Berita Luar Negeri
China Larang Umat Muslim Naik Haji Sebelum Mengikuti Pendidikan Bela Negara
Pemeritah China telah mengeluarkan sebuah aturan baru yang melarang umat Muslim negaranya melakukan ibadah haji ke Mekkah
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM - Pemeritah China telah mengeluarkan sebuah aturan baru yang melarang umat Muslim negaranya melakukan ibadah haji ke Mekkah.
Ini adalah sebuah langkah yang menurut pengamat sebagai “upaya lain Partai Komunis untuk mengendalikan urusan agama,”.
Bedasarkan aturan yang dikeluarkan pada hari Senin (12/10/2020), semua perjalanan umat muslim China yang menuju ke Arab Saudi harus di atur oleh Asosiasi Islam China.
Hal itu disampaikan oleh Administrasi Negara untuk Urusan Agama China.
Asosiasi Islam China adalah sebuah organisasi yang dikendalikan oleh jaringan Partai Komunis China, Departemen Pekerjaan Front Bersatu.
Selain dikendalikan dalam menjalankan ibadah haji, China juga memerintahkan asosiasi itu untuk melaksanakan pendidikan bela negara kepada umat Muslim yang ingin pergi haji.
“Asosiasi harus mendidik peserta haji tentang perilaku patriotik dan keamanan, memperkuat manajemen peserta, dan mencegah infiltrasi pemikiran, serta perilaku ekstremis agama yang membahayakan keamanan nasional,” kata pemerintah dalam peraturan tersebut, dikutip dari South China Morning Post, Jumat (16/10/2020).
Baca juga: 39 Negara di PBB Kecam China Terkait Muslim Uighur dan Hong Kong, Tak Ada Nama Indonesia
Baca juga: Disentil Jerman Soal Uighur di Forum PBB, China: Berhenti Campuri Urusan Kami
Beijing telah mendapat kecaman keras dari dunia internasional, karena penindasannya terhadap kegiatan keagamaan di wilayah Xinjiang.
Kelompok hak asasi manusia memperkirakan bahwa, lebih dari 1 juta orang Uighur dan minoritas Muslim lainnya telah ditahan di kamp-kamp penampungan.
Bahkan laporan SCPM menyebut, beberapa Muslim Uighur menjadi sasaran kerja paksa oleh China.
Beijing menepis tuduhan itu, dan mengatakan kamp-kamp tersebut adalah pusat pelatihan untuk memerangi ekstremisme.
Nury Turkel adalah seorang advokat hak Uighur-Amerika yang bertugas di Komisi AS untuk Kebebasan Beragama Internasional.
Ia mengatakan bahwa melarang melakukan perjalanan haji ilegal, dan hanya mengizinkan perjalanan resmi ke Mekah sudah ada kebijakan sejak 2005.
Tetapi, katanya, aturan baru tersebut sekarang menjelaskan bagaimana otoritas China akan memilih peserta haji.
Hanya calon jamaah yang ‘patriotik’, ‘taat hukum’, memiliki ‘perilaku baik’ dan dapat membiayai perjalanan sendiri yang akan disetujui, sesuai dengan isi peraturan itu.
Baca juga: Setelah Muslim Uighur, China Mulai Tekan Muslim Utsul di Hainan, Larang Penggunaan Jilbab
Baca juga: Malaysia Tak Akan Ekstradisi Muslim Uighur ke Tiongkok, Bahkan jika China Memintanya
“Tindakan tersebut memberlakukan ujian pendidikan bela negara bagi umat Islam yang ingin pergi haji”
“Sangat mungkin bahwa pemerintah China mendiskriminasi kelompok Muslim tertentu karena pendidikan bela negara - khususnya Muslim Uighur, yang bukan fenomena baru, ”kata Turkel.
Haji adalah salah satu kewajiban bagi umat Islam yang harus dilakukan bagi mereka yang mampu secara fisik dan finansial.
Ibadah haji juga merupakan salah satu dari lima rukun Islam.
Haji yang dilakukan secara terpusat untuk Muslim China telah dimulai sejak tahun 1985, ketika kuota dan sistem pembayaran ditetapkan.
Sistem tersebut berfokus pada area dengan populasi Muslim yang besar, seperti Xinjiang, Gansu, Ningxia, dan Qinghai.
Perjalanan pribadi dimungkinkan untuk dilakukan, tetapi sulit diatur tanpa dokumen yang tepat, karena pemerintah Saudi juga melarang apa yang dianggapnya sebagai "haji ilegal".
Turkel mengatakan, pihak berwenang China telah melecehkan, dan bahkan menyiksa Muslim yang melakukan haji secara mandiri.
Dia juga mengatakan bahwa, sebagian kecil calon jamaah haji Uighur yang ingin melakukan perjalanan haji, memiliki keterbatasan resmi.
Baca juga: Inilah Manusia Tertua di Dunia, Berasal dari Etnis Uighur China
Baca juga: Lagi, China Dituduh Perlakukan Muslim Uighur Bak Romusha di 11 Perusahaan, Dipekerjakan Tanpa Bayar
Seperti, ingin mendapatkan paspor. Untuk mendapatkan itu, calon jamaah haji Uighur harus berusia minimal 60 tahun.
Pada tahun 2017, menurut Society for Threatened Peoples ,dari sekitar 12.000 Muslim yang ingin melaksanakan haji yang diselenggarakan pemerintah, hanya 1.400 orang Uighur yang terpilih, meskipun mereka adalah kelompok Muslim terbesar kedua di China.
Shih Chien Yu, seorang dosen hubungan Asia Tengah di Universitas Nasional Tsing Hua Taiwan, mengatakan aturan baru itu adalah tanda lain dari kontrol politik Beijing atas urusan agama.
Beijing tampaknya begitu kekhawatiran tentang pembelajaran dan praktik Islam yang mungkin dialami Muslim China saat melakukan ibadah haji.
"Selama haji, mereka bertemu Muslim dari seluruh dunia, bertukar pengalaman dan saling mempengaruhi," kata Shih.
"Beberapa Muslim yang kembali setelah menunaikan haji membawa pulang pengalaman mereka,” katanya.
Baca juga: Muslim Uighur Kerja Paksa, Produksi APD dan Masker Pesanan Banyak Negara
Baca juga: Cara Sadis China Lockdown Orang-orang Uighur, Ditelanjangi dan Diguyur Disinfektan Mendidih
Dia mengatakan bahwa, mereka yang telah menunaikan ibadah haji dapat menerima gelar kehormatan Haji dan mendapatkan lebih banyak rasa hormat ketika mereka kembali ke China.
Gelar dan mendapat lebih banyak rasa hormat melawan aturan Islam yang disetujui oleh China.
“Yang mereka (China) katakan dapat menyebabkan masalah dan menantang kebijakan ‘Sinofikasi agama’, kata Shih.
“Partai Komunis tidak terlalu khawatir tentang orang-orang yang pergi sendiri. Yang mereka khawatirkan adalah dampak yang ditimbulkan setelah mereka kembali, ”ujarnya. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Baca juga: Valentino Rossi Positif Covid-19, Ngaku Mengalami Demam dan Nyeri Tulang
Baca juga: Bahaya! Hentikan Kebiasaan Makan Mie Goreng dengan 2 Bahan Tambahan Ini, Efeknya Mengerikan
Baca juga: Viral Niat Membantu Memadamkan Api, Petugas Pemadam Malah Dipukul Pemuda Miliki Golok