini tidak memiliki pemimpin yang jelas karena banyak aktivis dipenjara atau didepak keluar negara.

 Pada Minggu (6/9/2020), para pengunjuk rasa berjalan menuju kediaman Lukashenko di Istana Kemerdekaan, dan meneriakkan kata "Pengadilan" serta "Berapa Anda dibayar?"

"Saya meminta pemilu baru yang jujur," kata demontran Nikita Sazanovich (28) dikutip dari AFP.

Pengunjuk rasa lainnya terlihat memegang foto pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny, yang menurut Jerman telah diracuni dengan racun saraf Novichok.

"Tolong tetap hidup," tulis plakat itu yang merujuk pada musuh utama Presiden Rusia Vladimir Putin tersebut.

Navalny koma dalam dua minggu terakhir karena diduga diracuni dari secangkir teh yang diminumnya di bandara Siberia.

"Sasha, minumlah teh. Ini traktiran Putin," teriak beberapa demonstran mengacu ke nama kecil Lukashenko.

Banyak yang mengatakan, mereka akan terus turun ke jalan sampai Lukashenko mundur.

Kuli Bangunan di Aceh Singkil Ditemukan Meninggal Gantung Diri, Begini Penjelasan Polisi

Penyanyi Albania-AS Bebe Rexha Promosikan Karpet Merah Berlabel Arab

Mulai Pagi Ini, Sekretariat Pemko Langsa Kembali Dibuka, Sistem Kerja Pegawai Dibagi 2 Shif

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Demo Belarus Makin Besar, Puluhan Ribu Massa Desak Presiden Lukashenko Mundur",

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved