Wanita Abdya Meninggal Tergantung
Ibu Muda Meninggal Tergantung di Abdya, Anak Tanya Pada Ayah: Kemana Ibu?
Anak-anak Ditinggalkan Wanita Meninggal Tergantung di Abdya Mulai Bertanya Kemana Ibu, Berikut Keterangan Suami
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Muhammad Hadi
Memasuki hari kedua ditinggal sang ibu untuk selama-lamanya, anak-anak mulai bertanya dimana ibu.
“Anak saya yang nomor tiga yang belum sekolah mulai bertanya kemana ibu,” kata Ismail kepada Serambinews.com yang melayat ke rumah duka, Senin siang, tadi.
Sedangkan anak tertua yang duduk di kelas I SMP, yang nomor dua kelas II SD juga sangat kehilangan sang ibu.
Kemudian yang nomor empat belum tahu apa-apa.
Baca juga: BERITA POPULER - Perawat Putus Tangan di Abdya, Pria Dipergoki Mesum hingga Pasangan Gay Digerebek
“Suasana sekarang, kan ramai pelayat, anak-anak asyik bermain dengan teman-teman. Beberapa hari ke depan, mereka pasti bertanya kemana ibu,” ungkap Ismail.
Ismail yang berprofesi sebagai teknisi pemasangan sumur itu menuturkan musibah yang dialaminya.
Ayah lima anak yang sudah ditinggal ibu untuk selamanya itu mengaku tidak ada firasat apa-apa sebelum peristiwa menghebohkan itu.
Pada minggu pagi, kurang dari pukul 9.00 WIB, Ismail keluar rumah bersama anak laki-laki tertua untuk mengantarkan gas (LPJ) nonsubsidi kepada langganan yang memesan.
Kemudian ia duduk di warung kopi Terminal Blangpidie.
Sebelum keluar rumah, Ismail sempat memberikan uang jajan Rp 5.000 kepada anaknya.
Baca juga: Nasib Balita Calista, Awalnya Benjolan Seukuran Biji Jagung, Terus Membesar Hingga Seukuran Kepala
Sementara ibunya (Sukmiati) juga keluar rumah menuju Jalan Manyang (Desa Meudang Ara) karena suatu keperluan.
Sebelum pergi, Sukmiati sempat merebus jagung muda.
Kemudian berpesan kepada menantunya (S) agar jagung rebus itu diberikan kepada anak-anak atau cucu-cucunya.
Saat Sukmiati kembali ke rumah sekitar pukul 10.00 WIB mendapati pintu dalam kedaan tertutup dan dikunci dari dalam serta kain gorden jendela kaca juga tertutup semua.
“Saat diketuk, pintu tidak dibuka. Anak saya nomor 3 dan nomor 4 juga mengetuk pintu sambil menangis memanggil ibunya. Seorang tetangga juga ikut mengetuk,” kata Ismail.