Berita Luar Negeri
Warga Desa Bawa Jenazah ke Bank untuk Cairkan Uang Biaya Pemakaman
Mayat seorang pria yang bekerja sebagai petani dibawa ke bank oleh penduduk desa untuk mencairkan uang tunai sebagai biaya pemakaman.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM – Mayat seorang pria yang bekerja sebagai petani dibawa ke bank oleh penduduk desa untuk mencairkan uang tunai sebagai biaya pemakaman.
Pria bujang bernama Mahesh Yadav (60) tanpa sanak keluarga, meninggal dunia di rumahnya di sebuah desa di Patna, Bihar, India, Selasa (5/1/2021).
Pria itu meninggal karena mengalami sakit yang dalam beberapa hari terakhir.
Jenazahnya ditemukan oleh tetangga beberapa jam kemudian.
Tetangga yang menemukan jenazah pria itu terbaring tak bernyawa, mencari uang di rumah almarhum untuk prosesi pemakaman.
Tetapi mereka tidak menemukan uang atau barang berharga kecuali buku tabungan yang menunjukkan bahwa Mahesh memiliki 100 ribu Rupee (Rp 19 juta) di rekening banknya.
Sore itu, tetangganya membawa buku tabungan Mahesh ke bank.
Baca juga: Panjat Pohon saat Hujan, Pria Ini Meninggal Disambar Petir, Tubuhnya Terpanggang
Baca juga: Potret Faid Samim, Bocah 7 Tahun Ditemukan Dalam Keadaan Kurus Kering dan Hampir Meninggal
Namun, pihak bank tidak bisa mencairkan dana tersebut karena teganjal aturan.
Warga yang mendatangi bank juga menolak untuk pergi sampai manajer cabang mencairan dananya.
Jadi mereka membawa mayat berhias bunga ke bank dan meminta pengelola mengeluarkan uang untuk biaya pemakaman.
Menurut kepolisian Shahjahanpur, Amrendra Kumar, penduduk desa ingin bank mencairkan setidaknya 20.000 Rupee (Rp 3,8 juta) dari rekening Mahesh.
“Mahesh belum menikah. Kakaknya telah meninggal beberapa tahun lalu. Tidak ada seorang pun di keluarganya. Dia tinggal di gubuk yang dibangun di atas tanah orang lain," kata Kumar, dikutip dari Times of India, Jumat (8/1/2021).
Menurut Kumar, tetangga Mahesh mengatakan bahwa jika uang tersebut tidak dapat dicairkan untuk pemakamannya, apa gunanya uang itu?.
“Penduduk desa mengetahui tentang kematinnya sekitar pukul 5 pagi pada hari Selasa (5/1/2021),” katanya.
Jam 6 pagi, sambung Kumar, mereka menelepon pengelola bank untuk meminta segera mencairkan uang tersebut.
Baca juga: Janda Muda Tewas di Hotel Usai Layani Tamu, Ada Sejumlah Luka di Tubuh Korban, Polisi Buru Pelaku
Baca juga: 3 Hari Sebelum Tewas Dibunuh dan Diperkosa, Pramugari ini Sempat Beri Sinyal Pamit lewat Instagram
Karena pihak bank tak bisa mencairkan uang tersebut, warga akhirya membawa jenazah Mahesh ke bank sekitar jam 9.30 malam waktu setempat.
Jenazah Mahesh diletakkan di dalam kantor cabang Bank Canara, membuat layanan bank terhambat.
Selama hampir tiga jam tidak menemukan titik terang, akhirnya manajer bank tersebut menyerahkan kepada warga 10.000 Rupee (Rp 2 juta) dari dana CSR dan memberikan 5.000 Rupee (Rp 1 juta) lagi dari sakunya.
Baca juga: Wanita Ini Meninggal Karena Kanker Hati, Dokter Ungkap Tiga Benda di Dapur Jadi Penyebabnya
Manajer bank mengatakan dia terikat oleh aturan dan tidak dapat mengambil uang dari rekening Mahesh.
“Kami telah meminta dia (Mahesh) selama dua tahun terakhir untuk melengkapi form KYC-nya dan menyebutkan nama calon ahli waris,” kata manajer bank.
“Namun, dia tidak mendengarkan karena takut seseorang akan mengambil semua uang dari rekeningnya," sambungnya
Manajer itu juga mengatakan, karena KYC tidak selesai, Mahesh dilarang melakukan penarikan selama delapan bulan terakhir.
Baca juga: Istri Tewas Tersengat Listrik saat Hendak Selamatkan Suami yang Terbakar di Dalam Rumah
Baca juga: Kisah Dua Pria Sembunyi di Roda Pesawat, Terbang dari Afrika Menuju Inggris, Seorang Tewas Jatuh
Hal itu dikarenakan bank memiliki instruksi untuk menghentikan transaksi dari rekening tersebut.
“Kami belum pernah melihat situasi seperti itu sampai sekarang dalam layanan perbankan kami,” katanya.
Ia menambahkan, sesuai undang-undang jika tidak ada ahli waris yang mengklaim dalam satu dekade maka uang yang ada di rekeningnya akan dikembalikan ke Reserve Bank of India.
Polisi Kumar mengatakan bahwa masalah tersebut telah dibicarakan di tingkat manajer umum untuk mendapatkan solusi.
Setelah pembicaraan itu, baru pihak cabang mengeluarkan uang dari dana CSR-nya.
Devi, tetangga almarhum mengatakan bahwa dia mengenal Mahesh orang yang baik semasa hidupnya.
Dikatakan, Mahesh memiliki sifat rendah hati, yang selalu membantu orang lain.
Baca juga: Ayah Beri 2 Anaknya Susu Beracun hingga Si Bungsu Tewas, Lalu Pelaku Coba Bunuh Diri
“Karena sifatnya yang baik, semua orang di desa, terutama tetangganya, terus membantunya dengan memberikan makanan dan hal-hal lain,” kata Devi.
“Saya juga pernah melihatnya dalam beberapa kesempatan. Namun dia mengalami sakit selama beberapa hari terakhir,” sambungnya.
Dia mengatakan, pada hari Selasa penduduk desa tidak melihat pergerakan di dalam gubuk Mahesh, kemudian mereka masuk untuk memeriksanya.
Baca juga: VIRAL Kakak Beradik Kumpul Uang Berikan Hadiah untuk Ibu, Gelang Emas Tersemat pada Pergelangan
“Mereka mencari ke dalam dan menemukan dia telah meninggal. Dia dulu bekerja untuk siapa saja yang menawarinya pekerjaan. Dia telah mengumpulkan banyak uang, ”tambahnya. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Baca Juga Lainnya:
Baca juga: Butiran Emas di Sungai Alas Berasal dari Pelapukan Batuan Intrusi
Baca juga: Syok Dengar Kabar Suami Bunuh Diri, Pengantin Wanita Ini Ikut Terjun dari Balkon
Baca juga: Pendamping Desa Mulai Resah dengan Isu Pemotongan Gaji, Fadhil Rahmi: Honor Mereka Harusnya Ditambah