Opini
Investasi Kesehatan Jiwa Menuju Insan Paripurna
Pandemi Covid-19 terus bergulir tanpa bisa diprediksi secara pasti kapan akan berakhir. Dampak yang dirasakan bukan hanya mengancam kesehatan

Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan jiwa di masyarakat dengan mempermudah akses, termasuk penyediaan sarana telekonsultasi yang terintegrasi dari tingkat primer sampai tersier. Telekonsultasi berdasarkan pedoman layanan yang terstandar. Upaya lainnya adalah jaminan kesinambungan layanan kesehatan jiwa bagi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) secara mudah misalnya dengan metode telemedicine.
Selain itu telemedicine dilakukan untuk mengurangi kontak fisik antara pasien dengan tenaga kesehatan di rumah sakit, sehingga bisa menurunkan resiko penularan infeksi.
Hari 'Kesehatan Jiwa Sedunia' secara rutin diperingati setiap tahunnya pada 10 Oktober. Tema peringatan tahun ini agak berbeda dari tahun- tahun sebelumnya. Tema peningkatan investasi dalam kesehatan jiwa merupakan langkah visioner dalam mitigasi dampak pandemi jangka panjang.
Tujuan investasi sebenarnya adalah meningkatkan kapasitas beban negara dan masyarakat yang mengakibatkan produktivitas kerja meningkat, biaya pengobatan menurun, kualitas hidup lebih baik, meningkatnya kesadaran dan peran serta masyarakat serta yang paling penting adalah angka prevalensi gangguan jiwa menurun.
Situasi saat ini haruslah menjadi perenungan bersama bagaimana kesehatan jiwa tidak lagi menjadi barang pelengkap penderita di mata para pembuat kebijakan maupun masyarakat. Kesehatan jiwa harus menjadi bagian penting dalam pembangunan manusia seutuhnya.
Bukankah Lagu Kebangsaan Indonesia Raya menggelegarkan untuk membangun jiwa sebelum membangun raga fisik ? Kualitas manusia paripurna mensyaratkan kombinasi sehat jiwa dan raga menuju generasi emas bangsa.