Opini

Kompleks Jackie Chan, Spot Wisata yang Terbengkalai

SAYA pernah bertanya pada seorang teman dari luar Banda Aceh. “Jika kawan hendak berwisata ke Banda Aceh, dalam check list tujuan wisata

Editor: hasyim
zoom-inlihat foto Kompleks Jackie Chan, Spot Wisata yang Terbengkalai
IST
Oleh Amrullah Bustamam, LL.M Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Banda Aceh, melapor dari Jantho, Aceh Besar

Dari sisi lain Anda akan dimanjakan dengan pemandangan hijaunya bukit dan indahnya Gampong Labui dan Gampong Lampineung, Kecamatan Baitussalam, searah mata memandang. Wow...

Jika Anda berkeliling kompleks ini, maka keseruan lain akan Anda dapati, yaitu senyum tegur ramah penduduk kompleks tentunya. Jalan aspal yang naik turun antarblok kompleks menambah serunya perjalanan di kawasan ini. Sesekali Anda dapat berjumpa kawanan monyet liar yang tanpa sungkan mendekati Anda. Jelas, tempat ini menghadirkan sangat banyak sudut untuk Anda bersantai ria dan mendokumentasikan setiap momen.

Bila Anda berkunjung malam hari, maka Anda akan mendapati indahnya warna terang dari atas langit Kota Banda Aceh. Makin syahdu jika ditemani segelas kopi.

Tahun 2018 lalu, Web tripadvisor.co.id sempat memasukkan kompleks ini sebagai salah satu tema review-nya yang diberi judul “Reviews-Jacky_Chan_House-Banda_Aceh_Aceh_Sumatra”. Web ini cukup terkenal karena selalu menginformasikan objek wisata ternama di mana pun.

Kondisi di atas mungkin masih sama saja bila parameternya kita melihat dari sisi pemandangan yang dihadirkan dari kompleks ini, baik dari sisi utara maupun sisi baratnya. Tapi bagi penulis, bila melihat kompleks ini dari sisi peminat, sepertinya tidak lagi menjadi prioritas salah satu spot wisata tsunami bagi wisatawan saat ini, baik wisatawan lokal maupun lainnya. Hal ini terlihat dari tutupnya kafe-kafe milik warga sekitar, rumah-rumah yang dijadikan spot khusus oleh pemiliknya yang sebelumnya dibeli dengan harga mahal, sekarang telah ditelantarkan begitu saja.

Menurut saya, ada beberapa sebab mengapa kompleks ini tidak lagi menjadi prioritas wisatawan. Pertama, karena kondisi pandemi Covid-19 yang berkepanjangan. Tutupnya akses wisatawan mancanegara masuk Indonesia menjadi faktor utama berkurangnya wisatawan yang berkunjung ke Aceh.

Kedua, akibat kurangnya promosi dan kurangnya perhatian pemerintah, khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh ataupun Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Aceh Besar terhadap kompleks relokasi warga tsunami pascarehab rekon  sebagai objek wisata, menjadikannya semakin terlupakan sebagai spot wisata tentunya.

Solusi alternatif yang mungkin dapat dilakukan pemerintah dalam mengembalikan ruh Kompleks Jackie Chan sebagai spot wisata tsunami ternama di Aceh menurut saya adalah Pemerintah Aceh mengajak masyarakat kompleks secara bersama dengan semangat partisipatif untuk menjadikan kompleksnya semenarik mungkin menjadi tujuan wisata seperti mengecat setiap rumah dengan warna yang kontras warna-warni seperti Konsep Kampung Wisata Jodipan di Malang, Jawa Timur atau Kampung Biru di Bukit Kota Malang, Kampung Warna-warni di Palembang dan lainnya.

Selanjutnya, dari sisi aksesnya, pemerintah membantu membuatkan papan petunjuk arah yang memadai di setiap simpang jalan sebagai wahana informasi keberadaan lokasi wisata ini. Apabila program ini telah berjalan, selanjutnya pemerintah dapat membantu masyarakat di wilayah ini membuka usaha mandiri. Dengan harapan, Kompleks Jackie Chan ini akan kembali menjadi spot wisata tsunami pascapandemi Covid-19 dan bertambah meningkatnya perekonomian masyarakat Gampong Neuheun, serta bertambah pula PAD Aceh Besar tentunya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved