Kesehatan

Ini 6 Bahaya Makanan Cepat Saji Terhadap Kesehatan, Jika Sering Mengonsumsinya

Namun jika sering mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan lonjakan besar gula darah. Seiring waktu, lonjakan insulin ini dapat

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Mursal Ismail
shutterstock
Ilustrasi 

Namun jika sering mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan lonjakan besar gula darah. Seiring waktu, lonjakan insulin ini dapat

SERAMBINEWS.COM - Berikut adalah beberapa bahaya kesehatan yang mengancam sistem tubuh jika sering mengonsumsi fast food .

Fast Food atau makanan cepat saji memang sering sekali menjadi andalan bagi siapapun ketika dilanda rasa lapar.

Selain murah, praktis dan proses pembuatannya yang cepat, fast food hadir dengan aneka ragam olahan dan cita rasa yang menjadi idola hampir semua orang.

Hingga tak heran, banyak orang yang sampai dibuat ketagihan untuk terus-terusan mengonsumsi makanan cepat saji.

Padahal, fast food termasuk kategori makanan tidak sehat yang rendah nutrisi, namun kaya kalori dan lemak.

Seringkali ditemukan fast food diproses dengan kandungan karbohidrat yang tinggi, tambahan gula, lemak tidak sehat, dan natrium.

Baca juga: Obesitas dan Pola Hidup Sehat

Baca juga: Hati-hati! Orang Kurang Tidur Rentan Terkena Obesitas dan Diabetes, Begini Penjelasan Ilmiahnya

Kandungan ini tidak memberikan nutrisi bagi tubuh, melainkan menambah nilai kalori, sehingga berisiko memicu obesitas.

Selain masalah tersebut, ada beberapa efek samping lainnya yang ditimbulkan jika terlalu sering mengonsumsi makana cepat saji.

Melansir Healthline, berikut adalah 7 efek samping fast food terhadap sistem dalam tubuh.

1. Efek pada sistem pencernaan dan kardiovaskular

Kebanyakan makanan cepat saji, termasuk minuman dan makanan pendamping sarat dengan karbohidrat dengan sedikit atau tanpa serat.

Ketika sistem pencernaan memecah makanan ini, karbohidrat dilepaskan sebagai glukosa (gula) ke dalam aliran darah Anda.

Hal ini membuat gula darah menjadi meningkat.

Normalnya pankreas akan merespons lonjakan glukosa dengan melepaskan insulin.

Insulin mengangkut gula ke seluruh tubuh, ke sel-sel yang membutuhkannya sebagai energi.

Saat tubuh menggunakan atau menyimpan gula, gula darah kembali normal.

Bagi yang memiliki tubuh sehat, organnya dapat menangani lonjakan gula ini dengan benar.

Namun jika sering mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan lonjakan besar gula darah.

Seiring waktu, lonjakan insulin ini dapat menyebabkan respons insulin normal melemah.

Kondisi ini kemudian berkembang dan meningkatkan risiko resistensi insulin, diabetes tipe 2 dan penambahan berat badan.

Baca juga: Makan Camilan Manis Dibarengi Minum Air Putih Bikin Obesitas? Berikut Penjelasannya

2. Efek pada sistem pernapasan

Kalori berlebih dari makanan cepat saji dapat menyebabkan penambahan berat badan.

Hal ini dapat menyebabkan obesitas .

Obesitas meningkatkan risiko masalah pernapasan, termasuk asma dan sesak napas .

Berat badan berlebih dapat memberi tekanan pada jantung dan paru - paru, bahkan gejala yang muncul membuat seseorang harus mengeluarkan tenaga yang ekstra untuk melakukan sesuatu.

Mereka juga mungkin mengalami kesulitan bernapas saat berjalan, menaiki tangga, atau berolahraga.

Pada anak - anak, risiko masalah pernapasan sangat terlihat jelas.

Satu studi menemukan bahwa anak-anak yang makan makanan cepat saji setidaknya tiga kali seminggu lebih mungkin mengembangkan penyakit asma.

3. Efek pada sistem saraf pusat

Makanan cepat saji dapat memuaskan rasa lapar dalam jangka pendek, tapi tidak untuk jangka panjang.

Orang yang makan makanan cepat saji dan kue olahan 51 persen lebih mungkin mengalami depresi dibandingkan orang yang tidak makan makanan tersebut atau makan sangat sedikit.

Baca juga: Ingin Diet Gak Makan Nasi Selama 2 Tahun, Juwita Bahar Koma 15 Hari sampai Alami Kelumpuhan

4. Efek pada sistem reproduksi

Kandungan dalam fast food mungkin berdampak pada kesuburan tubuh.

Satu studi menemukan bahwa makanan olahan mengandung Phthalates atau ftalat.

Yaitu bahan kimia yang dapat mengganggu cara kerja hormon dalam tubuh.

Paparan bahan kimia tingkat tinggi ini dapat menyebabkan masalah reproduksi, termasuk cacat lahir .

5. Efek pada sistem integumen (kulit, rambut, kuku)

Seperti diketahui, makanan yang dikonsumsi dapat memengaruhi penampilan kulit.

Di masa lalu, coklat dan makanan berminyak seperti pizza telah menjadi penyebab munculnya jerawat.

Menurut Mayo Clinic , hal itu dipicu karena kandungan karbohidrat.

Makanan yang kaya karbohidrat menyebabkan lonjakan gula darah secara tiba-tiba, yang dapat memicu timbulnya jerawat.

Menurut sebuah penelitian, anak-anak dan remaja yang makan makanan cepat saji setidaknya tiga kali seminggu juga lebih mungkin mengembangkan eksim.

Yaitu kondisi yang menyebabkan iritasi pada kulit yang meradang dan gatal.

Baca juga: Jangan Lakukan Ini untuk Program Diet dengan Lemon untuk Mendapat Hasil Maksimal

Baca juga: Ini 5 Makanan Sehat untuk Remaja Putri, Kaya Zat Besi hingga Vitamin A

6. Efek pada sistem kerangka (tulang)

Karbohidrat dan gula dalam makanan cepat saji dan makanan olahan dapat meningkatkan asam di mulut.

Asam ini bisa merusak enamel gigi.

Saat enamel gigi menghilang, bakteri bisa bertahan dan gigi berlubang bisa berkembang.

Obesitas juga dapat menyebabkan komplikasi pada kepadatan tulang dan massa otot .

Orang yang mengalami obesitas memiliki risiko lebih besar untuk terjatuh dan patah tulang .

Penting untuk berolahraga guna membangun otot yang dapat menopang tulang serta menjaga pola makan yang sehat untuk meminimalkan keropos tulang. (Serambinews.com/Yeni Hardika)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved