Berita Kutaraja

Kuota KUR Sektor Usaha Pertanian Aceh Capai Rp 1,4 Triliun, Tapi Serapannya Rendah Gara-gara Hal Ini

Data ini mencakup sejak kantor layanan BRI konvensional sudah tidak lagi beroperasi di Aceh pada Desember 2020 lalu.

Penulis: Herianto | Editor: Saifullah
Foto : Ig @ojkindonesia
Ilustrasi keringanan kredit akibat pandemi global Covid-19. 

Laporan Herianto | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Plt Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh, Ir Chairil Anwar MP mengungkapkan, kuota dana kredit usaha rakyat (KUR) untuk sektor pertanian yang dialokasikan pemerintah pusat untuk Aceh pada tahun anggaran 2021, mencapai Rp 1,4 trilliun.

“ Tapi, akibat kantor layanan BRI konvensional tidak lagi beroperasi di Aceh, pencairan dana KUR untuk sektor usaha pertanian sampai bulan akhir Februari lalu, masih sangat rendah yakni baru senilai Rp 43 miliar,” kata Chairil Anwar, didampingi Kepala Bidang Ir Fahrurrazi kepada Serambinews.com, Senin (8/3/2021), di ruang kerjanya.

Fahrurrazi mengungkapkan, data realisasi pencairan dana KUR untuk Aceh senilai Rp 43 miliar itu, ia peroleh dari pihak Direktorat  Pembiayaan Ditjen Prasarana dan Sarana Kementerian Pertanian.

Data ini mencakup sejak kantor layanan BRI konvensional sudah tidak lagi beroperasi di Aceh pada Desember 2020 lalu.

“Informasi yang kami dengar dari Kanwil BRI konvensional Aceh menyebutkan, bahwa penanganan dana KUR untuk sektor pertanian setelah kantor operasi BRI konvensional tidak lagi beroperasi di Aceh, akan digantikan oleh Kantor BRI Syariah,” terang Fahrurrazi.

Baca juga: Ingin Dapat Bantuan Pemerintah, Peternak Harus Terdaftar di Simluh, Begini Penjelasan Distanpan

Baca juga: Hari Perempuan Internasional 2021, Ini 15 Kutipan Inspiratif, Cocok untuk Status, WA, IG dan Twitter

Baca juga: Kaesang Akui Sudah Putus dengan Fellicia Hingga Dimaki, Ibunda Fellicia Ungkap Pernah Dijanji Nikah

“Sementara Kantor BRI Syariah sekarang ini sudah bergabung dengan Kantor Bank Syariah Indonesia (BSI), termasuk di dalamnya BNI Syariah dan Bank Mandiri Syariah,” urai dia.

“Tapi pada saat kita butuh data realisasi dana KUR pertanian setelah layanan Kantor BRI konvensional tak lagi operasi di Aceh dan BRI Syariah sudah bergabung dengan BSI, tidak tahu lagi ke mana harus dating,” keluhnya.

Selain itu, ungkap Fahrurrazi, para petani di berbagai daerah di Aceh sekarang ini kebingungan kepada bank mana mereka harus mengusulkan permohonan untuk mendapatkan dana KUR sektor usaha pertanian.

“Sedangkan saat ditanya kepada BSI, mereka mengaku belum bisa melayaninya,” papar Fahrurrazi.

Di sisi lain, beber dia, kuota dana KUR Aceh tahun ini sebesar Rp 1,4 triliun, lebih besar dari tahun lalu yang hanya sekitar Rp 936 miliar.

Baca juga: Media Arab Sebut UEA akan Membangun Resor Pariwisata Senilai 500 Juta Dolar di Aceh Singkil

Baca juga: Arab Hancurkan Drone Berbahan Peledak dari Yaman yang Target Permukiman Sipil, Milik Kelompok Houthi

Baca juga: Gadis SMA Dirudapaksa oleh Pacarnya, Teriak Minta Tolong Tapi Tak Terdengar Gegara Musik Keras

“Hanya saja yang masih membingungkan sekarang, untuk pengajuan permohonan pencairan harus kemana?” tanyanya.

“Kantor BSI baru ada di ibu kota provinsi, yaitu di Kota Banda Aceh. Apakah dalam operasinya nanti, bekas kantor BRI, BNIk maupun Bank Mandiri yang ada di ibu kota kabupaten diubah menjadi Kantor BSI? Ini juga kita belum dapat informasi dari BI maupun OJK,” ujar Fahrurrazi.

Menurut Plt Kadistanbun Aceh, Ir Chairil Anwar MP, dana KUR sektor usaha pertanian itu sangat dibutuhkan para petani di Aceh untuk meningkatkan permodalan usahanya dan meningkatkan pendapatan petani serta mengurangi jumlah pengangguran dan kemiskinan.

Pada masa pandemi Covid-19 tahun 2020 lalu, ungkap Chairil Anwar, realisasi dana KUR di Aceh cukup besar mencapai Rp 2,5 trilliun untuk semua sektor usaha.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved