Pembunuhan IRT di Lamjabat
Berkembang Isu, Pembunuh Guru Ngaji di Lamjabat Diduga dalam Pengaruh Narkoba, Ini Penjelasan Polisi
Pembunuhan sadis yang dilakukan Putra Pratama (21) pria warga Lamjabat, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh, terhadap Ramlah (35)...
Penulis: Misran Asri | Editor: Jalimin
Laporan Misran Asri | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Pembunuhan sadis yang dilakukan Putra Pratama (21) pria warga Lamjabat, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh, terhadap Ramlah (35) guru ngaji sekaligus kakak sepupunya itu masih menimbulkan tanda tanya.
Pertanyaan yang muncul apa motif pelaku tega menikam bertubi-tubi ibu rumah tangga (IRT) yang bernasib malang tersebut.
Pasalnya warga sekitar tahu persis Ramlah begitu baik terhadap pelaku yang sering dia berikan makanan, tak terkecuali saat tiba makan siang. Namun, ibarat susu dibalas air tuba serta pelaku diibaratkan 'hewan buas' yang dipelihara. Setelah besar, dia menerkan tuannya.
Begitu lah pribahasa yang mungkin pantas disematkan terhadap pribadi tersangka yang tega menghabisi nyawa Ramlah, guru ngaji yang mendedikasikan dirinya untuk puluhan anak-anak setempat tiap sore harinya di rumah sederhananya tempat dirinya dibunuh.
Bahkan, Nafiz (14) anak korban serta sepupunya Alifah (12) yang ada di rumah korban pada saat itu pun ingin dibunuh. Sehingga terlintas kesan, pelaku Putra Pratama ingin membantai satu keluarga itu.
Baca juga: Personel Polresta Banda Aceh Bawa Serpihan Ledakan di Lhong Raya ke Labfor Polri
Baca juga: Umar, Penderita Tumor Ganas Dirujuk ke RSUDZA Banda Aceh, Dibantu Amat Lembeng Anggota DPRK Atim
Syukur, putra kedua.almarhumah Ramlah dan Muliadi (40) tak ada di rumah. Karena, tengah berada di luar rumah dan asyik bermain dengan teman-teman seusianya.
Namun, malang kedua siswi MTsN itu tak luput dari tikaman pisau sangkur yang sengaja dibawa oleh tersangka untuk menjalankan aksi kejinya itu.
Nafiz terkena luka tikaman di leher kiri belakang, lalu Alifah luka di kuping kirinya.
Sementara Ulis (2,5 tahun) anak bungsu almarhumah Ramlah yang.disebut-swbut juga ada di dalam rumah pada saat itu masih dilindungi oleh Allah dan diselamatkan oleh saudara keluarga korban.
Balita Ulis terselamatkan karena Nafiz berlari keluar dari rumah, sembari menjerit, meminta tolong dari warga, sehingga pelaku pun mulai panik dan memecah kosentrasinya. Balita Ulis yang diinformasikan ada di dalam rumah pada saat itu pun teralih dari perhatian pelaku.
"Saya menduga pelaku ingin menghabisi satu keluarga. Tapi, karena Nafiz sudah berhasil keluar dari rumah dam minta tolong warga, sehingga tersangka pun keluar," sebut Allta Zaini, salah satu keluarga korban.
Isu yang berkembang di masyarakat mengapa pelaku tega menghabisi nyawa Ramlah yang selama ini warga tahui antara pelaku dan korban yang masih ada hubungan saudara itu baik-baik saja. Tidak ada permasalahan apapun yang terlihat sepintas oleh warga.
Lalu, kesehariannya pelaku juga terlihat normal, tidak ada prilaku atau gejala yang menunjukkan ada gangguan psikologis.
Sehingga ada dugaan pembunuhan sadis yang tega dilakukan oleh tersangka, termasuk menikam anak korban Nafiz dan Alifah, sepupunya dilatarbelakangi tersangka Putra dalam penguasaan narkoba saat melancarkan aksi brutalnya itu.