Berita Internasional

Australia Akan Uji Coba Teknologi Baru Hilangkan Busa Pemadam Api yang Cemari Lingkungan

"Kami telah berhasil menerapkan teknologi remediasi nano in-situ ke situs-situs yang terdampak oleh berbagai polutan kompleks di seluruh dunia."

(James Dunlevie/ABC News)
Foto pemukiman suku Aborigin di Australia Utara. 

SERAMBINEWS.COM, CANBERRA - Departemen Pertahanan Australia akan menguji coba teknologi baru yang dapat menghilangkan bahan kimia pemadam api dari lingkungan di seluruh negara itu.

PFAS adalah singkatan dari zat per- dan poli-fluoroalkyl dan merupakan bahan kimia yang digunakan dalam produk tahan panas, minyak, noda dan air, menurut Departemen Pertahanan.

Zat tersebut, ditemukan dalam busa untuk memadamkan kebakaran yang digunakan di pangkalan pertahanan Australia, bocor mencemari lingkungan dan sulit dihilangkan atau diurai.

Baru-baru ini, Departemen Pertahanan menandatangani kontrak dengan Photon Energy untuk menguji coba teknologi remediasi nano guna mengurai PFAS di lingkungan tersebut, menurut laporan The Australian Broadcasting Corporation (ABC) pada Jumat (6/11).

Baca juga: Bertetanggaan Tapi Tak Terlalu Akur, Ini Perbandingan Kekuatan Militer Indonesia dan Australia

Baca juga: Selain di Australia, Bantuan untuk Masjid At-Taibin Glee Ceurih Juga Mengalir dari Malaysia

Baca juga: 20 Orang di Lechia Gdansk Positif COVID-19, Bagaimana dengan Egy Maulana Vikri?

"Ini adalah teknologi in-situ, yang berarti mengolah PFAS tanpa menghilangkan air atau tanah dari lingkungan," kata juru bicara departemen tersebut.

Petr Kvapil, Direktur Photon Water, mengatakan pendekatan perusahaannya unik secara global.

"Kami telah berhasil menerapkan teknologi remediasi nano in-situ ke situs-situs yang terdampak oleh berbagai polutan kompleks di seluruh dunia," tuturnya.

Teknologi ini akan diujicobakan di Teluk Jervis tempat kontaminasi PFAS dari busa yang digunakan di pangkalan Angkatan Laut Creswell HMAS menimbulkan kecemasan, dan penduduk telah disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan laut yang ditangkap di beberapa jalur air setempat.

Baca juga: Pemko Banda Aceh Hibahkan 10 Unit Kendaraan Dinas untuk Keuchik Gampong di Kecamatan Baiturrahman

Baca juga: Indonesia Segera Distribusikan Vaksin Covid-19, WHO: Keamanannya Masih Diragukan

Baca juga: India Undang Australia Latihan Perang di Kepulauan Andaman dan Nicobar

Penduduk setempat juga telah menyampaikan kekhawatiran tentang air minum, tetapi Kementerian Pertahanan mengatakan jumlah PFAS dalam pasokan air berada dalam pedoman yang aman untuk diminum.

Departemen itu awalnya akan menerbitkan laporan investigasi dan rencana manajemen pada Maret, tetapi tertunda karena pandemi corona virus. (Xinhua)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved