Jurnalisme Warga
Pulo Aceh di Tengah Cerita Tak Berujung
Pulo Aceh merupakan salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten Aceh Besar yang terletak di ujung barat Pulau Sumatra

Sekretaris Daerah Aceh Besar yang saat itu dijabat Drs Iskandar. M.Si (alm) kepada Media Center Aceh Besar menyampaikan bahwasanya Kapal Peunaso yang berkapasitas 22 penumpang ini nantinya akan dijadikan sebagai alat transportasi pemerintah dalam rangka kunjungan kerja.
"Untuk saat ini KM Peunaso tidak melayani rute penyeberangan, kecuali dalam kondisi darurat, kapal ini bisa langsung digunakan," katanya.
Selain untuk kunjungan kerja, kapal ini juga akan digunakan sebagai alat transportasi untuk memajukan pariwisata bahari yang ada di Aceh Besar dan juga sebagai armada ambulans.
Lagi-lagi bobrok Pemkab Aceh Besar terkuak, omongan dan kenyataan tidak sinkron. Seharusnya, jika KM Peunaso itu dibeli untuk kepentingan mobilisasi pegawai ke Pulo Aceh serta bisa digunakan untuk kondisi darurat, yakinlah peristiwa guru malas datang ke Pulo Aceh, kalaupun terjadi barangkali akan berkurang. Selain itu, peristiwa masyarakat yang mengalami musibah, sakit, kecelakaan, dan melahirkan atau meninggal yang jenazahnya harus dibawa pulang ke Pulo Aceh tidak lagi menggunakan boat nelayan. Menyikapi kondisi tersebut masyarakat Pulo Aceh pun bertanya-tanya saat peristiwa darurat itu terjadi ke manakah kapal Peunaso?
Saat ini gema pembelian ambulans laut semakin berdentang. Angin segar kembali diembuskan oleh Pemkab Aceh Besar kepada masyarakat Pulo Aceh. Harapannya, sebelum pembelian kapal ambulans laut itu dilakukan, idealnya Pemkab Aceh Besar melakukan telaah ulang apakah dengan anggaran yang disediakan hari ini cukup untuk membeli sebuah kapal ambulan laut yang standar?
Atau barangkali, Pemkab Aceh Besar perlu mencari solusi dengan merefungsi kembali kapal Peunaso yang sudah ada untuk bisa dialihfungsikan sebagai ambulans laut. Analisis ini sangat penting dilakukan oleh Pemkab Aceh Besar agar apa pun pengadaan barang untuk kepentingan masyarakat Pulo Aceh benar-benar tepat sasaran dan bisa berfungsi secara maksimal.
Pada akhir reportase ini, meminjam istilah yang digunakan oleh Ketua DPRK Aceh Besar, Iskandar Ali, jangan jadikan Pulo Aceh sebagai objek “selfie politik” tanpa memberi solusi konkret. Ini penggalan kalimat yang sangat menyentuh, tetapi harapan kami masyarakat Pulo Aceh di bawah kepemimpinan Saudara hendaknya slogan tersebut benar-benar tidak terjadi dan Pulo Aceh ke depan benar-benar menjadi wilayah kepulauan yang tidak lagi menitikkan air mata. Dan, jangan pula menjadi untaian cetita yang tak berujung.