Kesehatan

Hadir di Setiap Masakan, Ternyata Minyak Sayur Simpan Bahaya yang Jarang Diketahui

Tak banyak diketahui, inilah bahaya minyak sayur untuk kesehatan tubuh, termasuk bisa menganggu kesehatan jantung.

Editor: Amirullah
Kompas.com
Ilustrasi minyak sayur 

SERAMBINEWS.COM - Tak banyak diketahui, inilah bahaya minyak sayur untuk kesehatan tubuh, termasuk bisa menganggu kesehatan jantung.

Selama ini banyak yang memakai minyak sayur untuk menggoreng makanan.

()Ilustrasi (Kompas.com)

Bahkan, minyak sayur juga kerap dijadikan sebagai salah satu komposisi untuk membuat saus, margarin, atau mayonaise.

Sayangnya, banyak ahli kesehatan menyarankan kita untuk mengganti penggunaan minyak sayur dengan pilihan lain.

Pasalnya, minyak sayur kaya lemak tak jenuh ganda yang bisa memicu berbagai penyakit.

Baca juga: Suami Tewas Dikapak Sang Istri, Korban Mabuk dan Marah saat Ditegur

Baca juga: VIDEO Juliari P Batubara Kena OTT, KPK mengamankan uang total senilai Rp 14,5 miliar lebih

Lemak tak jenuh ganda termasuk lemak buruk yang bisa menyebabkan percepatan pertumbuhan sel kanker, pembekuan darah, dan peningkatan peradangan dalam tubuh.

Riset menunjukan, minyak sayur dapat mengubah kolesterol baik (HDL) menjadi kolesterol jahat (LDL).

Akibatnya, kita berisiko tinggi mengalami penyakit penyakit jantung, penyakit autoimun, penyakit neurodegeneratif, dan bahkan kanker.

Dalam penelitiannya, ahli nutrisi Dr. Joseph Hibbeln dari National Institutes of Health juga mengatakan minyak sayur kaya akan lemak omega 6 dan rendah omega 3.

Baca juga: Curiga Sering Lihat Suami Bawa Uang ke Sebuah Ruang, Istri Kaget Temukan Segepok Uang di Tempat Ini

Padahal, konsumsi lemak omega 6 yang berlebihan dan lemak omega 3 yang kurang bisa memicu berbagai penyakit berikut:

  • penyakit jantung
  • diabetes tipe 2
  • kegemukan
  • sindrom metabolik atau pra-diabetes
  • sindrom iritasi usus
  • sindrom radang usus
  • degenerasi makula (kerusakan mata dan kebutaan)
  • artritis reumatoid
  • asma
  • kanker
  • gangguan kejiwaan
  • penyakit autoimun.

Selain itu, minyak sayur yang digunakan untuk memasak seringkali telah terhidrogenasi karena harganya murah dan umur simpan yang lebih lama.

Baca juga: VIRAL Kelakuan Kucing Cakar Orang Lewat Bikin Kaget sampai Menyerang Orang Tua

Baca juga: VIRAL Suami Istri Penjual Keripik Singkong Setia Menunggu 21 Tahun sampai Bayi Aisyah Lahir

Minyak yang telah mengalami proses hidrogenasi biasanya bisa memicu masalah kesehatan berikut:

1. Mengganggu keseimbangan kadar gula

Beberapa penelitian menunjukkan minyak sayur terhidrogenasi bisa mengganggu keseimbangan kontrol gula darah.

Pasalnya, minyak yang mengalami proses hidrogenasi juga mengandung lemak trans.

Riset yang meneliti hampir 85.000 wanita menemukan konsumsi lemak trans berlebihan berisiko besar mengalami diabetes tipe 2.

Konsumsi lemak trans berlebihan juga bisa meningkatkan risiko resistensi insulin. Padahal, hormon insulin sangat penting dalam menjaga keseimbangan kadar gula darah.

2. Meningkatkan peradangan

Riset juga membuktikan kandungan lemak trans dalam minyak nabati bisa memicu peradangan di tubuh.

Padahal, peradangan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan kanker.

Baca juga: Dulu Pernah Kritik Anies soal Bansos, Juliari Batubara Kini jadi Tersangka KPK Diduga Terima Suap

3. Membahayakan kesehatan jantung

Lemak trans dalam minyak nabati juga bisa membahayakan kesehatan jantung kita.

Riset menunjukan lemak trans dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (jahat) sekaligus menurunkan kolesterol baik HDL (baik), yang keduanya merupakan faktor risiko penyakit jantung.

Asupan lemak trans yang tinggi juga meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

7 Makanan yang Mengandung Lemak Trans

Ada dua jenis lemak trans yang dapat ditemui dalam makanan, yakni lemak trans alami dan lemak trans buatan.

Lemak trans alami dibentuk oleh bakteri di dalam sistem pencernaan hewan, seperti sapi, domba, atau kambing.

Lemak trans ini membentuk 3–7 persen dari total lemak dalam produk susu, seperti susu dan keju, 3–10 persen pada daging sapi dan domba, serta hanya 0–2 persen pada ayam dan babi.

Sedangkan lemak trans buatan terutama terbentuk selama hidrogenasi.

Hidrogenasi adalah suatu proses di mana hidrogen ditambahkan ke minyak nabati untuk membentuk produk semi padat yang dikenal sebagai minyak terhidrogenasi parsial.

Terkait kandungan senyawa ini, penelitian telah mengaitkan konsumsi lemak trans dengan risiko penyakit jantung, peradangan, kolesterol buruk (LDL) yang lebih tinggi, dan menurunkan kadar kolesterol baik (HDL).

Meskipun buktinya terbatas, lemak trans alami tampak kurang berbahaya dibandingkan lemak trans buatan.

Berikut ini adalah beragam makanan yang masih mengandung lemak trans buatan yang kiranya perlu diwaspadai:

1.Mentega putih

Mentega putih atau vegetable shortening adalah lemak nabati yang sudah melalui proses hidrogenisasi, sehingga berbentuk padat.

Metega putih jauh lebih padat atau keras jika dibanding mentega biasa karena kadar airnya jauh lebih sedikit.

Rasanya juga tawar, tidak gurih seperti mentega yang terbuat dari susu.

Mentega putih pada umumnyadigunakan untuk membuat biskuit, pastry, dan merupakan bahan dasar pembuatan buttercream.

Melansir Health Line, vegetable shortening ditemukan pada awal tahun 1900-an sebagai alternatif yang murah untuk mentega dan biasanya dibuat dari minyak nabati yang terhidrogenasi sebagian.

Ini populer untuk dipanggang karena kandungan lemaknya yang tinggi, yang menghasilkan pastry yang lebih lembut dan flakier daripada lemak lain, seperti lemak babi maupun mentega.

Untuk mengetahui apakah makanan yang akan dikonsumsi mengandung lemak trans dari mentega putih, baca daftar bahannya.

Jika itu termasuk minyak nabati terhidrogenasi parsial, maka lemak trans juga ada.

2. Beberapa jenis popcorn

Popcorn adalah makanan ringan yang populer dan sehat. Itu penuh serat tapi rendah lemak dan kalori.

Namun, beberapa jenis popcorn mengandung lemak trans.

Beberapa produsen mungkin masih menggunakan minyak terhidrogenasi parsial dalam produk popcorn microwave mereka untuk membuat minyak tetap padat sampai popcorn dibuat atau dimasukkan ke microwave.

Tapi karena risiko kesehatan yang diakui dari lemak trans, banyak perusahaan kiranya telah beralih ke minyak bebas lemak trans dalam beberapa tahun terakhir.

Jika Anda lebih suka konsumsi popcorn microwave, pilih merek dan rasa yang tidak mengandung minyak terhidrogenasi parsial.

Jika tidak, buat saja popcorn jenis lain yang bisa dibuat sendiri di atas kompor.

3. Margarin dan minyak nabati tertentu

Beberapa minyak nabati mungkin mengandung lemak trans, terutama jika minyaknya terhidrogenasi.

Proses hidrogenasi ini telah lama digunakan untuk membuat margarin.

Oleh karena itu, sebagian besar margarin yang beredar di pasaran memiliki kandungan lemak trans yang tinggi.

Untungnya, margarin bebas lemak trans semakin banyak tersedia.

Namun, perlu diingat bahwa beberapa minyak nabati non-terhidrogenasi mungkin juga mengandung lemak trans.

Dua penelitian yang menganalisis minyak nabati, termasuk kanola, kedelai, dan jagung, menemukan bahwa 0,4–4,2 persen dari total kandungan lemak pada minyak tersebut adalah lemak trans.

Untuk mengurangi konsumsi lemak trans dari margarin dan minyak nabati, hindari produk yang mengandung minyak terhidrogenasi parsial atau pilih minyak yang lebih sehat, seperti minyak zaitun extra virgin atau minyak kelapa.

4. Makanan cepat saji

Saat makan di kala bepergian, ingatlah bahwa lemak trans mungkin mengintai di pilihan makanan tertentu.

Misalnya, makanan cepat saji yang digoreng, seperti ayam goreng, ikan yang digoreng, hamburger, kentang goreng, dan mie goreng, semuanya cenderung mengandung lemak trans yang tinggi.

Lemak trans dalam makanan ini bisa berasal dari beberapa sumber.

Pertama, restoran munkin saja menggoreng makanan dengan minyak nabati, yang bisa mengandung lemak trans yang meresap ke dalam makanan.

Selain itu, suhu memasak yang tinggi yang digunakan saat menggoreng dapat menyebabkan kandungan lemak trans pada minyak sedikit meningkat.

Kandungan lemak trans meningkat setiap kali minyak yang sama digunakan kembali untuk menggoreng.

Sulit untuk menghindari lemak trans dari makanan yang digoreng, jadi lebih baik Anda membatasi asupan makanan yang digoreng sama sekali demi kesehatan.

5. Produk roti

Produk roti, seperti muffin, kue basah, kue kering, dan donat, sering kali dibuat dengan mentega putih atau margarin.

Mentega putih dapat membantu menghasilkan pastry yang lebih lembut dan renyah.

Ini juga lebih murah dan memiliki umur simpan lebih lama daripada mentega atau lemak babi.

Sampai saat ini, banyak mentega putuh dan margarin dibuat dari minyak terhidrogenasi parsial.

Karena alasan ini, makanan yang dipanggang secara tradisional menjadi sumber lemak trans yang umum.

Saat ini, karena produsen telah mengurangi lemak trans dalam mentega putih dan margarin mereka, jumlah total lemak trans dalam makanan yang dipanggang juga menurun.

Namun, Anda tidak dapat berasumsi bahwa semua makanan yang dipanggang bebas dari lemak trans.

Penting untuk membaca label jika memungkinkan dan hindari kue kering yang mengandung minyak terhidrogenasi parsial.

Lebih baik lagi, bahwa buat makanan panggang Anda sendiri di rumah agar Anda bisa mengontrol bahan-bahannya.

6. Krimer

Merangkum Medical News Today, bahan utama di sebagian besar pembuat krimer adalah gula dan minyak.

Kebanyakan krimer ini dibuat dari minyak terhidrogenasi parsial untuk meningkatkan umur simpan dan memberikan konsistensi krim.

Namun, banyak merek yang secara bertahap mengurangi kandungan lemak trans dalam beberapa tahun terakhir.

Meskipun demikian, beberapa pembuat krimer masih mengandung minyak terhidrogenasi parsial.

Meskipun diiklankan sebagai "bebas lemak trans" atau mencantumkan 0 gram lemak trans pada label, sebagian mungkin masih mengandung sedikit lemak trans.

Untuk menghindari lemak trans dari produk ini, pilih varietas krimer tanpa minyak terhidrogenasi parsial atau gunakan alternatif lain, seperti susu murni.

7. Keripik kentang hingga pizza

Lemak trans juga dapat ditemukan dalam jumlah yang lebih kecil di berbagai makanan lain, termasuk:

  • Keripik kentang dan jagung

Meskipun sebagian besar keripik kentang dan jagung sekarang bebas dari lemak trans, penting untuk membaca daftar bahannya karena beberapa merek mungkin masih mengandung lemak trans dalam bentuk minyak terhidrogenasi parsial.

  • Pizza

Lemak trans dapat ditemukan di beberapa merek adonan pizza karena penggunaan minyak terhidrogenasi parsial.

Perhatikan bahan ini, terutama pada pizza beku.

  • Frosting kalengan

Butter cream frosting kalengan sebagian besar terdiri dari gula, air, dan minyak.

Karena beberapa merek masih mengandung minyak terhidrogenasi parsial, penting untuk membaca daftar bahan penyusunnya, meskipun pada label tertulis 0 gram lemak trans.

Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Sering Dipakai Memasak, Ini Bahaya Minyak Sayur yang Jarang Diketahui

Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved