Berita Aceh Singkil
Curhat Warga di Aceh Singkil; Pak, Kami Bosan Terisolir!
Puluhan tahun sudah, warga di empat desa ini, terlebih Desa Kayu Menang, merasakan penderitaan yang luar biasa.
Penulis: Subur Dani | Editor: Saifullah
Laporan Subur Dani | Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, ACEH SINGKIL - Tak jauh dari daratan Aceh Singkil, sebuah kecamatan yang membawahi empat desa berada tepat di tengah Sungai Kilangan atau dikenal juga Sungai Kuala Baru atau Sungai Singkil.
Sungai Singkil adalah sebuah sungai yang membelah daratan Singkil dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Trumon, Aceh Selatan.
Empat desa dengan total penduduk hampir 2.000-an jiwa bermukim di sana, tepatnya di Desa Kayu Menang, Desa Laut, Desa Kuala Baru Sungai, dan Desa Suka Jaya.
Puluhan tahun sudah, warga di empat desa ini, terlebih Desa Kayu Menang, merasakan penderitaan yang luar biasa.
Saban hari, mereka harus mengarungi sungai dengan perahu sampai, perahu robin, dan sesekali dengan speedboat untuk mencapai daratan Singkil.
Berbagai kesulitan dirasakan warga di sana karena tak ada akses jalan. Untungnya, mayoritas penduduk dengan mata pencarian nelayan, membuat mereka terbiasa meski harus mengarungi sungai saban hari untuk berbagai keperluan.
• Update Corona di Bener Meriah - 43 Orang dinyatakan Sembuh, 1 Meninggal Dunia & 1 Isolasi Mandiri
• Hari Ini, Bertambah Satu Terkonfirmasi Positif Covid-19 di Kabupaten Bener Meriah
• Artis Wulan Guritno Berhasil Turunkan Berat Badan 4 Kg, Begini Caranya
"Masyarakat kami nelayan. Kalau harus bawa ikan ke Singkil, biayanya mahal. Tapi kalau jalan ke Buloh Seuma sudah bagus, nelayan bisa lebih mudah membawa ikan ke darat dan ikan nelayan bisa lebih mahal," kata Nur, warga Desa Laut, Kecamatan Kuala Baru, Aceh Singkil, Senin (14/9/2020).
Nur mengeluhkan kondisi jalan di kecamatan tersebut. Saban hari, ia menjumpai penjual ikan yang membawa ikan segar dari Kuala Baru ke Buloh Seuma.
Dengan sepeda motor yang dipasangkan dua keranjang di jok belakang, mereka setiap hari harus melewati tiga jembatan kayu ringsek, lantaran badan jembatannya telah dibawa banjir besar, dua bulan lalu.
"Kasihan sekali kita lihat mereka Pak. Betul itu Pak. Kami di sini bosan terisolir," ungkap Nur dengan suara bergetar.
Bagi Nur, bukan sebatas jembatan Kilangan-Kuala Baru yang harus dituntaskan pembangunannya oleh pemerintah.
Pembangunan jalan tembus ke Buloh Seuma dan Trumon, Aceh Selatan dari Kuala Baru Aceh Singkil juga harus segera diselesaikan.
"Kalau jalan ini selesai, ke Buloh Seuma 15 menit sampai. Dari Buloh Seuma ke Trumon sampai satu jam. Tapi kalau dari Singkil ke Trumon bisa 5 jam," beber Nur.
• DFSK Glory i-Auto Memiliki Segudang Fitur, Dari Perintah Suara Sampai Kamera 360 Derajat
• Bebek Trail Honda XRM125 DS Hanya Ada di Filipina
• Warna Boleh Berbeda, Harga Yamaha X-Ride 125 Tetap Sama
Dalam kondisi seperti saat ini, di mana jalan berlubang di sana-sini dan tiga jembatan nyaris putus, sekitar dua ribuan masyarakat Kuala Baru menjadi masyarakat yang terisolir.
Padahal, letaknya yang tak terlalu jauh dengan Buloh Seuma, membuat banyak masyarakat desa di Aceh Selatan tersebut berbelanja ke Kuala Baru.
Warga Buloh Seuma datang membawa sayur-sayuran dan pulang membawa ikan segar hingga segala kebutuhan lainnya dari Kuala Baru.
Ikhwan, warga Suka Jaya, Kecamatan Kuala Baru juga mengeluhkan hal yang sama. Ia adalah penjual barang kelontong di desanya.
Dalam dua bulan ini, hari pasar di Kuala Baru mendadak lebih sepi dari biasa. Jika biasanya banyak penjual pakaian yang datang berjualan di hari pasar yaitu setiap hari Jumat, maka dalam dua bulan ini hanya satu-dua penjual dari Buloh Seuma yang menyeberang. Itupun membawa barang jualan dengan sepeda motor.
• Petani Seumanah Jaya Peureulak Minta Pemkab Bantu Beko, untuk Buka Jalur Bangun Power Fencing Gajah
• Jaksa Datangi Rumah Terpidana Kasus Asusila di Aceh Utara untuk Dicambuk Besok, Begini Hasilnya
• Rugikan Negara Hingga Rp 1,2 Miliar Lebih, Akibat Pipa tak Ber-SNI Pada Program Pamsimas di Simeulue
"Yang biasa datang jualan pakai mobil nggak bisa lewat lagi. Padahal kalau hari peukan (pasar), biasanya ramai di sini," papar Ikhwan.
Hari peukan adalah hari di mana para penjual dari berbagai daerah yang berdekatan dengan kawasan itu berkumpul. Mereka berjualan secara serempak pada hari itu.
Hampir dipastikan seluruh masyarakat keluar berbelanja seluruh kebutuhan pada hari peukan. Biasanya pun, hari peukan hanya digelar sekali dalam seminggu.
Ada empat desa di Kecamatan Kuala Baru. Desa yang paling dekat dengan daratan di Aceh Singkil adalah Desa Kayu Menang.
Selanjutnya adalah Desa Kuala Baru Sungai yang letaknya lebih ke utara serta Kuala Baru Laut yang menghadap ke selatan.
Desa yang paling jauh adalah Suka Jaya. Desa ini didominasi oleh masyarakat bersuku Aceh. Jadinya jika berkunjung ke desa yang bertetangga dengan Buloh Seuma, Aceh Selatan itu, hampir dipastikan keseluruhan orang berbicara dalam bahasa Aceh.
• Direktur RSUD Sahudin Kutacane Usulkan Pengadaan Alat Lab PCR Covid-19, Ini Tujuannya
• Bappeda Abdya Gelar Forum Konsultasi Publik Perubahan RPJM, Ini Penegasan Bupati Akmal Ibrahim
• Kerugian Negara dalam Korupsi Pengadaan Pipa Pamsimas Capai Rp 1,2 Miliar, Begini Kronologisnya
Kecamatan Kuala Baru hanya berbatas sungai dengan Kecamatan Kilangan di Aceh Singkil. Dua kecamatan ini dipisahkan oleh sungai selebar 400 meter.
Saat ini, Pemerintah Aceh tengah membangun jembatan yang menghubungkan Kilangan dengan Kuala Baru, Aceh Singkil.
Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah menyebutkan, bahwa pada akhir 2022 mendatang, akses jembatan sudah bisa dilalui alias selesai dibangun.
"Jembatan Kilangan ini adalah jembatan terpanjang di Aceh dengan panjang rangka baja 400 meter dan opritnya 80 serta 60 meter," ucap Nova. "Pada tahun 2022 nanti, akan tuntas 100 persen dan bisa langsung difungsikan," imbuhnya.
Dengan tuntasnya pembangunan jembatan itu, Nova menyebutkan, masyarakat Kuala Baru akan terbebas dari keterisoliran.
Meski demikian, sejalan dengan permintaan masyarakat untuk pembangunan jalan tembus dari Kuala Baru ke Trumon di Aceh Selatan, Pemerintah Aceh juga akan segera membangunnya.
• VIDEO TNI Rehab Rumah Janda Miskin Dua Anak di Gayo Lues
• VIDEO Dua Tersangka Korupsi Dana Pamsimas Simeulue Ditahan, Rugikan Negara Rp 1,2 Miliar
• BRIsyariah Resmikan Kantor Wilayah di Aceh, Guna Pacu Akselerasi dan Perluas Layanan
Pembangunan jalan itu akan dilakukan dengan skema multiyears atau tahun jamak, sehingga bisa dipastikan jalan selesai tanpa kendala anggaran.
Pembangunan jalan Trumon-Kuala Baru akan dilakukan di atas badan jalan yang memang sudah tersedia. Bekas jalan lama itu kini mulai rusak parah. Pada beberapa bagaian malah telah tertutup ilalang.
Padahal warga mengaku jika jalan mulus, dalam tentang waktu 15 hingga 30 menit dengan kendaraan bermotor, akan masuk ke wilayah Buloh Seuma. Namun dalam keadaan jalan rusak, tempo waktu di perjalanan bisa mencapai satu jam lebih.
“Jika selesai dibangun, akses ke Aceh Selatan dari Singkil menjadi sangat dekat. Bisa menghemat sampai tiga jam lebih," kata Ratna, warga Kuala Baru Sungai.
Plt Gubernur sendiri memastikan jalan itu akan mulai dibangun Pemerintah Aceh pada November, akhir tahun ini. Pembangunan jalan sepanjang 42 kilometer itu dilakukan dengan menggelontorkan anggaran sebesar Rp72,6 miliar.
Tepat di tengah Kampung Kuala Baru Sungai, terdapat jalan yang membelah desa. Sekilas terlihat jalan tersebut adalah jalan desa karena hanya tersisa kerikil, tanah, dan sedikit aspal yang telah terkelupas.
• 13 Pasien Covid-19 di Beureugang, Aceh Barat Sembuh, Total Kasus 49 Orang
• Sebelum Jatuh Korban, Wakil Rakyat Aceh Minta Jembatan Uning Takengon Direhabilitasi
• Dulmusrid Berharap Proyek Multiyears Berlanjut, Sampaikan Doa Khusus untuk Plt Gubernur Aceh
Warga mengaku, telah belasan tahun jalan tersebut menjadi seperti tak bertuan. Jadinya dengan mudah bisa menyaksikan anak-anak yang berlarian di tengah jalan ataupun hewan peliharaan yang lalu-lalang lewat. Padahal itu adalah jalan raya.
Nah, di bekas badan jalan yang mulai sejajar dengan pondasi rumah warga inilah nantinya pemerintah bakal membangun jalan baru. Artinya tepat di bibir halaman rumah warga akan tersedia fasilitas publik yaitu jalan raya dengan kondisi mulus.
Masyarakat Kuala Baru pun sangat mendukung pembangunan jalan itu. Bagi mereka, dengan selesainya jalan tembus ke Buloh Seuma, bisa menjadi angin segar bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat.
"Kita bisa membawa ikan hasil tangkapan untuk diecer sampai ke Blangpidie," papar Abdurahman, warga setempat.
Susilawati, masyarakat Kuala Baru mengatakan bahwa selama ini khususnya dalam dua bulan terakhir, hasil laut masyarakat Kuala Baru dibawa ke Kilangan Singkil. "Harga bawanya pasti mahal," kata dia.
• Bacaan Sholawat Nabi Muhammad SAW Supaya Dimudahkan Rezekinya, Dijauhkan dari Penyakit
• Mursil: Mau Pakai Istilah ‘Hantu Years pun’, Jalan Perbatasan Aceh Tamiang-Aceh Timur Harus Dibangun
• Satu dari Empat Terpidana Kasus Asusila Kabur Sebelum Dijemput, Dipastikan Tak Bisa Dicambuk Besok
Dia memang secara rinci tidak mengetahui berapa biaya yang dibutuhkan untuk mengangkut hasil bumi dari Kuala Baru.
Namun jika mengangkut orang dengan robin--boat angkut yang didorong dengan mesin--, maka ongkos pulang-pergi Kilangan Kuala Baru adalah Rp 20 ribu.
Jika membawa sepeda motor akan dikenakan biaya tambahan sebesar Rp 20 ribu plus ongkos angkat ke daratan Rp10 ribu.
Jadi sekali menyeberang harus merogoh kocek hingga besaran Rp 50 ribu. Perjalanan dengan robin ke Kilangan sekitar satu jam.
Bagi Susilawati, Nur, Abdurrahman dan Ikhwan, jalan Kuala Baru-Buloh Seuma dan Jembatan Kilangan adalah solusi melepas warga dari keterisoliran. Seperti kata Nur: kami di sini bosan terisolir!(*)