Kajian Islam
Hukum Meminta Mahar Tinggi untuk Ajang Gengsi, Simak Penjelasan Tgk Jim
Membuat mahar setinggi-tingginya agar tidak ada ucapan masyarakat yang menjurus pada merendahkan, akibat mahar terlalu rendah.
Penulis: Syamsul Azman | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM - Hukum meminta mahar tinggi untuk ajang gengsi, berikut ini penjelasan Tgk Muhammad Umar (Tgk Jim).
Sudah menjadi hal biasa di kalangan masyarakat, meminta mahar yang tinggi sebagai ajang gengsi dan sebagai ajak untuk memperlihatkan kehebatan keluarga.
Membuat mahar setinggi-tingginya agar tidak ada ucapan masyarakat yang menjurus pada merendahkan, akibat mahar terlalu rendah.
Meminta mahar tinggi untuk gengsi, merupakan suatu yang salah, kata Tgk Jim.
Hal demikian disampaikan Tgk Jim pada siaran langsung Facebook Serambinews.com, pada hari Jumat (15/1/2021).
Baca juga: Hukum Mencari Korban Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di Laut, Berikut Penjelasan Buya Yahya
Baca juga: Benarkah Iblis Bisa Mengintip Catatan Takdir di Lauhul Mahfudz? Simak Penjelasan Buya Yahya
Baca juga: Cara Mengisi Shaf Shalat Berjamaah Kosong, Simak Penjelasan Buya Yahya
Pengajian tersebut dimulai dari pukul 14:30 WIB sampai 16:30 WIB.
Mengangkat tema Bab Nikah.
"Pengajian Bersama Tgk Muhammad Umar (Tgk Jim) membahas "BAB NIKAH", di Kupi Nanggroe, Jumat 15 Januari 2021," keterangan siaran langsung.
Pengajian tersebut berlangsung 2 jam 23 menit.
Pada sesi akhir pengajian, salah satu jamaah bertanya mengenai mahar yang tinggi untuk gengsi keluarga.
Mendapat pertanyaan demikian, Tgk Jim langsung memberikan jawaban.
Baca juga: Aurat Terlihat oleh Diri Sendiri dari Lubang Kerah Baju, Sahkah Shalatnya? Ini Jawaban Buya Yahya
Ada beberapa dalil yang menjelaskan mengenai mahar, diantaranya :
Seperti yang terterap pada Surat An-Nisa ayat 4.
Artinya: “Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari mahar itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.”