Kupi Beungoh

Catatan Awal Tahun: Biologi, Akselerasi, dan Transformasi

Ahli sejarah ekonomi menyebutkan dampak ekonomi akibat Covid-19 jauh lebih besar dari apa yang pernah terjadi akibat Great Depresion-depresi besar

Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM/Handover
Ahmad Humam Hamid, Sosiolog, Guru Besar Universitas Syiah Kuala. 

Ambil saja contoh Indonesia yang sedianya akan mencapai target digitalisasi pelayanan publik pada tahun 2027, dalam kejadiannya harus mampu direalisir dalam hitungan minggu.

Awalnya mendadak, shock, namun perlahan kini telah menjadi kebiasaan, sekalipun masih menunjukkan penyesuaian yang paling berat.

Baca juga: Skandal Artis Tanah Air Sepanjang Tahun 2020: Perselingkuhan, Narkoba hingga Video Syur

Negara-negara yang berhasil mengendalikan Covid-19 menunjukkan ada korelasi positif antara  capaian pengendalian pandemi itu dengan kemampuan menggunakan aplikasi digital, tidak hanya dalam pengendalian penyakit, tetapi juga hampir dalam semua aspek pendidikan.

Keteguhan dan wawasan kepemimpinan nampaknya memberikan perbedaan besar antara mereka yang sangat berhasil dan sangat gagal.

Lihatlah bagaimana AS yang merupakan “indatu” dan sampai hari ini masih “kampiun” tehnologi digital global, namun karena mempunyai pemimpin yang “salah” AS mengalami kemunduran luar biasa.

Ekonomi rusak, korban Covid-19 tertinggi di dunia, kekacauan politik domestik, dan kesemrawutan pemulihan presiden yang belum jelas ujung pangkalnya.

Tantangan terbesar yang dihadapi oleh negara berkembang seperti Indonesia adalah bagaimana merespons terhadap akselerasi aplikasi digital dalam berbagai sektor pelayanan publik dan bahkan dalam kehidupan publik keseharian.

Perobahan yang sangat drastis ini melahirkan berbagaia aspek positif dan negatif yang tidak dapat dihindari.

Malapetaka ekonomi akaibat transformasi digital bagi sebagian kalangan adalah rahmat bagi yang lain.

Betapa banyak UMKM baru yang hidup akibat transformasi digital, dan berapa banyak pula yang sedang bertransformasi dari model konvensional menjadi bagian dari perdagangan digital yang sedang tumbuh.

Kecendrungan ekonomi digital tumbuh pesat selama pandemi dibuktikan dengan pembelian online yang meningkat  cepatbaik dari Tokopedia, Bukalapak, Blibli dan lain-lain.

Baca juga: Nelayan Temukan Drone Mata-mata China di Perairan Indonesia, Ini Tanggapan Keras Wakil Ketua DPR RI

Dibidang pendidikan, tidak kurang dari 45 juta peserta didik nasional telah dan sedang beralih ke pendidikan online dan mulai menggunakan perangkat tehnologi pendidikan (Edtech).

Sekalipun masih terbatas penggunaan laptop dan android kini semakin banyak digunakan untuk pembelajaran daring.

Aplikasi  belajar ruiangguru  yang sebelum pandemi dikunjungi oleh sekitar 7.5 juta pengunjung setiap bulan, kini teala bertambah mendi lebih dari 11 juta pengunjung (Lauria 2020).

Kini melalui Rumah Belajar yang difasilitasi oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan semakin banyak penyedia pendidikan online yang dapat diakses seperti  Ruangguru,Zenius, Kelas Pintar, Microsoft Teams, Quipper dan  Sekolahmu.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved