Berita Aceh Jaya

Sejarah Dayah BUDI Lamno dan Bangkit dari Dahsyatnya Tsunami Aceh

Dayah BUDI Lamno ini didirikan pada tanggal 4 April 1967 oleh Tgk. H. Ibrahim bin Ishaq (Alm) sekaligus menjadi pimpinan pada tahun 1967 – 1997

Penulis: Riski Bintang | Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Pondok Pesantren Yayasan dayah Bahrul ‘Ulum Diniyah Islamiyah (BUDI) Lamno yang terletak di Desa Janguet, Kecamatan Indra Jaya, Kabupaten Aceh Jaya, Propinsi Aceh 

Keinginan ini didukung olah masyarakat dan juga pemerintah disertai bantuan dari NGO dalam negeri maupun luar negeri,” jelas Tgk H Asnawi Ramli yang disampaikan Tgk Afiz salah satu pengurus Pesantren Budi Mesja Lamno

Alhamdulillah, setelah berapa tahun terjadinya gempa Bumi dan Tsunami, sekarang ini sekitar kurang lebih 80 persen pembangunan Dayah BUDI  dari yang direncanakan sudah terwujud.

Baca juga: Kisah Film Ottoman Bantu Kerajaan Aceh, Pria Turki Ini Penasaran Hingga Jatuh Cinta Pada Gadis Aceh

Dengan terwujudnya pembangunan ini, 1222 santriwan dan santriwati Dayah BUDI telah bisa  kembali menikmati belajar mengajar dengan prasarana pendidikan yang ada

Selain sudah terbangunnya sebagian Infrastruktur dayah.

Dayah BUDI juga terus berusaha membangun kembali prasarana perekonomian Dayah yang tertinggal dan juga berusaha mengembangkan prasarana perekonomian yang baru.

Pesantren Budi Mesja Lamno yang memiliki misi melahirkan ulama dan intelektual yang dilandasi oleh panca jiwa yang menjadi ruhul ma`had, yaitu keikhlasan, kesederhanaan, berdikari, ukhwah islamiyah dan kebebasan dan mampu menguasai ilmu agama Islam yang mampu berdedikasi di dunia akademis maupun sosial kemasyarakatan itu sendiri.

Baca juga: Palang Merah Internasional Kunjungi Darul Ihsan, Bahas Dayah dari Kolonial Belanda Hingga Damai Aceh

Saat ini memiliki 130 tenaga pengajar dimana 80 merupakan ustad dan ustazah dan 30 Badal Ustad.

Pendidikan dan pengajaran di Yayasan Dayah BUDI Mesja ditujukan ke arah pembentukan Sumber Daya Manusia yang berakhlak mulia, berbadan sehat, berpengetahuan luas, beramal ikhlas guna mengabdi di masyarakat.

Peserta didik diharapkan tumbuh menjadi manusia yang berwawasan keagamaan yang universal dan kosmopolitan, dan mempunyai kemampuan yang tinggi menghadapi kehidupan masyarakat modern

dan menghindari pengaruh budaya westernisasi dan menyiram kesegaran bathin generasi muda yang menjadi korban sekulerisme budaya asing.

Demikian juga pendidikan dan pengajarannya senantiasa diarahkan untuk berperan aktif membina keteguhan, keimanan dan berjihad di jalan Allah, berpegang taguh pada Al-Quran, Sunnah Rasul, Ijma` Ulama, serta Qiyas yang berwawasan Ahlus Sunnah.(*)

Baca juga: Viral Video Higgs Domino Game Saat Shalat Berjamaah, Tokoh di Lhokseumawe Minta Polisi Usut Tuntas

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved