Kilas Balik Tsunami Aceh 2004

16 Tahun Tsunami Aceh - Kisah PLTD Apung dan Cerita Korban Tsunami yang Selamat

PLTD Apung yang kini dijadikan sebagai salah satu monumen tsunami sekaligus obyek wisata di Kota Banda Aceh, beserta kisah dibaliknya.

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Muhammad Hadi
PLTD Apung atau Kapal Apung 

PLTD berbentuk kapal itu 'mendarat' ke kawasan Punge Blang Cut yang jaraknya (perhitungan garis lurus) tidak kurang 2,5 kilometer. Masya Allah.

Hingga pekan keempat pasca-bencana tsunami, PLTD Apung itu masih 'teronggok manis' di antara puing-puing bangunan dan bengkalai tsunami di kawasan Punge Blang Cut yang sebelum bencana itu terjadi merupakan kawasan padat penduduk.

Baca juga: Kucing Hampir Digiling Mesin di Pabrik Sampah, Setelah Diselamatkan Diangkat Jadi Wakil Menteri

Hebatnya lagi, meski 'terlempar' hampir tiga kilometer, tetapi PLTD itu tetap utuh.

"Tak ada kerusakan apa-apa. Kalau pun sekarang difungsikan. masih bisa," kata Ir Subaktian Msc, koordinator Posko Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) kepada Serambi di pendopo Gubernur NAD, Banda Aceh, Sabtu (22/1/2005).

Potret PLTD Apung yang berdiri megah di pelabuhan Ulee Lheu sebelum bencana tsunami melanda Aceh 26 Desember 2004. Saat bencana itu terjadi, pembangkit listrik tersebut hanyut sampai ke Punge. Sedangkan pelabuhan Ulee Lheu proak-poranda. (Dokumen Harian Serambi Indonesia)
Potret PLTD Apung yang berdiri megah di pelabuhan Ulee Lheu sebelum bencana tsunami melanda Aceh 26 Desember 2004. Saat bencana itu terjadi, pembangkit listrik tersebut hanyut sampai ke Punge. Sedangkan pelabuhan Ulee Lheu proak-poranda. (Dokumen Harian Serambi Indonesia) (DOKUMEN HARIAN SERAMBI INDONESIA)

Kisah PLTD Apung tak sebatas menjadi simbol dahsyatnya gelombang tsunami.

Pembangkit listrik itu juga menjadi simbol heroik di tengah bencana yang tak terperikan.

Baca juga: Benarkah Akhir Tahun Banyak Potensi Kejadian Tsunami? Ini Penjelasan Ilmiah BMKG 

Baca juga: Tsunami Aceh 2004 | Sadah dari Bireuen Cari Anak Gadisnya yang Tinggal di Kampung Mulia

Paling tidak, sebagaimana pengakuan yang diterima Serambi, ada satu keluarga dari kawasan Punge Blang Cut yang selamat dari hantaman gelombang tsunami, karena PLTD Apung. Lho, kok bisa?

Menyusul gempa dahsyat yang melanda Aceh pada Minggu pagi 26 Desember 2004, Semua orang cemas dan takut.

Semua keluar rumah mencari tempat-tempat yang dinilai aman untuk berlindung dari reruntuhan bangunan.

Adalah keluarga Bang Midun (46) bersama istrinya, Kak Idah (40) dan beberapa anaknya, yang ketika bencana itu menetap di Desa Punge Blang Cut, Banda Aceh.

Ketika gempa, sebagaimana orang-orang lainnya, Bang Midun bersama anak istrinya serta menantu perempuan yang sedang hamil tua berkumpul di luar rumah.

Baca juga: Kilas Balik Tsunami Aceh | Kisah Pria Cacat Tidur Bersama Mayat Korban Tsunami di Bubungan

Belum lagi hilang panik akibat gempa, tiba-tiba terdengar jeritan histeris air laut naik.

Semua berlarian mencari selamat, termasuk keluarga besar Bang Midun.

Menurut cerita keluarga dekat Bang Midun yang bertempat tinggal di kawasan Lambhuk Ulee Kareng, di tengah kejaran gelombang tsunami yang maha dahsyat itu, mendadak para korban melihat sebuah kapal diseret gelombang.

Kapal itu diseret dengan posisi melintang.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved