Kupi Beungoh
Kembalikan Orientasi dan Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Islam ke Khittahnya
Selama Islam itu masih Islam yang dibawa Rasulullah saw. dengan Alquran dan Sunnah sebagai pedoman hidup, maka itu pedoman kurikulum bagi muslim
7. Anak-anak lebih banyak interaksi dengan hp/gadget/tv dibandingkan interaksi dengan Alquran, atau buku untuk belajar.
8. Remaja/siswa sekolah muslim terlibat tawuran,
9. Pergaulan bebas di kalangan remaja, dan orang tua
10. Terlibat narkoba baik pemakai maupun pengedar hingga bandar
11. Sering kita dengar diantara anggota keluarga, ketika orang tua meninggal, terjadi perselisihan tentang warisan sampai putus silaturahmi.
12. Serta banyak persoalan lainnya yang kini terjadi di kalangan masyarakat muslim.
Ini menunjukkan bahwa pendidikan yang diterima setiap muslim SD 6 tahun, SMP 3 tahun, SMA 3 tahun, PT (S1, S2, S3) yang kesemuanya ditempuh minimal dalam waktu 15 tahun.
Maka alangkah sayangnya jika hasil pelajaran itu tidak berpengaruh banyak untuk membimbing anak semakin berilmu, semakin patuh dan taat pada pencipta Nya.
Atau pendidikan harus mampu membuat anak sukses secara ekonomi.
Tapi faktanya, semakin hari semamakin banyak pengangguran.
Jangan sampai kita terlambat, jangan sampai anak-anak kita tidak mendapatkan bahagia di dunia secara materi, tahta dan jabatan, akhirat pun tidak karena tidak cukup bekal.
Sementara waktu tidak menunggu, umur tidak bisa kembali.
Ada hal yang harus dievaluasi bersama oleh guru, orang tua, masyarakat, dan pembuat kebijakan pendidikan di negeri ini.
Harus banyak diskusi bahwa pendidikan ini semestinya membuat anak didik semakin dekat dengan Rabb Nya, semakin semangat untuk mendapat kebahagiaan dunia, sehingga mendapat 2 kebahagiaan sekaligus, yaitu kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat.
Banda Aceh, 14 Mei 2021
*) PENULIS Ainal Mardhiah, S.Ag. M.Ag adalah Dosen Tetap Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Ar Raniry Banda Aceh.
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.