Berita Luar Negeri

Kisah Pengungsi Suriah Sempat Putus Kuliah Akibat Perang Hingga Jadi Dokter di Turki

Ibrahim Saban seorang pria yang sempat putus kuliah karena melarikan diri dari perang di Suriah, menjadi dokter di Turki.

Penulis: Syamsul Azman | Editor: Muhammad Hadi
Anadolu Agency
Ibrahim Saban seorang pria yang sempat putus kuliah karena melarikan diri dari perang di Suriah, menjadi dokter di Turki. 

SERAMBINEWS.COM - Ibrahim Saban seorang pria yang sempat putus kuliah karena melarikan diri dari perang di Suriah, menjadi dokter di Turki.

Ia merupakan pengungsi Suriah dan mencapai mimpinya yang sempat tertunda di negara sejuta sejarah.

Ibrahim Saban berusaha keras untuk kembali melanjutkan mimpinya untuk menjadi tenaga medis.

Melansir dari Anadolu Agency, Minggu (14/3/2021), Ibrahim meninggalkan Suriah pada tahun 2013 silam, saat dirinya sedang kuliah kedokterakn di Universitas Allepo.

Pada tahun 2014, ia mengikuti ujian masuk untuk mahasiswa asing di Istanbul.

Ia beruntung dan berhasil masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Sakarya di Turki.

Baca juga: Gunung Emas di Kongo, Ternyata Berton-ton Logam Mulia tak Dilaporkan Hingga Diselundupkan

Setelah lulus dari universitas tahun 2020, ia melayani pasien di layanan darurat pandemi di Rumah Sakit Pelatihan dan Riset Sakarya.

Seluruh dunia tahu Turki ramah bagi siapapun, ia memuji dan bersyukur bisa melanjutkan mimpinya.

"Turki menerima pengungsi dan menunjukkan pendekatan kemanusiaan dan kasih sayang.

"Bangsa ini sangat peduli dengan kemanusiaan dan tidak segan membantu seseorang yang sedang dalam situasi sulit.

"Anda benar-benar tidak akan menemukannya di tempat lain di dunia," katanya.

Baca juga: Tips Mengatasi Migrain Tanpa Obat, Penuhi Kebutuhan Nutrisi hingga Istirahat dalam Ruangan Gelap

Baca juga: Niatnya Ingin Makan Enak, Wanita Ini Malah Temukan Hewan Menjijikkan Makanannya

Ibrahim mengatakan dirinya sangat bahagia dengan gelar dan perannya yang kini bisa membantu banyak orang.

"Merupakan tugas kami untuk membantu siapapun dan yang memiliki masalah kesehatan, terlepas dari manapun asal mereka.

"Saya melakukan ini di Turki dan membuat saya lebih bahagia karena Turki telah membantu saya menjadi seorang dokter," katanya.

Suriah telah terlibat dalam perang saudara yang ganas sejak awal 2011, ketika rezim Bashar al-Assad menindak protes pro-demokrasi dengan keganasan yang tak terduga.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved