Viral Medsos

Viral Curhat Kuli Bangunan Saat Covid-19 dan Demo: BLT tak dapat, Aturan tak Pernah Condong ke Kami

Badai pandemi Covid-19 yang masih saja bergejolak di Indonesia memang memberi dampak yang buruk terhadap seluruh lapisan masyarakat

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Muhammad Hadi
FACEBOOK/KANG MAS BAGUS SUJIWO/KABAR SALATIGA&SEKITARNYA;
Tangkapan layar curhat menyanyat hati dari para buruh bangunan lewat sebuah grub Facebook Kabar Salatiga&Sekitarnya;. 

SERAMBINEWS.COM - Badai pandemi Covid-19 yang masih saja bergejolak di Indonesia memang memberi dampak yang buruk terhadap seluruh lapisan masyarakat.

Ditambah lagi aksi demo yang dilakukan terutama oleh kaum buruh dan mahasiswa belakangan ini mewarnai kota di berbagai wilayah di Indonesia.

Unjuk rasa tersebut berkaitan dengan penolakan terhadap UU Omnibuslaw Cipta Kerja yang dinilai merugikan sebelah pihak, yakni buruh atau pekerja.

Ditengah polemik dua persoalan tersebut, ada curhat menyanyat hati dari salah satu sisi yang merasa terasingkan dan tidak diperhatikan.

Ialah curhat dari kuli bangunan yang belum lama ini viral di media sosial.

Mereka yang juga mengaku berprofesi sebagai buruh tidak pernah turun untuk melakukan aksi unjuk rasa.

Disebutkan, hal itu lantaran mereka menyadari bahwa tidak ada peraturan yang condong terhadap mereka.

Baca juga: Warga Tuntut Verifikasi Ulang Soal Penerima Rumah Bantuan

Baca juga: Demo PLTMG Arun 2 Lhokseumawe, Ini Hasil Kesepakatan Warga dan Pihak Perusahaan

Curhat tersebut dituliskan oleh salah seorang pengguna Facebook atas nama Kang Mas Bagus Sujiwo.

Serangkaian kata luapan isi hati yang mewakili mereka para pekerja bangunan itu menjadi viral di platform tersebut.

Salah satunya tersebar di grub Faceboook Kabar Salatiga&Sekitarnya, Jumat (9/10/2020) yang hingga kini sudah dibagikan lebih dari 3 ribu kali oleh pengguna jaringan sosial tersebut.

"Kami buruh yang ga pernah demo..
karena kami sadar ga da peraturan yang pernah condong ke kami..dari dulu..," tulis pengguna Facebook Kang Mas Bagus Sujiwo.

Dalam isi curhatannya, disampaikan bahwa para buruh bangunan selama ini merasa hanya karya-karya mereka saja yang dikagumi dan dinikmati.

Sementara kehadiran mereka malah dihina dan dicaci, seolah jasanya seperti tak dianggap di mata yang lainnya.

"Kami dihina walo karya kami dikagumi.. kami dicaci walo mereka menikmati karya kami.. kami kuli bangunan yang tak pernah ada jasa dimata mereka.. ," lanjutnya.

Baca juga: Siap Disalurkan Akhir Oktober, Begini Syarat & Proses Penyaluran Subsidi Gaji Rp600 Ribu Gelombang 2

Baca juga: Tolak Omnibus Law, Aliansi Masyarakat Gayo Bergerak Robohkan Pagar Dewan   

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved