Berita Lhokseumawe
Siap-siap! Jutaan Pekerjaan Manusia akan Diambil Alih Robot, Begini Penjelasan Pakar dan Praktisi IT
FGD Robotic Process Automation (RPA) dengan tema “Implementasi RPA dan Big Data dalam Kurikulum Merdeka” itu, diikuti oleh 250 peserta.
Penulis: Jafaruddin | Editor: Saifullah
Narasumber lain, Shinta Novanna menerangkan, bahwa RPA adalah bentuk teknologi otomasi proses bisnis yang bekerja mengotomasikan interaksi dengan desktop GUI pengguna akhir.
Dengan interaksi yang erat antara manusia dan robot, perusahaan akan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dan karyawan akan memiliki waktu untuk melakukan hal yang lebih bernilai.
Baca juga: Tiga Kabupaten/Kota Usul Teuku Hamid Azwar Jadi Pahlawan Nasional, Ini Jasa-jasanya untuk Indonesia
Baca juga: Pertahanan Udara Rusia Makin Kuat, Rudal Ini Siap Hancurkan Pesawat, Kapal Laut dan Rudal Balistik
Baca juga: Menolak Hasil Pemilu, Trump Gunakan Senjata Baru
“RPA dapat bekerja dalam 2 tipe mode yaitu attended mode dan unattended mode. Bot dengan mode attended akan membutuhkan manusia untuk menjalankannya,” kata Shinta.
Sedangkan robot dengan mode unattended dapat dijadwalkan atau dapat dijalankan dari sebuat event. Unattended bot biasanya melakukan operasi batch yang tidak memerlukan intervensi pengguna.
“Misalnya, kumpulan informasi klien baru diterima dalam spreadsheet dan perlu dimasukkan ke beberapa aplikasi,” papar Shinta Novanna.
Lebih lanjut, Shinta Novanna menguraikan, saat ini banyak perusahaan melihat cost saving dan efficiency merupakan manfaat dari penerapan solusi RPA.
Sementara itu, Budi Agus Setiawan menyampaikan, pentingnya teknologi Big Data terutama pada pilar industri 4.0. Karena Big Data saat ini menjadi suatu kebutuhan bisnis besar.
Baca juga: Update Covid-19 di Aceh - 1.233 Pasien Positif Corona di Aceh Masih dalam Perawatan Medis
Baca juga: Murid Tak Bisa Hadir Sore, Mahasiswi KKN Unimal Mengajar Pengajian Malam Hari
Baca juga: Gadis Cantik Pelayan Kafe Ini Ngaji Sambil Kerja, Suaranya Bikin Teduh, Ternyata juga Artis Aceh
“Big Data sering digunakan untuk dua fenomena. Kecepatan tinggi dalam mengakses data yang banyak dan kemampuan untuk menyimpan, memproses, dan menganalisa data,” ulas Budi.
Lebih lanjut, Budi mengatakan, untuk mendeskripsikan fenomena Big Data harus menggunakan 4V (Volume, Variety, Veracity dan Velocity). Setelah seluruh data melalui keempat dimensi tersebut, maka akan mendapatkan data yang memiliki nilai (value).
Sebelumnya, Direktur PNL, Rizal Syahyadi dalam sambutannya menekankan, pentingnya peningkatan kompetensi lulusan TIK. Rizal Syahyadi berharap, agar Jurusan TIK segera melakukan penyempurnaan kurikulum berbasis industri dengan menerapkan minimal 16 minggu kuliah industri.
Lebih lanjut, Rizal Syahyadi menyatakan, bahwa sistem pembelajaran di PNL lebih mengedepankan praktik daripada teori. Sehingga Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi benar-benar dapat dijalankan oleh Jurusan TIK.
“Jurusan TIK harus mampu mempersiapkan skill SDM, terutama dosen untuk dapat meningkatkan penelitian terapan dengan melibatkan Mitra IDUKA," tukasnya.
Baca juga: Jet Tempur Ethiopia Bom Gudang Senjata Tigray, Ribuan Orang Melarikan Diri ke Sudan
Baca juga: AS Mulai Distribusikan Obat Antibodi Covid-19 Eli Lilly and Co pada Pekan Ini
Baca juga: Joe Biden Mulai Bekerja, Donald Trump Terus Guncang Pentagon
"Sehingga outputnya tidak sebatas jurnal atau publikasi tetapi lebih kepada paten, serta bagaimana menyelesaikan permasalahan di IDUKA agar jati diri vokasi lebih tampak di masyarakat,” pungkas Rizaldi.(*)