Kapal Karam
Kapal Nelayan Karam di Aceh Tamiang, Pemerintah Diharap Beri Bantuan Alat Tangkap untuk Korban
Kalau perahu untuk sementara bisa mereka sewa. Yang paling mendesak saat ini alat tangkap, biar mereka bisa beraktivitas lagi
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Panglima Laot Aceh Tamiang, Anwar Muhammad berharap pemerintah memberi bantuan alat tangkap kepada nelayan yang mengalami kecelakaan di perairan Selat Malaka, Sabtu (10/10/2020) lalu.
Bantuan ini sangat penting mengingat perlengkapan alat tangkap cukup vital bagi nelayan untuk memenuhi nafkah keluarga.
“Kalau perahu untuk sementara bisa mereka sewa. Yang paling mendesak saat ini alat tangkap, biar mereka bisa beraktivitas lagi,” kata Anwar, Selasa (13/10/2020).
Dalam kesempatan itu, Anwar juga mengingatkan agar nelayan mengedepankan keselamatan ketika berada di laut.
nelayan diimbau memerhatikan cuaca ketika akan melaut.
“Saya juga mengapresiasi kepada nelayan yang telah mengorbankan hasil dan alat tangkapnya demi menolong korban,” lannjutnya.
Baca juga: Mainan Angka Anwar Ibrahim Munculkan Tanda Tanya, Hanya Ajukan Dukungan Tapi Tak Serahkan Nama
Baca juga: Sisa Waktu 3 Bulan Lagi, Banleg DPRA Kebut Pembahasan Raqan Prioritas
Baca juga: Revitalisasi Proyek Krueng Daroy Tuntas 100 persen
Diketahui dua perahu yang mengangkut enam nelayan asal Aceh Tamiang karam setelah dihantam ombak di perairan Selat Malaka yang masih berada di wilayah Aceh Tamiang.
Insiden ini terjadi Sabtu (10/10/2020) lalu ketika dua perahu tersebut menuju pulang ke Teluk Kepayang, Kecamatan Bendahara, Aceh Tamiang.
Korban yaitu, Ramlan, Safii, Zainal Abidin, Abdul Azis, Ridwan Effendi dan M Rizki.
Keenamnya berhasil selamat setelah ditolong oleh kapal nelayan lainnya.
Dijelaskan Anwar, proses pertolongan ini dilakukan secara dramatis karena kapal penolong itu membuang seluruh hasil tangkapannya agar bisa mengangkut keenam korban.
“Semua isi yang ada dalam boat dibuang, seperti jaring, fiber, termasuk hasil tangkapan agar muat mengangkut korban,” lanjut Anwar.
Anwar menambahkan keberadaan enam nelayan itu membuat perahu penolong mengalami kelebihan kapasitas yang berpotensi tenggelam juga. Beruntung tidak jauh dari lokasi mereka melihat kapal pukat milik nelayan Aceh Timur.
“Saat ini mereka semua sudah berkumpul di rumah masing-masing. Kalau untuk perahu yang tenggelam sudah tidak ada harapan lagi, semuanya hilang,” tukas Anwar.(*)