Berita Lhokseumawe
Siap-siap! Jutaan Pekerjaan Manusia akan Diambil Alih Robot, Begini Penjelasan Pakar dan Praktisi IT
FGD Robotic Process Automation (RPA) dengan tema “Implementasi RPA dan Big Data dalam Kurikulum Merdeka” itu, diikuti oleh 250 peserta.
Penulis: Jafaruddin | Editor: Saifullah
Laporan Jafaruddin | Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE – Empat narasumber yang terdiri pakar dan praktisi information Technologi (IT) tampil dalam Focus Group Discussion (FGD)membahas proses robotic dalam membantu pekerjaan manusia yang diadakan Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL), Selasa (10/11/2020).
Masing-masing adalah, Prof Dr Ir Richardus MSc MBA M Phill MA, Pakar Teknologi Informatika, Budi A Setiawan dari Big Data–Big Box PT Telkom, Dirut PT Mitra Inovasi Teknologi/RPA Institute.id, Kris Sujatmoko, MT, dan Shinta Novanna, MSi dari PT Telematik Fourtoveri Konsultindo.
FGD Robotic Process Automation (RPA) dengan tema “Implementasi RPA dan Big Data dalam Kurikulum Merdeka” itu, diikuti oleh 250 peserta dari unsur industri, dunia Usaha dan dunia Kerja, dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, dan alumni PNL.
Akademisi dan pakar IT ternama, Prof Dr Richardus Eko Indrajit dalam paparannya mengatakan, jurusan TIK agar benar-benar mengimplementasikan RPA, Cloud Computing, dan Big Data pada Program Studi Teknik Informatika.
“Platform RPA dapat membantu pekerjaan manusia dan pekerjaan rutin pada industri. Saat ini, penggunaan RPA pada pengambilan mata kuliah secara automation dilakukan oleh kampus-kampus maju di dunia,” ujar alumni Harvard University tersebut.
Lebih lanjut, Prof Richardus menjelaskan, bahwa RPA bisa untuk membuat scheduling meeting, update scheduling, chatbot untuk keperluan broadcast, serta untuk pembacaan email secara otomatis.
Baca juga: Bea Cukai Gelar Operasi Pasar di 3 Daerah, Tracing Peredaran Rokok Ilegal, Ribuan Batang Disita
Baca juga: Gempa Tektonik Guncang Sabang Usai Magrib, tidak Berpotensi Tsunami, Masyarakat Diminta Tak Panik
Baca juga: SMSI Aceh Lakukan Konsolidasi Benahi Organisasi dan Keanggotaan
Sedangkan Kris Sujatmoko sebagai Lead Instructor UiPath Academic Alliance (UAA) dalam paparannya mengatakan, berdasarkan riset McKinsey pada September 2019, ada 23 juta jenis pekerjaan akan diautomasi sampai tahun 2030, sehingga platform RPA memegang peranan penting dalam Revolusi Industri 4.0.
“RPA adalah sebuah software yang dapat dipergunakan untuk menirukan semua jenis pekerjaan manusia yang menggunakan komputer dengan berbagai macam aplikasi,” ujar Kris Sujatmiko.
Di dalam sebuah perusahaan, terang Kris, pasti terdapat pekerjaan yang sifatnya administratif, rutin, rule-base, massif, dan tedious (membosankan).
Pekerjaan-pekerjaan jenis ini dapat diautomasi sehingga karyawan dapat lebih produktif dalam melakukan pekerjaannya. “Inilah kebutuhan keahlian yang diperlukan bagi semua karyawan di era Revolusi Industri 4.0,” ungkap Kris Sujatmiko.
UiPath, urai dia, merupakan platform nomor 1 di dunia sekarang ini yang dapat memberikan peluang sebagai model link and match antara IDUKA dengan kampus. Salah satunya melalui hubungan kerja sama dalam bentuk UiPath Academic Alliance (UAA).
Baca juga: Presiden Donald Trump Membersihkan Pentagon, Warga Amerika Serikat Mulai Khawatir
Baca juga: VIDEO Senjata Api Jenis Pistol Milik Terdakwa Narkoba Dipotong, Ganja dan Sabu Dibakar
Baca juga: VIDEO Pengunjukrasa Suarakan Penolakan Rencana Pembelian Mobil Dinas di Aceh Singkil
“Lebih dari 350 perguruan tinggi di India dan 135 perguruan tinggi di Cina telah tergabung sebagai UiPath Academi Alliance (UAA) serta memasukkan RPA dalam kurikulumnya,” ujar Dirut PT Mitra Inovasi Teknologi/RPA Institute.id ini.
Untuk Indonesia sendiri, ungkap Kris, PNL termasuk salah satu kampus yang telah menjalin kerja sama dan bergabung ke dalam UiPath Academi Alliance (UAA).
“Ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan antara lain: link and match industry 4.0, partnership UiPath RPA platform nomor 1 di dunia, dan tergabung dengan RPA Educator di seluruh dunia,” ungkas Kris Sujatmiko.
Narasumber lain, Shinta Novanna menerangkan, bahwa RPA adalah bentuk teknologi otomasi proses bisnis yang bekerja mengotomasikan interaksi dengan desktop GUI pengguna akhir.
Dengan interaksi yang erat antara manusia dan robot, perusahaan akan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dan karyawan akan memiliki waktu untuk melakukan hal yang lebih bernilai.
Baca juga: Tiga Kabupaten/Kota Usul Teuku Hamid Azwar Jadi Pahlawan Nasional, Ini Jasa-jasanya untuk Indonesia
Baca juga: Pertahanan Udara Rusia Makin Kuat, Rudal Ini Siap Hancurkan Pesawat, Kapal Laut dan Rudal Balistik
Baca juga: Menolak Hasil Pemilu, Trump Gunakan Senjata Baru
“RPA dapat bekerja dalam 2 tipe mode yaitu attended mode dan unattended mode. Bot dengan mode attended akan membutuhkan manusia untuk menjalankannya,” kata Shinta.
Sedangkan robot dengan mode unattended dapat dijadwalkan atau dapat dijalankan dari sebuat event. Unattended bot biasanya melakukan operasi batch yang tidak memerlukan intervensi pengguna.
“Misalnya, kumpulan informasi klien baru diterima dalam spreadsheet dan perlu dimasukkan ke beberapa aplikasi,” papar Shinta Novanna.
Lebih lanjut, Shinta Novanna menguraikan, saat ini banyak perusahaan melihat cost saving dan efficiency merupakan manfaat dari penerapan solusi RPA.
Sementara itu, Budi Agus Setiawan menyampaikan, pentingnya teknologi Big Data terutama pada pilar industri 4.0. Karena Big Data saat ini menjadi suatu kebutuhan bisnis besar.
Baca juga: Update Covid-19 di Aceh - 1.233 Pasien Positif Corona di Aceh Masih dalam Perawatan Medis
Baca juga: Murid Tak Bisa Hadir Sore, Mahasiswi KKN Unimal Mengajar Pengajian Malam Hari
Baca juga: Gadis Cantik Pelayan Kafe Ini Ngaji Sambil Kerja, Suaranya Bikin Teduh, Ternyata juga Artis Aceh
“Big Data sering digunakan untuk dua fenomena. Kecepatan tinggi dalam mengakses data yang banyak dan kemampuan untuk menyimpan, memproses, dan menganalisa data,” ulas Budi.
Lebih lanjut, Budi mengatakan, untuk mendeskripsikan fenomena Big Data harus menggunakan 4V (Volume, Variety, Veracity dan Velocity). Setelah seluruh data melalui keempat dimensi tersebut, maka akan mendapatkan data yang memiliki nilai (value).
Sebelumnya, Direktur PNL, Rizal Syahyadi dalam sambutannya menekankan, pentingnya peningkatan kompetensi lulusan TIK. Rizal Syahyadi berharap, agar Jurusan TIK segera melakukan penyempurnaan kurikulum berbasis industri dengan menerapkan minimal 16 minggu kuliah industri.
Lebih lanjut, Rizal Syahyadi menyatakan, bahwa sistem pembelajaran di PNL lebih mengedepankan praktik daripada teori. Sehingga Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi benar-benar dapat dijalankan oleh Jurusan TIK.
“Jurusan TIK harus mampu mempersiapkan skill SDM, terutama dosen untuk dapat meningkatkan penelitian terapan dengan melibatkan Mitra IDUKA," tukasnya.
Baca juga: Jet Tempur Ethiopia Bom Gudang Senjata Tigray, Ribuan Orang Melarikan Diri ke Sudan
Baca juga: AS Mulai Distribusikan Obat Antibodi Covid-19 Eli Lilly and Co pada Pekan Ini
Baca juga: Joe Biden Mulai Bekerja, Donald Trump Terus Guncang Pentagon
"Sehingga outputnya tidak sebatas jurnal atau publikasi tetapi lebih kepada paten, serta bagaimana menyelesaikan permasalahan di IDUKA agar jati diri vokasi lebih tampak di masyarakat,” pungkas Rizaldi.(*)