Berita Lhokseumawe
Pedagang Pasar Inpres Keluhkan Praktik Jual Beli Lapak, Rencanakan Aksi Demo ke Disperindagkop Besok
Pedagang juga menuding ada upaya oknum kepala dinas yang berusaha menjual lapak kios di pasar tersebut.
Penulis: Zaki Mubarak | Editor: Saifullah
“Kami sangat kecewa, karena tidak dapat lapak yang sudah dijanjikan oleh pihak dinas sendiri,” tukas Abdurrahman.
Baca juga: Lima Rumah Terbakar di Titimas Aceh Tenggara, Satu Rumah Dirusak untuk Melokalisir Api
Baca juga: Penempatan Pejabat Dinilai Melenceng dari Disiplin Ilmu, Ini Penjelasan Kepala BKPSDM Aceh Singkil
Baca juga: Kajati Aceh Tunggu Hasil Audit BPKP, Kasus Dugaan Korupsi Pembangunan Jalan Muara Situlen
Rencanakan aksi demo
Sementara itu, informasi lain yang diperoleh Serambinews.com, Senin (1/3/2021), dari Hamdani alias Mukim Ham, pengurus Persatuan Pedagang Pasar Inpres (PPPI) mengungkapkan, bahwa pihaknya akan melakukan aksi unjuk rasa ke Kantor Disperindagkop dan UMKM Lhokseumawe di Utuen Kot, Cunda pada Selasa (2/3/2021) besok.
Kata Mukim Ham, unjuk rasa itu untuk menuntut tanggung jawab pihak dinas terkait nasib beberapa pedagang yang kehilangan lapak mereka berjualan.
“Demo ini juga sekaligus meminta Pemko tetap memberikan lapak berdagang bagi pedagang lama setelah pasar baru dibangun nantinya,” ujar Mukim Ham.
“Pasar kita kan baru kebakaran, Pemko akan membangun ratusan lapak baru,” papar pengurus Persatuan Pedagang Pasar Inpres (PPPI) ini.
“Kita meminta nantinya pedagang lama tetap mendapat lapak berdagang dan tidak digantikan dengan pedagang baru seperti yang terjadi baru-baru ini,” jelas mantan ketua BRA Kota Lhokseumawe itu.
Baca juga: Firdaus Resmi Jabat Kajari Aceh Barat, S Muh Rukhsal Assegaf Pindah Tugas Jadi Kabag TU Kejati Jambi
Baca juga: Update Corona Hari Ini; Kasus Positif Covid-19 di Aceh Capai 9.543 Orang, Begini Rinciannya
Baca juga: Edi Putra Pimpin Desa Pertamina, Raup 167 Suara dalam Pemilihan Keuchik Secara Langsung
Berdasarkan data LPSE Kota Lhokseumawe tahun 2020, proyek pembangunan 14 pintu kios tersebut menghabiskan anggaran sebesar Rp 764 juta.(*)