Berita Banda Aceh

Untuk Memutus Rantai Penularan Covid, 3T dan 3M Sama Pentingnya bagi Aceh

peningkatan kasus positif Covid-19 boleh jadi dikarenakan tidak lagi maksimalnya praktik 3T dilakukan di tengah masyarakat

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Dosen senior Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (FK USK), Dr dr Azharuddin SpOT K-Spine FICS 

"Jadi, genuine masukan yang kita dapatkan. Apa yang sudah baik dipertahankan dan apa lagi yang perlu terus diberi perhatian ya kita optimalkan pencapaiannya," saran spesialis bedah tulang ini.

Bicara tentang thermogun, Azharuddin menilai, thermogun selama ini hampir tidak ada yg bisa "menangkap" si terduga Covid.

"Yang tetap diyakini ampuh adalah prokes yang ketat dan bukan sekadar formalitas belaka," imbuhnya.

Azharuddin menyebutkan, orang tanpa gejala (OTG) itu 99,9% tidak demam, jadi tidak terdeteksi dengan thermogun.

"Sudah 15 bulan ini kita diajari apa oleh thermogun? Mending yang konsisten adalah prokes, jika semuanya mau bergerak mungkin bisa, tapi kenyataannya yang bergerak hanya 10-15% saja," keluhnya.

Baca juga: Israel Negara Kecil Penguasa Dunia, Fakta Sejarah Ulasan Pria Kashmir India

Ia sarankan, coba saja secara berjenjang semua pihak sama keras dan konsistennya, mulai dari presiden, menteri, gubernur, bupati wali kota, camat, lurah, RW, dan RT, barulah Covid itu terjepit. 

"Sekarang kan 80-an persennya basa-basi saja. Mestinya tugas pemerintah ya memerintah, bukan lagi sekadar mengharapkan, mengimbau, dan sejenisnya berupa retorika saja. Memang kerja berat, kerja berisiko, kerja tidak populer, tapi memang itulah kewajibannya," tukas Azharuddin. 

Terakhir, ia pesankan untuk  semua pihak bahwa akhir-akhir ini dengan munculnya varian baru/mutasi Covid-19 didapatkan gejala klinis yang dirasakan/dikeluhkan pasien bahwa sudah tidak begitu khas lagi. Tapi malah lebih berat dan fatal. 

Contohnya, seorang lelaki usia 50-an tahun yang relatif masih muda, mengeluh hanya lemas, sangat kelelahan, sakit semua sendi-sendi dan badan, mencoba istirahat, minum obat standar yang biasa diminumnya.

Baca juga: Israel Semakin Brutal, PM Netanyahu Perintahkan Semua Alutsista Digunakan untuk Bombardir Gaza

Namun, 3-4 hari tidak juga membaik kondisinya, malah makin parah. Nah, hari ke-5 dia datang ke ruang emergency di rumah sakit. Ketika diperiksa ia memang positif terinfeksi Covid-19.

Nah, meski sudah diupayakan pertolongan maksimal, tetapi tidak tertolong dan orang tersebut meninggal.

"Lesson learned-nya adalah waspada, waspada, dan waspada. Jika merasakan sesuatu gejala yang tidak biasanya segeralah datang ke fasilitas kesehatan.

Jangan anggap sepele, sampai dipastikan apakah mengarah ke Covid atau tidak. Jangan 'gambling', apalagi menganggap remeh Covid-19 atau si makhluk halus itu," demikian saran Dr Azharuddin. (*)

Baca juga: Hari Ini Bupati Aceh Singkil Ikut Rakor dengan Presiden Jokowi

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved