Jurnalisme Warga

Sesaknya Jalan Laksamana Malahayati

Pascatsunami di Aceh, yakni antara tahun 2007 sampai 2008, beberapa kompleks relokasi warga korban tsunami di Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Sesaknya Jalan Laksamana Malahayati
FOR SERAMBINEWS.COM
AMRULLAH  BUSTAMAM, Ketua Lembaga Bangun Kutaraja (LBK) dan Dosen Hukum Pidana Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry, melaporkan dari Neuheun, Aceh Besar

Awal tahun 2019 saya sempat berkunjung ke Gresik yang merupakan wilayah industrial terbesar di Jawa Timur. Di sana saya melihat aktivitas yang lancar di jalanan kawasan industri ini. Mobil yang masuk kategori besar dan panjang mendapat jalur khusus. Adanya ruas tol membuat aktivitas alat berat menjadi leluasa di sana.

Kalau dibandingkan dengan kawasan Mesjid Raya, menurut saya, kawasan ini sangat potensial sebagai kawasan industri andalan Aceh Besar. Namun sekarang, jangankan lampu jalan, jalannnya saja masih bolong-bolong.

Memang saya bukanlah ahli tata kota atau teknis transportasi, tapi reportase sekadar ingin menyajikan kondisi yang riil dan kejenuhan yang kami rasakan saat berada di jalur Laksamana Malahayati setiap harinya.

Kepadatan jalan di jalur ini sudah mirip jalan di kawasan Pondok Gede-Bekasi, daerah rumah mertua saya. Sudah seharusnya Pemerintah Aceh, khususnya Pemkab Aceh Besar, menata kembali kawasan Kecamatan Baitussalam dan Mesjid Raya menjadi wilayah industri yang layak dan menjadi andalan. Dengan harapan agar Jalan Laksamana Malahayati akan terkenal setenar nama pahlawan Aceh, Laksamana Malahayati itu sendiri. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved