Berita Internasional
Gawat! Samudera Arktik Sekarat, Es Terancam Hilang dari Kutub Utara, Begini Efek bagi Bumi
"Di Kutub Utara sendiri, kami menemukan es yang terkikis parah, mencair, tipis, dan rapuh," lanjutnya.
Analisis data akan memakan waktu hingga dua tahun dengan tujuan untuk membantu prediksi seperti apa gelombang panas, hujan lebat, atau badai dalam waktu 20, 50, atau 100 tahun.
Sejak berangkat dari Tromso, Norwegia pada 20 September 2019 lalu, awak kapal telah menyaksikan hari tanpa cahaya, merasakan temperatur hingga minus 39,5 celcius, dan melihat lebih dari 60 beruang kutub.
Sebuah tembakan harus dilepaskan untuk memperingatkan beruang kutub yang datang mendekat.
Tetapi ancaman lebih besar adalah pandemi virus corona yang membuat kru terdampar di Kutub Utara selama dua bulan.
Sebuah tim ilmuwan multinasional akan terbang sebagai bagian dari estafet terjadwal, tetapi rencana itu harus dibatalkan karena pandemi virus corona.
Baca juga: Dokter Gigi Hilang Uang Rp 400 Juta, di Rekening Disisakan Rp 500 Ribu, Berawal Ditelpon Pria
Baca juga: Pollycarpus Meninggal, Dikabarkan karena Corona, Berikut Tentang Mantan Pilot Garuda Ini
Baca juga: Simak, 10 Makanan Peningkat Daya Tahan Tubuh Secara Alami, Semangka hingga Almond
Radiance Calmer, seorang peneliti di University of Colorado yang berada di kutub dari bulan Juni hingga September 2020, mengatakan, melangkah di atas es adalah momen ajaib. "Jika Anda berkonsentrasi, Anda bisa merasakannya bergerak," ucapnya.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Misi Penelitian Terbesar di Kutub Utara Berakhir, Ini Temuan Ilmuwan"