Berita Subulussalam

Menengok Masjid Asilmi Warisan Soeharto di Kota Subulussalam, Hingga Kini Ramai Jamaah

Asilmi, begitu nama yang kini melekat pada salah satu masjid di Kota Subulusalam.....

Penulis: Khalidin | Editor: Jalimin
SERAMBINEWS.COM/KHALIDIN
Masjid Asilmi yang bangunan yang berbentuk ‘rumah joglo’ ini dulunya bernama masjid Pancasila. Asilmi merupakan salah satu masjid peninggalan Presiden ke-2 Republik Indonesia, HM Soeharto terletak di sisi jalan Teuku Umar pusat Kota Subulussalam. 

Laporan Khalidin I Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Asilmi, begitu nama yang kini melekat pada salah satu masjid di Kota Subulusalam. Bangunan yang semula berbentuk ‘rumah joglo’ ini terletak di sisi jalan Teuku Umar pusat Kota Subulussalam.

Bagi sebagian orang yang sering berkunjung ke Kota Subulussalam apalagi penduduk setempat mungkin masjid Assilmi sudah tidak asing lagi menjadi pilihan untuk menunaikan ibadah shalat.

Tapi taukah anda, bangunan tersebut dulunya bernama masjid Pancasila. Benar, Asilmi merupakan salah satu masjid peninggalan Presiden ke-2 Republik Indonesia, HM Soeharto.

“Masjid ini satu dari 999 masjid yang dibangun oleh Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila (YAMP),” kata H Ansari Idrus Sambo SH, Ketua Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Aslimi kepada Serambinews.com, Selasa 1 Desember 2020

Masjid ini dibangun pada tahun 1989 di hamparan lahan seluas satu hektare. Kemudian sekitar tahun 1992 tepatnya bulan Februari Masjid ini pun diresmikan langsung oleh Harmoko, Menteri Penerangan kala itu.

Baca juga: Ada Aksi Penggalangan Dana Beli Kapal Selam Pengganti Nanggala-402, Diprakarsai Masjid Jogokariyan

Baca juga: Cara Cek Penerima Bantuan UMKM Mekar BNI Banpres BPUM Rp 1,2 Juta, Ini Cara Daftarnya

Hingga sekarang, masjid warisan Soeharto ini masih berdiri kokoh dengan arsitektur khas Indonesia. Di samping sebelah kanan masjid terdapat bangunan Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN).

Lalu di bagian belakang masjid atau persis sebelah timur berdiri banguna perpusatakaan serta fasilitas MCK untuk kaum wanita.

Awalnya, pada bagian atap memiliki 3 tingkat dengan genteng warna coklat tua.  Tidak ada kubah beton berbentuk bulat lonjong, sebagaimana masjid pada umumnya.

Yang ada cungkup tiga susun yang makin ke atas makin kecil dengan bahan genting. Di pucuk atap terdapat lafaz "Allah" dalam tulisan Arab di dalam segi lima. Itulah ciri khasnya.

Keunikan lainnya bangunan ini tanpa tiang penyangga di bagian tengah masjid sehingga ruangan terlihat lapang.

Masjid ini persis berada di sisi kiri jalan jika Anda berkendara dari Banda Aceh menuju Medan, Sumatera Utara.

Masjid Pancasila merupakan sumbangan dari Yayasan Amal Bakti Pancasila. Sebuah yayasan yang salah satu tokoh pendirinya adalah Presiden Soeharto.

Sebelum Masjid Agung Subulussalam difugsikan, sederet kegiatan keagamaan tingkat Pemko Subulussalam dilaksanakan di Asilmi. Asilmi menjadi masjid tingkat kecamatan selama belasan tahun lalu.

Baca juga: Warga Bireuen Positif Covid-19 Bertambah Delapan Orang, Ini Datanya

Lalu setelah Pemko Subulussalam lahir Asilmi menjadi masjid tingkat kota. Malah, sebelum lahirnya Pemko Subulussalam pernah pula dilaksanakan kegiatan terkait pemekaran kota ini dan dihadiri Sekda Aceh Thantawi Ishak kala itu.

Para tamu besar termasuk ustadz atau tokoh penting lainnya ketika berkunjung ke berkunjung ke Subulussalam acapkali meluangkan waktu shalat berjamaah di Masjid Asilmi dan menyampaikan tausiah.

Setelah puluhan tahun dibangun masjid tersebut akhirnya mengalami renovasi. Ini karena jumlah jamaah yang kian ramai sementara daya tamping masjid pancasila yang kini bernama Asilmi terbatas.

Sekitar tahun 2011 yang lalu bangunan masjid Asilmi direnovasi. Beberapa komponen bangunan mengalami perubahan karena pelebaran.

Mulai dinding, atap, plafon, serta pembuatan tiang penyangga. Begitu pula lantai masjid yang tadinya keramik biasa, kini sudah diganti dengan granit. Terdapat pula empat menara di bagian sudut masjid.

Semula, bangunan masjid Asilmi berdinging kuning gading, namun sekarang sudah berubah jadi putih kombinasi hijau tua.

Baca juga: UAS Ajak Masyarakat Patungan Beli Kapal Selam Gantikan KRI Nanggala 402, Ustad Yusuf Mansur Dukung

Masjid tersebut diresmikan Presiden Soeharto, sayangnya bukti peresmian berupa prasasti dengan tanda tangan Pak Harto kini tidak ada lagi.

Posisinya yang berada di pusat kota dan sisi jalan protokol Subulussalam membuat masjid Asilmi tak pernah sepi jamaah.

Bisa dimaklumi kalau masyarakat nyaman menunaikan ibadah di Masjid Assilmi. Sebab, kondisi masjid sangat bersih dan terawat.

Bahkan masjid ini sering digunakan sebagai tempat singgah bagi masyarakat yang ingin beristirahat.

Malahan, saat shalat zuhur dan ashar, jamaah tetap ramai paling sedikit dua shaf. Jamaah teramai di waktu maghrib dan isha termasuk Shubuh.

Bangunan masjid ini awalnya hanya memiliki ukuran 19 m X 19 meter persegi yang dapat menampung jamaah sebanyak 200-an orang saja.

Seiring semakin bertambahnya jumlah jamaah yang datang ke masjid, maka dilakukan renovasi. Pemugaran dilakukan mulai tahun 2011 silam.

Baca juga: Sang Operator Senjata KRI Nanggala Itu Pergi Saat Istri Baru Dinikahinya Selalu Menantinya Pulang

Renovasi yang dilakukan tidak merubah sejumlah struktur bangunan aslinya. Sekarang masjid ini berukuran 30 X 30 meter persegi dan dapat menampung sekitar 600 orang jamaah.

Masjid ini dilengkapi delapan pintu utama yakni kiri kanan tiga serta bagian belakang dua pintu masuk serta sederet jendela.

"Ada perubahan tapi tidak semua. Sebagian besar tetap memperlihatkan struktur bangunan aslinya, sehingga bisa mengetahui sejarah masjid ini terbangun serta bentuknya," terang Ir. Muzakir dan Saiban Gabar, bendahara dan sekretaris BKM Asilmi.

Pada bulan Ramadan ini, biasa dilakukan tadarus Alquran, iktiqab serta buka puasa bersama dan ceramah agama.

Sementara di pelataran gerbang masjid Asilmi digelar dagangan kuliner berbuka puasa. Kegiatan ini dilakoni para remaja masjid Asilmi sejak 2004 lalu.

Sementara di bulan-bulan biasa seperti sekarang juga rutin dilaksanakan pengajian dua kali seminggu yakni Sabtu dan Minggu.

Baca juga: Pemko Banda Aceh Kembali Gelar Pasar Murah, Catat Jadwal, Lokasi dan Harga Subsidi

Setiap ada kegiatan keagamaan (maulid, peringatan 1 muharram, israk mikraj, nuzulul qur'an dll) selalu dilaksanakan penyantunan anak yatim, setiap anak yatim disantuni 300.000 X 80 org anak yatim sekitar masjid.

Tabung amal atau sumbangan jamaah setiap jumat mencapai Rp 4 juta sementara hari biasa sebesar Rp 3,5 juta per minggu.

Kilas balik presiden kedua Republik Indonesia yang ternyata banyak menorehkan catatan sejarah panjang tentang kekuasaannya.

Soeharto dengan latarbelakangnya sebagai militer mampu menggenggam jabatan Presiden Republik Indonesia selama 31 tahun sejak tahun 1967 yang dikenal dengan sebutan rezim orde baru.

Soeharto mengawali kepemimpinannya setelah ditunjuk menduduki jabatan pejabat pesiden bersifat mandataris melalui sidang istimewa Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dan Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR-GR) yang berlangsung di Istora Senayan, tepatnya pada 12 Maret 1967.

Soeharto yang dijuluki sebagai The Smiling General, yakni orang yang selalu tersenyum itu menempatkan posisinya masuk dalam urutan kedelapan daftar pemimpin dunia yang lama berkuasa.

Baca juga: Jalan di Tangan-Tangan Abdya Rusak dan Jadi Kolam Saat Hujan, Begini Kondisinya Terkini

Dari sejumlah deretan nama tersebut seperti, Fidel Castro (Kuba) selama 49 tahun, Chiang Khai-shek (China-Taiwan) selama 47 tahun, Kim Il Sung (Korea Utara) selama 46 tahun, Muammar Khadafi (Libya) selama 42 tahun, Omar Bongo Ondimba (Gabon) selama 41 tahun, Enver Hoxha (Albania) selama 40 tahun dan Robert Mugabe (Zimbabwe) selama 37 tahun.

Seiring perjalanannya menahkodai perahu Nusantara ini, Soeharto bersama Kabinet Pembangunan yang ia bentuk melakukan sentralitas pembangunan baik pada tataran nasional maupun internasional.

Program yang cukup fundamental kala itu adalah kebijakan program transmigrasi yang dicanangkan pada tahun 1969 melalui proyeksi Pembangunan Lima Tahun (Pelita I dan VI).

Tak hanya itu saja, citra pembangunan yang diwariskan dari tokoh utama di balik penumpasan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI) ini diantaranya seperti pembangunan Masjid.

Hingga saat ini, masjid-masjid tersebut masih tampak kokoh berdiri, bahkan Masjid-masjid tersebut tak sedikit umat Muslim yang menjadikannya sebagai Masjid utama di beberapa daerah. Dan Masjid itu pun cukup mudah dikenali sebab arsitekturalnya didesain seragam.

Berdasarkan berbagai referensi, ada sebanyak 999 Masjid yang dibangun oleh sosok yang dikenal dengan sapaan Pak Harto itu.

Baca juga: Warga Ateuk Jawo Santuni Anak Yatim

Masjid itu pun sangat terkenal dengan sebutan Masjid Pancasila, sebab pencanangan pembangunannya digagas melalui Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila (YAMP) yang diinisiasi langsung oleh Pak Harto, tepatnya pada 17 Februari 1982 lalu.

Pada waktu itu, total anggaran yang dihabiskan untuk pembangunan 999 Masjid itu mencapai 207 miliar.

Jumlah Masjid Pancasila ini juga dikelompokkan dengan tipe bangunan yang bervariasi diantaranya, tipe 15 (15x15 meter) sebanyak 495 unit, tipe 17 (17x17 meter) sebanyak 375 unit dan tipe 19 (19x19 meter) sebanyak 129 unit.

Sumber pembiayaannya sendiri melalui sumbangan bulanan anggota Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri), Tentara Nasional Indonesia (TNI), Polisi Republik Indonesia (Polri).

Secara desain bangunan, Masjid tersebut memiliki arsitektural yang khas yaitu, bercungkup susun tiga mirip rumah joglo.

Pada ujung cungkup ditambahkan kaligrafi bertuliskan Allah di dalam segi lima yang merupakan gambaran makna daripada Pancasila itu sendiri.

Penyebaran pembangunan Masjid tersebut merata hingga ke seluruh provinsi, salah satunya Provinsi Aceh.

Baca juga: Mendagri Minta Daerah Serius Bersama Pusat Tangani Pandemi Covid 19

Berdasarkan penelusuran Serambinews.com di website www.soeharto.co https://soeharto.co/daftar-masjid-yayasan-amalbhakti-muslim-pancasila-yamp-provinsi-nangro-aceh-darussalam/

Terdapat sebanyak 32 unit Masjid yang dibangun di Aceh yang terdiri dari tipe 15 (19 unit), tipe 17 (11 unit), tipe 19 (2 unit).

Dari total 32 unit Masjid tersebut, satu diantaranya dibangun di Subulussalam dengan model tipe 19.

Masjid Pancasila di Subulussalam berada di urutan ke 18 dari 32 unit total jumlah yang dibangun YAMP di Aceh.

Saat ini, BKM masjid Asilmi tak hanya memfasilitasi ibadah bagi umat muslim tapi turut melaksanakan kegiatan sosial.

Sejak virus corona merebak di negeri ini, BKM melancarakan kegiatan bantuan untuk kaum miskin atau dhuafa sekitar masjid Asilmi.

Kegiatan bernama Jumat Peduli tersebut menyalurkan sembako berupa beras, telur, minyak goreng dan lainnya untuk empat kepala keluarga dengan total nilai bantuan per KK Rp 250.000.

“Karena bencana covid-19 berdampak terhadap ekonomi masyarakat masjid turut bertanggungjawab pada masyarakat sekitarnya sehingga kami membuat program bantuan bagi kaum miskin,” pungkas Ansari yang juga mantan Anggota dan Ketua DPR Kota Subulussalam tersebut. (khalidin umar barat)

Baca juga: Bupati Gorontalo, Keluarga, dan Staf Ikuti Suluk di Dayah Darul Ihsan Labuhan Haji Aceh Selatan 

Baca juga: Mengerikan, Cucu Bunuh Nenek, Korban Didorong dari Lantai Dua Terjatuh ke Lantai Satu, Lalu Dicekik

Baca juga: Strawberry Almondy Jadi Incaran Kue Lebaran Tahun Ini

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved