Berita Nagan Raya

30 Gampong di Nagan Raya Tertinggi Kasus Stunting, Pemkab Sosialisasi Perbup Stunting

Pemkab Nagan Raya melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) mengakui bahwa sebanyak 30 desa menjadi lokus (lokasi fokus) penanganan stunting (pertumbuhan...

Penulis: Rizwan | Editor: Jalimin
For Serambinews.com
Pemkab Nagan Raya mensosialisasi Perbup Stunting di Hotel Grand Nagan, Senin (30/11/2020). 

Laporan Rizwan | Nagan Raya

SERAMBINEWS.COM, SUKA MAKMUE  - Pemkab Nagan Raya melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) mengakui bahwa sebanyak 30 desa menjadi lokus (lokasi fokus) penanganan stunting (pertumbuhan kerdil).

Pasalnya, 30 gampong dari 222 gampong di kabupaten itu merupakan desa-desa yang kasus stunting tertinggi sehingga butuh  penanganan serius.

Hal itu dikatakan Kadis Kesehatan (Kadis) Nagan Raya, Said Azman SH dalam laporan pada kegiatan sosialisasi Peraturan Bupati (Perbup) Stunting di Aula Hotel Grand Nagan, Kecamatan Kuala, Senin (30/11/2020).

Sosialisasi perbup dibuka Bupati HM Jamin Idham diwakili Sekda Ardimartha dihadiri peserta dari sejumlah kalangan di Nagan Raya.

Menurut Said,  berdasarkan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Nomor B.240/M.PPN/D.5/PP.01.01/04/2019 tentang Penyampaian Perluasan Lokasi Fokus Intevensi Penurunan Stunting Terintegrasi Tahun 2020 salah satunya termasuk Kabupaten Nagan Raya.

"Di Nagan Raya sekarang ada sekitar 30 gampong yang telah ditetapkan lokus stanting berdasarkan jumlah balita dan persentase stunting tertinggi,” katanya.

Dikatakan, penyebab stunting adalah kurangnya asupan gizi pada anak, pola asuh yang kurang tepat dan lingkungan yang tidak bersih.

“Diharapkan ke depan angka stunting di Nagan Raya turun. Berbagai upaya terus dilakukan,” katanya.

Sementara itu, Sekda Ardimartha menyampaikan pada tahun 2020 Nagan Raya merupakan salah satu lokus percepatan penurunan stunting.

Karena itu, Bupati Nagan Raya mengeluarkan Perbup Nomor 19 Tahun 2020, untuk menjadi acuan bagi kepala SKPK terkait, para camat, dan para keuchik gampong dalam upaya penanganan stunting.

Diharapkan kedepan Pemkab melalui dinas terkait akan menitikberatkan pada penanganan penyebab masalah gizi.

“Yang menjadi faktor utama adalah ketahanan pangan khususnya pada akses terhadap pangan bergizi, norma sosial, adat dan budaya yang terkait dengan praktik pemberian makanan baik bagi ibu hamil serta pengasuh bayi dan anak,” katanya.(*)

Baca juga: DPRA akan Panggil Dinkes Aceh dan BPJS, Pertanyakan Jumlah Penerima JKA, JKN, dan BPJS Mandiri

Baca juga: Diduga Jadi Lapak Maksiat, Warung Remang-remang di Meulaboh Dibongkar Paksa, Dua Pasangan Diamankan

Baca juga: Kim Jong Un Peringatkan Pejabat Harus Jaga Perekonomian, Ancaman Sudah DItunjukkan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved