Berita Aceh Singkil
Curhat Warga di Aceh Singkil; Pak, Kami Bosan Terisolir!
Puluhan tahun sudah, warga di empat desa ini, terlebih Desa Kayu Menang, merasakan penderitaan yang luar biasa.
Penulis: Subur Dani | Editor: Saifullah
Meski demikian, sejalan dengan permintaan masyarakat untuk pembangunan jalan tembus dari Kuala Baru ke Trumon di Aceh Selatan, Pemerintah Aceh juga akan segera membangunnya.
• VIDEO TNI Rehab Rumah Janda Miskin Dua Anak di Gayo Lues
• VIDEO Dua Tersangka Korupsi Dana Pamsimas Simeulue Ditahan, Rugikan Negara Rp 1,2 Miliar
• BRIsyariah Resmikan Kantor Wilayah di Aceh, Guna Pacu Akselerasi dan Perluas Layanan
Pembangunan jalan itu akan dilakukan dengan skema multiyears atau tahun jamak, sehingga bisa dipastikan jalan selesai tanpa kendala anggaran.
Pembangunan jalan Trumon-Kuala Baru akan dilakukan di atas badan jalan yang memang sudah tersedia. Bekas jalan lama itu kini mulai rusak parah. Pada beberapa bagaian malah telah tertutup ilalang.
Padahal warga mengaku jika jalan mulus, dalam tentang waktu 15 hingga 30 menit dengan kendaraan bermotor, akan masuk ke wilayah Buloh Seuma. Namun dalam keadaan jalan rusak, tempo waktu di perjalanan bisa mencapai satu jam lebih.
“Jika selesai dibangun, akses ke Aceh Selatan dari Singkil menjadi sangat dekat. Bisa menghemat sampai tiga jam lebih," kata Ratna, warga Kuala Baru Sungai.
Plt Gubernur sendiri memastikan jalan itu akan mulai dibangun Pemerintah Aceh pada November, akhir tahun ini. Pembangunan jalan sepanjang 42 kilometer itu dilakukan dengan menggelontorkan anggaran sebesar Rp72,6 miliar.
Tepat di tengah Kampung Kuala Baru Sungai, terdapat jalan yang membelah desa. Sekilas terlihat jalan tersebut adalah jalan desa karena hanya tersisa kerikil, tanah, dan sedikit aspal yang telah terkelupas.
• 13 Pasien Covid-19 di Beureugang, Aceh Barat Sembuh, Total Kasus 49 Orang
• Sebelum Jatuh Korban, Wakil Rakyat Aceh Minta Jembatan Uning Takengon Direhabilitasi
• Dulmusrid Berharap Proyek Multiyears Berlanjut, Sampaikan Doa Khusus untuk Plt Gubernur Aceh
Warga mengaku, telah belasan tahun jalan tersebut menjadi seperti tak bertuan. Jadinya dengan mudah bisa menyaksikan anak-anak yang berlarian di tengah jalan ataupun hewan peliharaan yang lalu-lalang lewat. Padahal itu adalah jalan raya.
Nah, di bekas badan jalan yang mulai sejajar dengan pondasi rumah warga inilah nantinya pemerintah bakal membangun jalan baru. Artinya tepat di bibir halaman rumah warga akan tersedia fasilitas publik yaitu jalan raya dengan kondisi mulus.
Masyarakat Kuala Baru pun sangat mendukung pembangunan jalan itu. Bagi mereka, dengan selesainya jalan tembus ke Buloh Seuma, bisa menjadi angin segar bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat.
"Kita bisa membawa ikan hasil tangkapan untuk diecer sampai ke Blangpidie," papar Abdurahman, warga setempat.
Susilawati, masyarakat Kuala Baru mengatakan bahwa selama ini khususnya dalam dua bulan terakhir, hasil laut masyarakat Kuala Baru dibawa ke Kilangan Singkil. "Harga bawanya pasti mahal," kata dia.
• Bacaan Sholawat Nabi Muhammad SAW Supaya Dimudahkan Rezekinya, Dijauhkan dari Penyakit
• Mursil: Mau Pakai Istilah ‘Hantu Years pun’, Jalan Perbatasan Aceh Tamiang-Aceh Timur Harus Dibangun
• Satu dari Empat Terpidana Kasus Asusila Kabur Sebelum Dijemput, Dipastikan Tak Bisa Dicambuk Besok
Dia memang secara rinci tidak mengetahui berapa biaya yang dibutuhkan untuk mengangkut hasil bumi dari Kuala Baru.
Namun jika mengangkut orang dengan robin--boat angkut yang didorong dengan mesin--, maka ongkos pulang-pergi Kilangan Kuala Baru adalah Rp 20 ribu.
Jika membawa sepeda motor akan dikenakan biaya tambahan sebesar Rp 20 ribu plus ongkos angkat ke daratan Rp10 ribu.
Jadi sekali menyeberang harus merogoh kocek hingga besaran Rp 50 ribu. Perjalanan dengan robin ke Kilangan sekitar satu jam.
Bagi Susilawati, Nur, Abdurrahman dan Ikhwan, jalan Kuala Baru-Buloh Seuma dan Jembatan Kilangan adalah solusi melepas warga dari keterisoliran. Seperti kata Nur: kami di sini bosan terisolir!(*)