Breaking News

Indonesia Diserang Corona

Pemerintah Siapkan Uang Muka Rp 36,7 Triliun untuk Beli Vaksin Corona dari Inggris

Dari tiga perusahaan vaksin asal China tersebut, Pemerintah telah mengamankan 270 juta dosis vaksin Covid-19 untuk tahun depan.

shutterstock
ilustrasi 

"Terkait pengadaan vaksin, pemerintah sudah mengeluarkan Perpres 99/2020 tentang pengadaan vaksin. Dan saat ini Menkes maupun Menteri BUMN sedang negosiasi final dengan AstraZeneca. Kita menyiapkan untuk pengadaan 100 juta dan itu diperlukan DP sebesar 50 persen atau 250 juta (dolar AS)," kata Airlangga.

Cek Halal
Terkait kehalalan vaksin, Airlangga yang juga merupakan Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional memastikan vaksin Covid-19 halal digunakan. Menurutu dia status halal tersebut sudah masuk dalam pembahasan MUI.

"Terkait halal sudah dibahas dengan MUI dan insyaallah karena untuk pandemi COVID semua insyaallah halal thoyyiban," ujar Airlangga.

Selain menunjuk MUI untuk melakukan sertifikasi halal, pemerintah juga meminta Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) untuk ikut menguji. Sehingga masyarakat Indonesia, khususnya umat muslim, tidak perlu ragu lagi dengan status halal vaksin Covid-19.

Baca juga: India Mulai Siapkan Vaksin Covid-19 Awal Tahun 2021

Baca juga: Vaksin Corona Hanya Bertahan 6 Bulan, Vaksinasi Massal Harus Serentak untuk Cegah Penularan Lanjutan

Baca juga: Waduh, Kekebalan Setelah Divaksin Hanya Bertahan 6 Bulan, Vaksinasi Massal Covid-19 Harus Serempak

"Ada LPH dibuka seluas-luasnya termasuk perguruan tinggi negeri dan swasta yang berbasis yayasan Islam, ormas bisa dilibatkan. Tapi seluruh standar dan sidang fatwa MUI, jadi deadlock bisa diselesaikan," ucap Airlangga.

MUI sendiri rencananya pada Rabu (14/10) besok bersama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan Bio Farma selaku BUMN yang mendistribusikan vaksin tersebut akan bertolak ke China untuk memastikan kehalalan vaksin corona.

Untuk kehalalan vaksin Corona G42/Sinopharm sendiri akan diambil dari data uji klinis di Uni Emirat Arab (UAE) karena di produksi di negara tersebut. Perlu diketahui, perusahaan asal UAE Group 42 (G42) bekerja sama dengan Sinopharm-China dalam pengembangan vaksin Corona.

"MUI-nya Abu Dhabi sudah menyatakan no issue dengan kehalalan vaksin G42," kata Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam keterangan resmi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Senin (12/10).

Selain vaksin G42/Sinopharm, kehalalan vaksin Sinovac dan CanSino juga sudah dijamin melalui partisipasi MUI dalam proses pengujian data.

Honesti sendiri pada Sabtu (10/10) lalu sudah bertolak ke China, bersama dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto untuk melakukan finalisasi pembelian vaksin Corona tersebut.

Ketiga produsen vaksin Corona itu akan mulai melakukan pengiriman pada November 2020 mendatang.

Baca juga: 46 Pasien Covid-19 di Kabupaten Bener Meriah Sembuh, Tiga Meninggal, Berikut Data Lengkapnya

Baca juga: Ini Kiat Meredam Kecemasan di Tengah Pandemi Covid-19, Ini Penjelasan Ahli

Baca juga: China Uji Covid-19 Terhadap 9 Juta Orang di Qingdao, Ini Penyebabnya

Secara rinci Sinovac akan mengirim 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) pada minggu pertama November, 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) lagi pada minggu pertama Desember 2020, ditambah 15 juta dosis vaksin dalam bentuk bulk.

Lalu, G42/Sinopharm akan mengirim 15 juta dosis vaksin (dual dose) tahun ini, yang 5 juta dosis akan mulai datang pada bulan November 2020.

Kemudian, CanSino akan mengirim 100.000 dosis vaksin (single dose) pada bulan November 2020, dan sekitar 15-20 juta untuk tahun 2021. Single dose artinya satu orang hanya membutuhkan 1 dosis vaksinasi, sementara dual dose membutuhkan 2 kali vaksinasi untuk satu orang.(tribun network/fik/rin/dod)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved