Berita Aceh Barat

Terkait Aksi Penyegelan Kantor Akibat Upah Buruh belum Dibayar, Pemerintah Sesalkan Sikap PT Mopoli

Dinas Tenaga Kerja (Disnaker), Kabupaten Aceh Barat hingga Senin (12/10/2020), masih sulit untuk melakukan mediasi antara pihak perusahaan PT Mopoli..

Penulis: Sadul Bahri | Editor: Jalimin
SERAMBINEWS.COM/SA'DUL BAHRI
Thallea Naldy, Kepala Disnaker Aceh Barat. 

Laporan Sa’dul Bahri | Aceh Barat

 

SERAMBINEWS.COM, MEULABOH – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker), Kabupaten Aceh Barat hingga Senin (12/10/2020), masih sulit untuk melakukan mediasi antara pihak perusahaan PT Mopoli Raya dengan perwakilan karyawannya, lantaran terputusnya komunikasi dengan pihak manajemen perusahaan tersebut.

Sementara penyegelan kantor administrasi Perkebunan Unit I di Desa Baro Paya, Kecamatan Panton Reu, dan Kantor PKS serta Perkebunan Unit II di Desa Alue Kuyun, Kecamatan Woyla Timur hingga, Senin (12/10/2020) masih berlanjut yang sebelumnya aksi itu terjadi sejak Jumat (9/10/2020).

“Kita sudah lakukan upaya komunikasi dengan manajemen perusahaan PT Mopoli Raya, namun sayangnya diantara mereka tidak bisa kita jumpai termasuk komunikasi melalui seluler semuanya tidak ada yang tersambung,” ungkap Thallea Naldy, Kepala Disnaker Aceh Barat kepada Serambi, Senin (12/10/2020).

Ia menambahkan, sejak peristiwa penyegelan Kantor PT Mopoli Raya akibat tidak dibayarnya upah kerja para buruh di perusahaan tersebut, pihak pemerintah yang akan melakukan mediasi terhadap masalah itu hingga Senin (12/10/2020) sore, belum bisa dilakukan.

Dikatakannya, pihak manajemen perusahaan seharusnya membuka diri dalam kondisi apapun, sehingga masalah yang terjadi hendaknya bisa diselesaikan segera mungkin. Namun dengan menutup diri, tentu masalah yang sedang terjadi itu tidak bisa diselesaikan dengan baik.

Waspada! Penyakit Diabetes Ternyata Punya Dampak pada 11 Organ di Tubuh

Terkait Sengketa Tanah, Pemkab Aceh Barat Siapkan Tim Penyelesaian Konflik Warga dan PT PAAL

Massa Tolak UU Cipta Kerja Bubarkan Diri Setelah Aspirasi Diterima, Ini Sikap Resmi DPRK Aceh Timur

“Seharusnya pihaknya perusahaan dalam kondisi bagaimanapun mereka harus bisa membangun komunikasi dengan pihak kita, namun ada sebagian pihak manajemen yang tersambung saat kita hubungi, sangat kita sesalkan tak kunjung diangkat-angkat hpnya,” ujar Thallea Naldy.

Disebutkan, hingga Senin sore pihak perusahaan belum ada yang tersambung untuk dihubungi, sehingga pihak dinas melakukan kroscek kondisi lapangan di perusahaan tersebut, dan disana semua pihak manajemen lagi tidak berada di tempat.

Sementara aktivitas di perusahaan PT Mopoli berlangsung sepi, sedangkan pihak karyawan masih melakukan mogok kerja, termasuk penyegelan kantor belum dibuka karena belum ada penyelesaian masalah upah mereka yang belum dibayar sejak bulan Juli hingga Agustus 2020.

Terkait hal tersebut, pihak manajemen perusahaan menurutnya terkesan seperti ada pembiaran dengan masalah yang sedang terjadi saat ini, sehingga belum ada solusi penyelesaian yang bisa dilakukan oleh pemerintah karena komunikasi dengan pihak perusahaan masih terputus.

Dijelaskan, bahwa dari 101 perusahaan yang ada di Aceh Barat baru PT Mopoli yang rumit saat ini, dan menyangkut dengan tunggakan gaji karyawannya sudah terjadi yang kedua kalinya.

Kejadian sebelumnya pada awal 2020 juga masalah tunggakan upah buruh yang tidak dilakukan pembayaran, sehingga sebelumnya juga dilakukan mediasi dan telah selesai. Akan tetapi masalah yang sama kini terulang kembali, sehingga membuat para karyawan melakukan aksi-aksinya guna untuk mendapatkan hak mereka yang telah bekerja selama ini.

“625 orang karyawan belum menerima gaji sejak Juli hingga September 2020, dan jika gaji kami belum dibayar minimal satu bulan saja dulu, maka segel tersebut tidak kami buka dan tetap mogok kerja,” kata Zulfahri, Ketua Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Aceh Barat.

Disebutkan, bahwa pihak perusahaan sebelumnya telah menjanjikan untuk melunasinya akan tapi hingga saat ini realisasi pembayaran upah karyawan belum diwujudkan, sedangkan sebagian karyawan dan hampir rata-rata semakin mengeluh akibat kebutuhan pokok hari-hari mereka sudah sangat menipis.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved